Teknologi informasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan perangkat genggam modern (misalnya ponsel).[1]

Pengolahan, penyimpanan dan penyebaran vokal, informasi bergambar, teks dan numerik oleh mikroelektronika berbasis kombinasi komputasi dan telekomunikasi.[2] Istilah dalam pengertian modern pertama kali muncul dalam sebuah artikel 1958 yang diterbitkan dalam Harvard Business Review, di mana penulis Leavitt dan Whisler berkomentar bahwa "teknologi baru belum memiliki nama tunggal yang didirikan. Kita akan menyebutnya teknologi informasi (TI). ".[3] Beberapa bidang modern yang muncul dari teknologi informasi adalah generasi berikutnya teknologi web, bioinformatika, komputasi awan, sistem informasi global, Skala besar basis pengetahuan dan lain-lain.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi, bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain tetapi itu tidak bertahan secara lama karena Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas.

Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan zaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat mencoba memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.

Ditemukannya alfabet dan angka arab memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu.

Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, televisi, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.

Informasi umum[sunting | sunting sumber]

Informasi dan Teknologi komunikasi 2005

TI adalah bidang pengelolaan teknologi dan mencakup berbagai bidang yang termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal seperti proses, perangkat lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer, bahasa pemrograman, dan data konstruksi. Singkatnya, apa yang membuat data, informasi atau pengetahuan yang dirasakan dalam format visual apapun, melalui setiap mekanisme distribusi multimedia, dianggap bagian dari TI. TI menyediakan bisnis dengan empat set layanan inti untuk membantu menjalankan strategi bisnis: proses bisnis otomatisasi, memberikan informasi, menghubungkan dengan pelanggan, dan alat-alat produktivitas.

TI melakukan berbagai fungsi (TI Disiplin/Kompetensi) dari meng-instal Aplikasi untuk merancang jaringan komputer dan basis data informasi. Beberapa tugas yang TI lakukan mungkin termasuk manajemen data, jaringan, rekayasa perangkat keras komputer, basis data dan desain perangkat lunak, serta manajemen dan administrasi sistem secara keseluruhan. Teknologi informasi mulai menyebar lebih jauh dari konvensional komputer pribadi dan teknologi jaringan, dan lebih ke dalam integrasi teknologi lain seperti penggunaan ponsel, televisi, mobil, dan banyak lagi, yang meningkatkan permintaan untuk pekerjaan .

Pada masa lalu, para (Dewan Akreditasi untuk Engineering dan Teknologi) dan Asosiasi untuk mesin komputasi telah bekerjasama untuk membentuk akreditasi dan standar kurikulum [4] untuk program degrees di Teknologi Informasi sebagai bidang studi dibandingkan [5] dengan Ilmu Komputer and Sistem Informasi. SIGITE (Special Interest Group for IT Education)[6] adalah kelompok kerja ACM untuk mendefinisikan standar ini. Pendapatan layanan TI di seluruh dunia sebesar $ 763.000.000.000 pada tahun 2009.[7]

Pertumbuhan dan kapasitas teknologi[sunting | sunting sumber]

Hilbert dan Lopez[8] mengidentifikasi kecepatan eksponensial perubahan teknologi (semacam hukum Moore): mesin aplikasi-spesifik untuk menghitung kapasitas informasi per-kapita memiliki sekitar dua kali lipat setiap 14 bulan antara 1986-2007; kapasitas per-kapita di dunia komputer tujuan umum telah dua kali lipat setiap 18 bulan selama dua dekade yang sama, kapasitas telekomunikasi global per-kapita dua kali lipat setiap 34 bulan; kapasitas penyimpanan dunia per kapita yang dibutuhkan sekitar 40 bulan untuk menggandakan (setiap 3 tahun); dan informasi siaran per kapita telah dua kali lipat sekitar setiap 12,3 tahun.[8]

Dampak[sunting | sunting sumber]

Bidang Pendidikan[sunting | sunting sumber]

UNESCO mengeluarkan jurnal pada tahun 1996 yang menjelaskan terkait bagaimana proses pendidikan dapat berjalan secara berkelanjutan yang harus diterapkan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran, yaitu belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan, belajar untuk menguasai banyak keterampilan, belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal, dan belajar untuk kehidupan sosial.[9] Perubahan yang terjadi pada dunia pendidikan dengan adanya bantuan teknologi adalah saling terhubungnya antar negara dalam dunia ilmu pengetahuan, sehingga hubungan di antaranya menjadi semakin mudah dan cepat. Dengan adanya teknologi, maka manusia dapat menghilangkan faktor ruang dan waktu untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dimanapun dan kapanpun.[10]

Pembelajaran dalam dunia pendidikan semakin berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi yang ada. Salah satu bentuk kemajuan dalam dunia Pendidikan dengan bantuan teknologi adalah kegiatan pembelajaran telah menggunakan metode e-learning yang dapat disampaikan melalui semua media elektronik seperti audio, video, TV interaktif, compact disc (CD), komputer, dan internet.[11] Peran teknologi dalam dunia pendidikan sangat besar karena dapat membantu tenaga dan peserta didik mendapatkan materi pembelajaran berupa jurnal, buku, majalah, dan modul dengan menggunakan perpustakaan elektronik dengan media komputer dan internet. Kemunculan internet dapat mengubah pembelajaran di sekolah menjadi pembelajaran jarak jauh dengan kondisi dan situasi apapun.[12]

Teknologi dalam dunia pendidikan dapat membantu proses administrasi seperti menjadi alat untuk membantu memperbaiki data organisasi pada lembaga pendidikan. Dengan bantuan teknologi berbasis sistem komputer, data terkait siswa, guru, dan data sekolah akan lebih aman dan lebih mudah untuk diakses pada saat diperlukan.[13] Teknologi juga dapat membantu dari sektor tenaga pendidik untuk menyediakan materi pembelajaran untuk peserta didik agar lebih mudah dipahami dan dipelajari. Tenaga pendidik juga dapat memanfaatkan teknologi untuk menyusun jadwal dan metode pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik agar lebih nyaman dalam melakukan proses belajar mengajar.[14]

Dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan terdapat 3 prisnisp dasar yang harus dicapai, yaitu pendekatan sistem yang lebih mudah dan efisien, berorientasi hasil pada peserta didik, dan pemanfaatan teknologi pada sumber belajar. Dengan adanya teknologi, proses belajar mengajar mengalami perubahan yang drastis seperti dari sekedar pelatihan saja menjadi penampilan peserta didik, dari sekolah menjadi dimana dan kapan saja tenaga pendidik dan peserta didik lakukan, dari menggunakan kertas dan buku menjadi menggunakan komputer dan laptop.[15]

Motivasi tenaga pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh teknologi berbasis informasi. Hal tersebut dapat terjadi karena teknologi dapat menjadikan pembuatan materi dan tugas lebih mudah, bermanfaat, menambah produktivitas saat proses belajar mengajar, meningkatkan efektifitas belajar, dan mengembangkan potensi dalam berpikir tenaga pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar.[16] Teknologi yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar disebut dengan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah alat untuk membantu tenaga pendidik dalam menyalurkan materi (bahan pembelajaran), sehingga dapat meningkatkan perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah atau diluar sekolah. Penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran bertujuan untuk menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.[17]

Bidang Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Teknologi informasi yang terus berkembang seiring berkembangnya pula proses globalisasi di dunia membuat pembangunan ekonomi dari awalnya berbasis sumber daya alam beralih menjadi pembangunan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.[18]

Teknologi informasi dalam bidang ekonomi khususnya dalam ranah bisnis memiliki peran sangat penting sebagai sarana dan wadah transaksi untuk bisnis daring yang berbentuk media berupa internet. Dalam internet terdapat situs web yang dapat menjadi sarana pelaku bisnis dalam mempromosikan barang-barang jualan kepada konsumen. Pelaku bisnis juga dapat membuat aplikasi berbasis online untuk mempermudah proses pembayaran yang dapat digunakan konsumen saat membeli barang.[19]

Perkembangan teknologi informasi dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat dan negara secara luas sebagai sumber pertumbuhan ekonomi karena dapat membantu dalam proses produksi dengan menggunakan modal sedikit agar mendapatkan hasil yang maksimal dan meningkatkan perekonomian secara pesat.[20]

Teknologi berbasis informasi yang digunakan pada bidang ekonomi khususnya bisnis dapat memberikan kemudahan akses bagi perusahaan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan lain yang berada di luar negeri dengan bantuan internet. Akses yang dapat digunakan perusahaan melalui internet tidak memiliki batasan dan dapat melakukan transaksi secara online.[21]

Teknologi informasi memberikan dampak yang signifikan pada sektor industrialisasi dan bisnis dalam pertumbuhan ekonomi di dunia. Pada level mikro, kemajuan teknologi dapat digunakan dalam industri dan persaingan secara global.[22]

Sedangkan pada level makro, teknologi dapat dimanfaatkan dalam pembangunan ekonomi dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi masyarakat. Teknologi sangat berpengaruhi terdapat pertumbuhan ekonomi dunia saat ini.[23]

Dalam proses persaingan pasar global, perusahaan dituntut untuk menggunakan teknologi secara maksimal untuk mencapai keunggulan dalam bersaing. Keberhasilan berbisnis dalam hal persaingan global sangat dipengaruhi oleh penggunaan media teknologi informasi.[24]

Pengembangan teknologi sangat dibutuhkan dalam proses transformasi yang dimana perusahaan hanya membutuhkan modal kecil untuk mendapatkan nilai tambah yang sangat besar.[25]

Setiap negara yang menerapkan sistem teknologi dalam bisnis akan dihadapkan pada dua pilihan yaitu melakukan pengembangan teknologi melalui proses invention dan innovation dan melakukan pengembangan teknologi melalui alih teknologi. Tidak semua negara dapat menggunakan dua pilihan tersebut dalam proses membuat, mengolah, dan menjual produk dalam bisnis. Dengan adanya kekurangan tersebut maka yang harus dilakukan oleh setiap negara adalah dengan mengembangkan metode teknologi baru melalui R&D dan buy some strategy.[26]

Bidang Sosial[sunting | sunting sumber]

Dalam kehidupan manusia terdapat hubungan sosial yang tidak terlepas dari teknologi khususnya media sosial. Media sosial adalah media berbasis online yang dapat digunakan untuk berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan komunikasi antara sesama pengguna melalui situs web seperti blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Bentuk media sosial yang paling sering digunakan masyarakat secara global khususnya di Indonesia adalah blog, jejaring sosial dan wiki.[27] Media teknologi informasi dalam proses komunikasi dapat meningkatkan dan memudahkan proses pencarian dan pengiriman informasi antara pengguna dengan biaya dan waktu yang sedikit tetapi menghasilkan informasi yang akurat jika dibandingkan dengan menggunakan surat.[28] Kemudahan yang didapat oleh pengguna membuat waktu yang digunakan lebih berguna dan efisien serta dapat berpengaruh terhadap gaya hidup, tingkah laku baik itu pada saat sendiri maupun berkelompok.[29] Teknologi yang berbentuk aplikasi media sosial sangat membantu pengguna untuk berkomunikasi secara global dalam waktu singkat dengan pengguna lain yang ada di seluruh dunia dan dapat mempengaruhi perilaku sosialisasi masyarakat yang menggunakan sosial media.[30]

Di Indonesia, pengguna internet semakin meningkat setiap tahun seiring berkembangnya teknologi itu sendiri. Kenaikan pengguna internet dipengaruhi oleh kemudahan dalam menggunakan, mendapatkan, mengakses, dan mengendalikan informasi ke berbagai media yang tersedia. Dengan bantuan internet dan teknologi, masyarakat dapat berinteraksi secara bebas dan dapat membentuk komunitas dengan cara yang mudah.[31] Kemajuan teknologi bertujuan untuk memudahkan manusia dalam segala hal untuk kelanjutan hidup. Saat semua pekerjaan semakin mudah untuk dikerjakan, maka dampak yang muncul adalah timbulnya rasa malas dan menjauh dari sosial seperti memudarnya rasa solidaritas antar sesama, kebersamaan memudar, dan kegiatan bertemu semakin berkurang. Media elektronik yang dikembangkan sekarang seperti televisi, komputer, internet, dan handphone telah mengakibatkan masyarakat menjadi pecandu media elektronik.[32] Dampak dari teknologi informasi sangat beragam dan memberikan pengaruh yang sangat kuat pada kehidupan masyarakat seperti keefektifan teknologi secara fungsi sangat sesuai sesuai dengan harapan masyarakat, perubahan langsung pada masyarakat dalam merespon masuknya teknologi, dan perubahan dari hasil inovasi yang telah diantisipasi.[33] Adapun dampak negatif yang diberikan teknologi seperti terjadinya kerusakan dan penurunan moral dan akhlak pada masyarakat luas. Masyarakat yang mengalami penurunan moral dan akhlak akan menjadi kurang peka terhadap kehidupan sosialnya karena diakibatkan berkurangnya intensitas tatap muka yang terjadi dalam organisasi ataupun lingkungan sosial masyarakat.[34] Teknologi informasi tidak hanya sekedar digunakan untuk berkomunikasi oleh pengguna, tetapi juga memberikan dampak negatif berupa dapat mengakses situs web yang tidak seharusnya dilihat seperti, situs kekerasan dan situs pornografi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan dampak yang buruk karena dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku sosial atau melunturkan nilai-nilai kebudayaan masyarakat.[35]

Bidang Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Kemajuan teknologi informasi dalam bidang kesehatan dapat dilihat dari hasil temuan baru yang didapatkan melalui riset dalam bentuk proses pengorganisasian lembaga kesehatan, pengobatan pasien, maupun penelitian dan pengembangan dari ilmu kesehatan itu sendiri. Bentuk pelayanan kesehatan berbasis teknologi saat ini sangat diperhatikan dunia karena berpeluang untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.[36] Pelayanan di sektor kesehatan untuk masyarakat dipengaruhi oleh penggunaan teknologi berbasis informasi dan digital agar penerapan intervensi kesehatan pada masyarakat bisa lebih efektif dan tepat sasaran.[37] Penerapan intervensi pada bidang kesehatan mempunyai dampak yang sangat besar bagi masyarakat karena dapat memperlancar dan mempermudah akses pelayanan melalui situs web digital yang berisi informasi terkait riset dengan tujuan untuk memajukan teori dan konsep pelayanan kesehatan itu sendiri.[38]

Teknologi informasi yang digunakan pada bidang kesehatan dapat membuat pasien anak dan keluarga merasa aman dan tetap menerapkan pengamatan langsung kepada pasien agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian informasi dan arahan perawatan kepada pasien.[39] Penggunaan teknologi informasi seperti internet pada lembaga kesehatan hanya digunakan untuk keperluan rumah sakit dan kebutuhan pasien. Tetapi, penggunaan internet oleh perawat di rumah sakit diatur oleh kebijakan organisasi, budaya kerja dan pemberian pelatihan terkait penggunaan internet.[40]

Penggunaan software yang berbasis komputer pada bidang kesehatan khususnya rumah sakit berfungsi untuk memberikan informasi secara menyeluruh dalam pembuatan rencana perawatan yang aman dan mudah. Informasi dalam software tersebut meliputi standar perawatan berdasarkan pembuktian masalah di rumah sakit, cara penanganan penyakit, aturan dan rekomendasi perawatan kepada pasien, referensi untuk penyakit yang dialami pasien dan cara penggunaan obat yang akurat, serta akses ke pusat data rumah sakit secara digital melalui media komputer. Software juga dapat mempercepat pengambilan keputusan oleh perawat dalam melakukan penanganan, membuat rencana berobat jalan bagi pasien, mengingatkan perawat untuk memberikan tindakan pencegahan atau risiko terhadap alergi kepada pasien dengan menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium sebelum diberi obat sesuai kebutuhan penyakit pasien.[41] Software berbasis informasi tersebut juga berguna sebagai panduan terkait cara identifikasi, proses pengkajian dan metode pemberian rekomendasi terkait penanganan kasus obesitas pada anak usia sekolah dan remaja.[42]

Berkembangnya teknologi informasi dalam dokumentasi di bidang kesehatan memberikan kemudahan dan cara yang baru untuk merekam, memberikan dan menerima informasi pasien. Dokumentasi membantu perawat atau petugas rumah sakit bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi penyakit pasien. Sehingga diperlukan kebijakan dan pedoman yang sudah diatur oleh organisasi atau rumah sakit agar proses dokumentasi lebih aman. Pengembangan dokumentasi dengan bantuan teknologi informasi dan sistem komputer harus tetap memperhatikan aturan dokumentasi terkait akses, penyimpanan, pengambilan dan pengiriman informasi seperti dalam sistem dokumentasi berbasis kertas.[43] Proses dokumentasi juga digunakan untuk memenuhi standar profesional dan hukum yang berlaku secara global dan sangat berguna menjaga hubungan petugas kesehatan dan pasien agar terjalin dengan baik dan petugas dapat menerapkan pengetahuan keperawatan serta membuat keputusan menurut standar profesional kepada pasien karena adanya bukti jika ada tuntutan hukum baik dari pasien maupun dari petugas kesehatan.[44] Perkembangan teknologi kesehatan berbasis informasi di luar negeri telah berkembang dalam aktivitas keperawatan, baik terkait proses pelayanan, pendidikan maupun riset di bidang kesehatan. Sistem dokumentasi memberikan kemudahan pada pasien dalam proses kontinuitas perawatan pasien dan memungkinkan perawat melakukan perawatan yang cepat dan lebih tepat.[45]

Proses dokumentasi berbasis teknologi informasi dalam bidang kesehatan bertujuan untuk merekam jejak medis pasien yang memungkinkan perawat menggunakannya sebagai bahan pembelajaran, memberikan pemahaman terkait pentingnya proses dokumentasi perawatan pasien serta menghemat waktu perawat dalam menyusun rencana perawatan selanjutnya kepada pasien.[46] Dokumentasi dapat menjadi sumber data di bidang kesehatan bagi lembaga kesehatan dalam membuat keputusan terkait pendanaan dan pengelolaan sumber daya serta memfasilitasi penelitian yang dapat meningkatkan kualitas praktek kesehatan dan perawatan masyarakat secara global.[47]

Lembaga kesehatan sangat memerlukan teknologi yang canggih untuk membantu dalam kelangsungan dalam pelayanan kesehatan. Keberadaan sistem teknologi berbasis informasi yang ada di lembaga kesehatan membantu dalam menentukan kebijakan, keputusan, bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan dan perkembangan sumber daya keperawatan dalam sektor kesehatan.[48] Tujuan digunakan sistem informasi atau teknologi informasi pada bidang kesehatan berfungsi memastikan terkait bagaimana cara agar informasi kesehatan dapat diakses oleh pihak yang membutuhkan, kemudian meningkatkan pelayanan kesehatan dalam skala nasional maupun global.[49]

Seiring berkembangnya teknologi pada bidang kesehatan maka muncul metode baru untuk mempromosikan kesehatan dengan menggunakan perangkat komputer dan teknologi digital yang berdampak untuk mengubah perilaku kesehatan masyarakat yang sering disebut dengan e-health.[50] Penggunaan teknologi pada sektor industri kesehatan dengan model perangkat computer seperti aplikasi dapat mengurangi biaya konsultasi kesehatan kepada para pengguna jasa kesehatan.[51] Adapun bentuk teknologi berbasis video online yang memiliki dampak dalam memberikan pembelajaran dan promosi tentang bagaimana cara menjaga kesehatan masyarakat sekaligus menjadi media untuk promosi rumah sakit.[52]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Williams / Sawyer, (2007), Using Information Technology terjemahan Indonesia, Penerbit ANDI, ISBN 979-763-817-0
  2. ^ Longley, Dennis; Shain, Michael (1985), Dictionary of Information Technology (edisi ke-2), Macmillan Press, hlm. 164, ISBN 0-333-37260-3 
  3. ^ "information technology", Oxford English Dictionary (edisi ke-2), Oxford University Press, 1989 http://dictionary.oed.com/, diakses tanggal 20 November 2010  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  4. ^ "ABET". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-16. Diakses tanggal 2011-10-07. 
  5. ^ Isbell, Charles; Impagliazzo, John; Stein, Lynn; Proulx, Viera; Russ, Steve; Forbes, Jeffrey; Thomas, Richard; Fraser, Linda; Xu, Yan (2009), (Re)Defining Computing Curricula by (Re)Defining Computing, Association for Computing Machinery, ACM, ISBN 978-1-60558-886-5 
  6. ^ ACM-SIGITE
  7. ^ "Gartner Says Worldwide IT Services Revenue Declined 5.3 Percent in 2009", Salinan arsip, Gartner, diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-08, diakses tanggal 20 November 2010 
  8. ^ a b "The World’s Technological Capacity to Store, Communicate, and Compute Information", Martin Hilbert dan Priscila López (2011), Science (journal), 332(6025), 60-65; free access to the article through here: martinhilbert.net/WorldInfoCapacity.html
  9. ^ Jamun 2018, hlm. 48-49.
  10. ^ Putri 2019, hlm. 1.
  11. ^ Jamun 2016, hlm. 144.
  12. ^ Taopan et al 2019, hlm. 63.
  13. ^ Lestari 2018, hlm. 97.
  14. ^ Selwyn 2011, hlm. 26.
  15. ^ Yusri 2016, hlm. 51.
  16. ^ Muhasim 2017, hlm. 69-70.
  17. ^ Santyasa 2007, hlm. 3.
  18. ^ Siaila 2010, hlm. 110.
  19. ^ Utami 2010, hlm. 62.
  20. ^ Wahyuni et al 2013, hlm. 72.
  21. ^ Hidayatullah 2005, hlm. 11.
  22. ^ Radhi 2010, hlm. 1.
  23. ^ Subramanian 1987, hlm. 361.
  24. ^ Sharif 1994, hlm. 156.
  25. ^ Soehoed 1988, hlm. 48.
  26. ^ Ramanathan 1994, hlm. 221.
  27. ^ Cahyono 2016, hlm. 140.
  28. ^ Nasution 2011, hlm. 40.
  29. ^ Azizah 2020, hlm. 46.
  30. ^ Fitri 2017, hlm. 119.
  31. ^ Setiawan 2018, hlm. 65.
  32. ^ Ngafifi 2014, hlm. 34.
  33. ^ Wahid 2020, hlm. 2.
  34. ^ Novy Purnama 2009, hlm. 40.
  35. ^ Khodijah dan Nurizzati 2018, hlm. 163.
  36. ^ Yani 2018, hlm. 98.
  37. ^ Manganello et al 2015, hlm. 6.
  38. ^ Moller et al 2017, hlm. 85.
  39. ^ Ramawati 2011, hlm. 9.
  40. ^ Morris-Docker et al 2004, hlm. 157.
  41. ^ McCartney 2006, hlm. 426.
  42. ^ Gance-Cleveland 2010, hlm. 72.
  43. ^ Dewi 2011, hlm. 19.
  44. ^ Tornvall dan Wilhelmsson 2008, hlm. 2122.
  45. ^ Rykkje 2009, hlm. 9.
  46. ^ Lee 2006, hlm. 1377.
  47. ^ Tornvall et al 2004, hlm. 315.
  48. ^ Rofii 2011, hlm. 16.
  49. ^ Zhu dan Protti 2009, hlm. 122.
  50. ^ Neuhauser dan Kreps 2003, hlm. 7.
  51. ^ More dan McGrath 2002, hlm. 621.
  52. ^ Huang et al 2014, hlm. 273.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]