Teori gelombang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Teori gelombang merupakan salah satu teori dalam ilmu linguistik yang digunakan untuk menjelaskan pemahaman tentang penyebaran unsur-unsur bahasa yang berasal dari dialek atau bahasa tertentu ke wilayah bahasa kerabat.[1] Teori ini dapat diibaratkan seperti fenomena melempar batu ke dalam air yang menghasilkan gelombang dengan ukuran yang berbeda-beda. Fenomena ini juga terjadi dengan penyebaran bahasa. BIla bahasa kerabat berada di dekat bahasa tertentu, maka semakin besar juga persamaan kata yang ditemukan. Semakin jauh dari sumber bahasanya, maka persamaan bahasa yang ditemukan juga akan semakin kecil.[2]

Teori ini dikemukakan oleh Johannes Schmidt pada 1872, seorang ahli linguistik asal Jerman.[3] Kemudian teorinya tersebut banyak digunakan untuk mengelompokkan bahasa-bahasa yang memiliki bentuk serupa, terutama pada bahasa kerabat. Artinya bahasa yang berasal dari daerah yang sama atau daerah yang berdekatan memungkinkan memiliki kosa kata yang hampir sama. Seperti perkembangan bahasa Jawa dilihat pada bahasa Jawa baku, kata ‘kuning’ dan bahasa Jawa transisi (Jawa area tengah), menjadi kata ‘koning’.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Kridalaksana, Harimurti (2013). Kamus Linguistik (Edisi Keempat). Gramedia Pustaka Utama. hlm. 204. ISBN 978-979-22-3570-8. 
  2. ^ Soeparno (2015). LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF. Yogyakarta: Penerbit K-Media. hlm. 29. ISBN 978-602-72219-0-1. 
  3. ^ "Johannes Schmidt". Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 Oktober 2022.