Termografi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gambar salah satu contoh aplikasi distribusi termal menggunakan termografi

Termografi merupakan salah satu teknologi inframerah yang digunakan untuk mendeteksi distribusi termal (suhu) yang ada pada suatu objek.[1] Teknologi termografi umumnya dipakai dalam dunia kesehatan, pembangkitan energi, industri sebagai salah satu metode tribologi dan perawatan mesin serta dalam klimatologi dan geofisika. Dalam perjalanannya, bidang ini mengalami perkembangan pesat terutama dalam dua dekade terakhir seiring dengan kemajuan besar dalam teknologi detektor inframerah, komponen elektronik dan ilmu komputer.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

William Herschel

Perkembangan teknologi sistem pencitraan termal inframerah (IR) atau yang sering disebut dengan termografi sudah dimulai sejak awal abad 19, tepatnya ketika William Herschel menemukan sinar inframerah pada tahun 1800. Empat puluh tahun kemudian, John Herschel menghasilkan citra inframerah yang merupakan bentuk termogram pertama sebelum Czerny (1929)[2] memberikan perbaikan dalam proses pembuatan citranya.[1]


Cara Kerja[sunting | sunting sumber]

Salah satu perangkat kamera inframerah yang digunakan dalam termografi

Perangkat yang bisa menghasilkan citra termal suatu objek disebut thermal imager atau kamera termal inframerah. Alat ini bekerja dengan cara merekam intensitas radiasi sinar inframerah yang terpancar dari suatu objek kemudian dikonversinya ke dalam citra yang bisa dilihat secara visual.[1]

Kamera infra merah memiliki bagian detektor yang berfungsi menangkap gelombang radiasi panas melalui lensa optik.[3] Gelombang radiasi yang ditangkap akan diterjemahkan menjadi sebuah gambar termal yang mempunyai perbedaan warna sesuai tinggi rendahnya temperatur suatu benda. Dalam pengukuran panas ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti:

  1. Jarak objek dari kamera
  2. Temperatur dan kelembaban udara
  3. Rasio energi atau emisivitas objek

Berdasarkan prinsip radiasi inframerah ini pula kamera inframerah bisa digunakan untuk mengukur suhu permukaan objek secara nonkontak.[1]


Aplikasi[sunting | sunting sumber]

Termografi saat ini telah diterapkan dalam berbagai bidang yang berbeda.

Elektronika dan Elektrik[sunting | sunting sumber]

Pada inspeksi instalasi listrik, termografi digunakan untuk mendeteksi overheating yang terjadi baik pada bagian koneksi maupun komponen-komponen lainnya sehingga bisa mengantisipasi potensi bahaya yang mungkin ada.[1]

Peralatan Mekanik[sunting | sunting sumber]

Di bidang mekanik, pencitraan termal dari motor, pompa, kipas, bearing, kompresor, elemen pemanas, humidifier dan lain-lain dapat digunakan untuk menganalisis kerusakan dan penurunan efisiensi yang terjadi terutama dalam ketahanan terhadap gesekan dan kehilangan energi (energy loss).[1]

Kedokteran[sunting | sunting sumber]

Selain itu, termografi juga sudah digunakan secara meluas di bidang biologi dan kedokteran.[1] Umumnya, termografi digunakan dokter dalam mendiagnosis jenis penyakit yang diidap seorang pasien atau untuk mendeteksi adanya virus berbahaya atau benih kanker yang ada di dalam tubuh subjek (pasien).[4]

Contoh termografi pada sebuah dinding.

Energi[sunting | sunting sumber]

Termografi juga dipakai dalam audit energi suatu bangunan dan juga distribusi panas di dalam pembangkit listrik. Tujuan utama adalah menentukan distribusi panas yang berhubungan langsung dengan efisiensi termodinamika dari suatu sistem termal terkait.

Militer[sunting | sunting sumber]

Selain itu, termografi juga dipakai sebagai alat bantu pengintaian di dunia militer terutama dalam penginderaan jarak jauh.

Keselamatan Kerja[sunting | sunting sumber]

Termografi juga berfungsi sebagai alat bantu pendeteksi sumber panas dan api bagi para petugas pemadam kebakaran.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g "P2 SMTP LIPI". smtp.lipi.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-17. Diakses tanggal 2019-07-02. 
  2. ^ Czerny, M. (1929-01-01). "Über Photographie im Ultraroten". Zeitschrift für Physik (dalam bahasa Jerman). 53 (1): 1–12. doi:10.1007/BF01339378. ISSN 0044-3328. 
  3. ^ "Pengukuran dan Analisa Hasil Termografi Kamera Inframerah | Libratama.com" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-03. 
  4. ^ "Mamografi dan Termografi: Definisi, Kelebihan, dan Risiko". Hello Sehat. 2018-01-08. Diakses tanggal 2019-07-02.