Tradisi Male

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Tradisi Male adalah serangkaian upacara keagamaan masyarakat muslim Bali yang dilaksanakan setiap maulid Nabi Muhammad SAW.[1] Sedangkan Male ialah kumpulan telur hias berwarna-warni yang disusun berbagai bentuk, seperti masjid, rumah, dan lain sebagainya.[2] Tradisi ini menggunakan telur sebagai ciri khas dari perayaan maulid nabi karena telur terdiri atas tiga bagian, yaitu kulit, putih telur dan kuning telur yang melambangkan fase kehidupan manusia. Kulit dimaknai sebagai kelahiran, putih telur sebagai kehidupan, dan kuning telur sebagai akhir dari kehidupan.[3]

Pelaksanaan[sunting | sunting sumber]

Tradisi male merupakan upacara untuk memeriahkan perayaan maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan yang biasa dilakukan adalah:

  • Menyelenggarakan pembacaan Al-Quran, shalawat Nabi, dan pembacaan syair Barzanji.
  • Melakukan arakan male keliling kampung hingga ke masjid.
  • Pemotong rambut bayi yang berusia beberapa bulan oleh para sesepuh, yang umumnya alim ulama.
  • Anak yang telah dipotong rambutnya dibawa pulang ke rumah keluarga masing-masing lalu dimandikan dengan air kelapa gading, lalu dirias.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ YETTY, SORAYA - NIM. 04121893, (2009) TRADISI I MALE DI KELURAHAN LOLOAN TIMUR, KECAMATAN JEMBRANA, KABUPATEN JEMBRANA, PROPINSI BALI. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
  2. ^ https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/MALE
  3. ^ http://makassar.tribunnews.com/2014/01/10/maulid-telur-dan-pisang
  4. ^ http://www.balipost.com/news/2017/12/04/30294/Peringati-Maulid-Nabi-Muhammad-SAW,...html