Terminal Bus Piliang Batusangkar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Terminal Bus Piliang merupakan salah satu terminal angkutan umum yang ada di Batusangkar, kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat selain Terminal Jati dan Terminal Guguk Katitiran. Terminal Bus Piliang melayani rute trayek antar kota dalam provinsi serta antar kota antar provinsi. Untuk memenuhi kebutuhan angkutan serta mempercepat akses mobilisasi barang dan jasa di kota Batusangkar, maka pemerintah daerah kala itu membangun terminal tersebut. Sesuai dengan namanya terminal bus ini terletak di pinggiran kota Batusangkar, tepat nya di Jorong Piliang Kecamatan Lima Kaum Batusangkar. Tujuan dibangunannya terminal tersebut di pinggir kota Batusangkar yakni bertujuan untuk mengurangi kemacetan yang terdapat di pusat kota serta meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar dengan memanfaatkan aktivitas yang terdapat di Terminal Bus Piliang tersebut.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pembangunan terminal dapat memperlancar perpindahan barang dan orang selain itu pembangunan terminal juga menjadi sebuah fasilitas perhubungan yang representatif demi menunjang kemajuan sebuah kota.[2] Pada awalnya terdapat sebuah terminal di pusat kota Batusangkar. Namun, dengan semakin ramainya keberadaan kendaraan umum dan kegiatan masyarakat yang semakin ramai maka diperlukan sebuah keberadaan terminal antar kota yang representatif. Berdasarkan keputusan Kepala Daerah Tingkat II Tanah Datar maka dibangunlah sebuah terminal yang berlokasi di daerah pinggiran kota Batusangkar, tepatnya di Piliang. Yang menjadi prioritas dipilihnya lokasi tersebut dikarenakan ruang terbuka dan strategis.[3] Berikut tahapan pembanguna terminal bus Piliang Batusangkar:

  • Tahun 1982: Tahap pembebasan tanah untuk pembangunan terminal.
  • Tahun 1983: Menyiapkan dan Mengumumkan penetapan lokasi terminal piliang untuk kepentingan umum.
  • Tahun 1984: Dimulainya pembangunan terminal Piliang
  • Tahun 1985: Dimulainya pengoperasian Terminal Bus Piliang, tepatnya diresmikan pada tanggal 5 April 1985 oleh Gubernur Sumatera Barat saat itu yakni H. Azwar Anas Dt. Rajo Sulaiman.

Pengoperasian Terminal Piliang[sunting | sunting sumber]

Pengoperasian Terminal Piliang dikategorikan sebagai terminal tipe B. Terminal tipe B merupakan terminal yang berfungsi untuk melayani kendaraan angkutan kota dalam/luar provinsi, angkutan kota, dan angkutan pedesaan, yang di dalamnya terdapat aktivitas pengelolaan dan pemeliharaan. Pada pengoperasiannya pada tahun 1985 terdapat beberapa perusahaan angkutan bus yang melayani berbagai jurusan ke beberapa kota di Sumatera Barat.

Tabel Nama Bus Beserta Jurusan Tahun 1985 (Sumber: Dinas LLAJR Kabupaten Tanah Datar)
No Jurusan Nama Bus
1 Batusangkar - Padang APD, Tampalo, Logam Mulia, APB, Yanti, Sovia, Tanjung Tiram, Ransam Indah
2 Lintau - Padang Doris - Padang
3 Batusangkar - Bukitinggi Hekmi, Sentral, BPS
4 Batusangkar - Payakumbuh Sari Pasifik
5 Batusangkar - Solok Yanti
6 Batusangkar - Padangpanjang BPS, Helmi, Sentral
7 Batusangkar - Sawahlunto Em Kazet
8 Batusangkar - Lintau Doris Abadi

Selain melayani trayek dengan jurusan antar kota dalam provinsi, Terminal Piliang juga melayani trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).

Tabel Bus AKAP Tahun 1997-1998 (Sumber: Laporan Tahunan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah tingkat II Tanah Datar Tahun 1997/1998)
No Jurusan Nama Bus
1 Batusangkar - Pekanbaru - Dumai Gumarang, PELITA
2 Batusangkar - Jambi - Muara Bungo Yanti, Safa Marwa, Jambi Transport, Pagaruyung
3 Batusangkar - Palembang Yoanda Prima
4 Batusangkar - Kerinci Putra Kerinci
5 Batusangkar - Jakarta Gumarang Jaya, NPM, Usaha Muda

Manfaat Pengoperasian Terminal Piliang[sunting | sunting sumber]

  • Bagi Pemerintah. Keberadaan terminal Piliang turut memberikan kontribusi pemerintah daerah melalui retribusi. Retribusi yang dilakukan dapat menjadi pemasukan bagi anggran pendapatan belanja daerah. sebagai sumber pendapat daerah yakni sumber pendapatan yang tidak termasuk subsidi. Pendapatan asli daerah merupakn usaha daerah guna memperkecil keterhantungan dalam mendapatkan dana dari pemerintah pusat. sumber pendapatan yang digali daerah selama ini antara lain dari pajak daerah, retribusi, penerimaan dinas dan lain-lain. Sumber pendapatan asli daerah yang terbesar diperoleh dari sektor retribusi.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Memori Serah Terima Jabatan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Tanah Datar". pemda. 
  2. ^ Fidel, Miro (2005). Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga. hlm. 15. 
  3. ^ "Terminal Bus Antar Kota Antar Provinsi". Dapertemen Perhubungan Kantor Wilayah Sumatera Barat. web.