Tempuling, Indragiri Hilir

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tempuling
Negara Indonesia
ProvinsiRiau
KabupatenIndragiri Hilir
Populasi
 • Total36,844 Jiwa jiwa
Kode pos
29213
Kode Kemendagri14.04.05
Kode BPS1403070
Luas691,19 km²
Desa/kelurahan9

Tempuling adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau yang memiliki luas wilayah 691,19 Km2 atau 69,119 Ha yang terdiri dari 4 Kelurahan dan 5 Desa dengan Ibu Kota Kecamatan adalah Sungai Salak, dengan batas wilayah sebagai berikut:

  1. Sebelah Utara dengan Kecamatan Batang Tuaka
  2. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Enok
  3. Sebelah Barat dengan Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu
  4. Sebelah Timur dengan Kecamatan Tembilahan

Kelurahan dan desa di kecamatan Tempuling[sunting | sunting sumber]

  1. Kelurahan Sungai Salak
  2. Kelurahan Pangkalan Tujuh
  3. Kelurahan Tanjung Pidada
  4. Kelurahan Tempuling
  5. Desa Teluk Jira
  6. Desa Mumpa
  7. Desa Karya Tunas Jaya
  8. Desa Teluk Kiambang
  9. Desa Harapan Jaya

Geografi Tempuling[sunting | sunting sumber]

Tinggi pusat Pemerintahan Kecamatan Tempuling dari permukaan laut adalah 1 s/d 4 meter. Ditepi-tepi sungai dan muara parit-parit banyak terdapat tumbuh-tumbuhan seperti pohon nipah. Keadaan tanahnya sebagian besar terdiri dari tanah gambut dan endapan sungai serta rawa-rawa. Keadaan tanahnya yang sebagian besar terdiri dari tanah gambut maka daerah ini digolongkan sebagai daerah yang beriklim tropis basah dengan udara agak lembap. Curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan April yaitu 348,00 mm dan terendah pada Bulan Oktober yaitu 66,00 mm, sedangkan hari hujan tertinggi terjadi pada Bulan Desember sebanyak 16 hari dan terendah terjadi pada Bulan Oktober sebanyak 4 hari.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Dalam upaya meningkatkan penyelenggaran Pemerintahan, Pelaksanaan Pembangunan dan Pelayanan masyarakat secara berdaya guna dan berhasil guna, Pemerintah telah mengadakan penataan kembali Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan berdasarkan Struktur Organisasi pola minimal sesuai dengan Keputusan Gubernur Provinsi Riau Nomor: 218 Tahun 1997 dan Keputusan Mendagri nomor: 20 Tahun 1997 tentang Tata Kerja Pemerintah Kecamatan. Dalam menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi Camat Tempuling dibantu oleh Sekretaris Kecamatan, 5 (lima) kasi yaitu Kasi Pemerintahan, Kasi Pelayanan Umum, Kasi Tramtib, Kasi Kessos dan Kasi Pemberdayaan Masyarakat serta beberapa instansi vertikal yang ada di wilayah Kecamatan Tempuling.

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Jumlah penduduk Kecamatan Tempuling berdasarkan hasil registrasi penduduk akhir tahun yang dilaksanakan pada Bulan Desember 2016 sebanyak 36.844 jiwa dengan kepadatan penduduk 53 jiwa per Km2. Umumnya penduduk mempunyai pencaharian dibidang pertanian, perkebunan, nelayan, perdagangan dan kerajinan industri. Penduduk Kecamatan Tempuling terdiri dari berbagai suku antara lain: 1) Banjar 67%, 2) Melayu 11%, 3) Jawa 9%, 4) Bugis 8%, 5) Minang 3%, 6) Lainnya 2% dengan sebaran penduduk menurut jenis kelamin disetiap desa/ kelurahan adalah:

No Kelurahan/ Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Kode Pos
1 Sungai Salak 4.591 4.226 8.817 29261
2 Pangkalan Tujuh 2.178 1.684 3.862 29261
3 Tanjung Pidada 1.046 928 1.974 29261
4 Tempuling 2.676 2.232 4.908 29261
5 Teluk Jirah 2.452 2.226 4.678 29261
6 Mumpa 1.838 1.618 3.456 29261
7 Karya Tunas Jaya 1.859 1.557 3.416 29261
8 Teluk Kiambang 1.773 1.696 3.469 29261
9 Harapan Jaya 1.191 1.073 2.264 29261
Jumlah 36.844

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Perwujudan peningkaan sumberdaya manusia di Kecamatan Tempuling, maka dibangun sarana pendidikan yang dimulai dari tingkat dini yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Tingkat Pertama (SLTP dan MTS), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah, baik yang masih berstatus swasta maupun negeri. Mutu pendidikan terus ditingkatkan dengan cara, pembaharuan sistem pendidikan dan menghadirkan guru-guru yang kompeten dibidangnya.

No Kelurahan/ Desa Pendidikan Jlh
Negeri Swasta
1 Sungai Salak SLTA 1 2
SLTP 1 2
SD 7 2
PAUD/ TK 1 1
2 Pangkalan Tujuh SLTP 0 1
SD 1 0
PAUD/ TK 0 1
3 Tanjung Pidada SLTP 0 1
SD 3 0
PAUD/ TK 0 1
4 Tempuling SLTA 0 1
SLTP 0 1
SD 4 1
PAUS/ TK 1 0
5 Teluk Jirah SLTP 0 2
SD 2 1
PAUD/ TK 1 0
6 Mumpa SLTA 0 1
SLTP 1 1
SD 2 1
PAUD/ TK 0 2
7 Karya Tunas Jaya SLTA 1 0
SLTP 1 1
SD 3 1
8 Teluk Kiambang SLTA 0 1
SLTP 0 1
SD 3 1
PAUD/ TK 0 1
9 Harapan Jaya SLTP 1 0
SD 1 0

Perekonomian[sunting | sunting sumber]

Pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan[sunting | sunting sumber]

Keadaan tanah daerah ini sebagian besar terdiri dari tanah gambut dan dibatasi parit-parit dengan lebar ±10-30 meter yang disepanjang parit ditumbuhi pepohonan mangrope diantaranya nipah, pidada, putat dan kayu api-api. Parit-parit bermuara pada sungai indragiri sebagai drainase pertanian, perkebunan dan transportasi masyarakat. Pertanian yang dilakukan masyarakat adalah pertanian pasang surut dan hanya sedikit yang dikelola dalam bentuk sawah dengan varietas padi lokal, seperti karandukuh, latik bamban, sarai, pandan. Perkebunan yang berkembang adalah perkebunan kelapa, perkebunan kelapa sawit dan pinang, baik itu yang dikelola oleh perusahaan ataupun oleh rakyat.

Kelapa (Cocos nucifera) yang termasuk dalam marga Cocos dari suku aren-arenan atau Arecaceae dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh masyarakat, misalnya: Kayu dari batangnya, yang disebut kayu glugu, digunakan sebagai papan untuk rumah. Daun digunakan sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik pada kegiatan hari besar atau pernikahan, Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air) nira atau legèn (bhs. Jawa), dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi tuak. Gula kelapa juga dibuat dari nira. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai kerajinan tangan. Daging buah muda berwarna putih dan lunak serta biasa disajikan sebagai es kelapa muda atau es degan. Cairan ini mengandung beraneka enzim dan memilki khasiat penetral racun dan efek penyegar/penenang. Beberapa kelapa bermutasi sehingga endapannya tidak melekat pada dinding batok melainkan tercampur dengan cairan endosperma. Mutasi ini disebut (kelapa) kopyor. Daging buah tua kelapa berwarna putih dan mengeras. Sarinya diperas dan cairannya dinamakan santan. Daging buah tua ini juga dapat diambil dan dikeringkan serta menjadi komoditas perdagangan bernilai ekonomis, yang disebut kopra. Kopra adalah bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Cairan buah tua biasanya tidak menjadi bahan minuman penyegar dan merupakan limbah industri kopra. Namun, cairan ini dapat dimanfaatkan lagi untuk dibuat menjadi bahan semacam jelly yang disebut nata de coco dan merupakan bahan campuran minuman penyegar. Daging buah kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai penambah aroma pada masakan daging serta dapat dimanfaatkan sebagai obat rambut yang rontok dan mudah patah. Selain itu juga terdapat perkebunan tanaman buah dan sayur. Perikanan yang ada adalah perikanan tangkap dan tambak. Peternakan terdiri atas sapi, kambing, ayam dan itik yang dikelola di antara kegiatan utama.

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.

Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa.

Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.

Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan.

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.

Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.

Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.

Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil inti sawit itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.

Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90 °C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur.

Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.

Pinang adalah sejenis palma yang memiliki batang lurus langsing, dapat mencapai ketinggian 25 m dengan diameter lk 15 cm, meski ada pula yang lebih besar. Tajuk tidak rimbun. Pelepah daun berbentuk tabung dengan panjang 80 cm, tangkai daun pendek; helaian daun panjangnya sampai 80 cm, anak daun 85 x 5 cm, dengan ujung sobek dan bergerigi. Tongkol bunga dengan seludang (spatha) yang panjang dan mudah rontok, muncul dibawah daun, panjang lebih kurang 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap, sumbu ujung sampai panjang 35 cm, dengan 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya dengan banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning; benang sari 6. Bunga betina panjang lebih kurang 1,5 cm, hijau; bakal buah beruang.

Buah buni bulat telur terbalik memanjang, merah oranye, panjang 3,5 – 7 cm, dengan dinding buah yang berserabut. Biji 1 berbentuk telur, dan memiliki gambaran seperti jala. Pinang terutama ditanam untuk dimanfaatkan bijinya, yang di dunia Barat dikenal sebagai betel nut. Biji ini dikenal sebagai salah satu campuran orang makan sirih, selain gambir dan kapur.

Biji pinang mengandung alkaloida seperti misalnya arekaina (arecaine) dan arekolina (arecoline), yang sedikit banyak bersifat racun dan adiktif, dapat merangsang otak. Sediaan simplisia biji pinang di apotek biasa digunakan untuk mengobati cacingan, terutama untuk mengatasi cacing pita. Sementara itu, beberapa macam pinang bijinya menimbulkan rasa pening apabila dikunyah. Zat lain yang dikandung buah ini antara lain arecaidine, arecolidine, guracine (guacine), guvacoline dan beberapa unsur lainnya. Secara tradisional, biji pinang digunakan dalam ramuan untuk mengobati sakit disentri, diare berdarah, dan kudisan. Biji ini juga dimanfaatkan sebagai penghasil zat pewarna merah dan bahan penyamak.

Saat ini biji pinang sudah menjadi komoditas perdagangan. Ekspor dari Indonesia diarahkan ke negara-negara Asia selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh, atau Nepal. Negara-negara pengekspor pinang utama adalah Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Myanmar. Biji pinang yang diperdagangkan terutama adalah yang telah dikeringkan, dalam keadaan utuh (bulat) atau dibelah. Di negara-negara importir tersebut biji pinang diolah menjadi semacam permen sebagai makanan kecil.

Industri dan Perdagangan[sunting | sunting sumber]

Terdapat beberapa industri pengolahan kelapa sawit dan industri rumah tangga yang menghasilkan produk rumah tangga, anyaman, pembuatan gula merah, minyak kelapa dan produk panganan. Perdagangan hampir diseluruh kelurahan dan desa satu kali dalam satu pekan, kecuali di Kelurahan Sungai salak yang tetap setiap hari dilakukan transaksi di pasar.

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Kelurahan Sungai Salak yang merupakan ibu kota Kecamatan Tempuling terletak di antara jalan raya yang menghubungkan Ibu Kota Kab Inderagiri Hilir dengan Ibu Kota Provinsi Riau dan di bidang transportasi darat dapat dilewati dengan mobil dan bus antar kota antar provinsi dan melalui transportasi udara melalui Bandara Tempuling.

Melayani rute Tembilahan Pekanbaru satu kali dalam seminggu. Bandar udara yang memiliki panjang landasan 1350 x 30 meter terletak 24 km dari Kota Tembilahan yang mulai dibangun sejak tahun 2006 dan selesai pada tahun 2008.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]