Tanjung Niur, Tempilang, Bangka Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tanjung Niur
Negara Indonesia
ProvinsiKepulauan Bangka Belitung
KabupatenBangka Barat
KecamatanTempilang
Kode pos
33365
Kode Kemendagri19.05.05.2002
Luas... km²
Jumlah penduduk3.337 jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

Tanjung Niur adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia. Pada tahun 2001, Desa Tanjung Niur masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Bangka. Kemudian pada tahun 2003 dimasukkan ke wilayah administrasi Kabupaten Bangka Barat karena pemekaran wilayah Kabupaten Bangka. Pada tahun 2019, jumlah penduduk di Desa Tanjung Niur sebanyak 3.337 orang. Penduduk Desa Tanjung Niur yang bekerja sebagai petani telah mengikuti kemitraan pemerintah dengan pola koperasi kredit primer anggota sejak tahun 1997.

Di Desa Tanjung Niur terdapat sebuah pantai bernama Pantai Kedalah. Desa Tanjung Niur rawan terkena abrasi karena letaknya di bagian pesisir.

Pembagian administratif[sunting | sunting sumber]

Desa Tanjung Niur dibentuk sebagai salah satu desa dalam wilayah administratif Kecamatan Tempilang pada tahun 2001. Pada tahun tersebut, Kecamatan Tempilang dibentuk sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Bangka.[1] Kemudian melalui Pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2003, Kecamatan Tempilang menjadi bagian dari Kabupaten Bangka Barat. Undang-undang ini menetapkan pemekaran sebagian wilayah Kabupaten Bangka Barat menjadi Kabupaten Bangka Barat.[2] Sehingga Desa Tanjung Niur kemudian menjadi bagian dari Kabupaten Bangka Barat.[3]

Luas wilayah Desa Tanjung Niur adalah 126,59 km2.[4] Desa Tanjung Niur berbatasan dengan bagian selatan dari Desa Pangkal Beras.[5]

Demografi[sunting | sunting sumber]

Penduduk di Desa Tanjung Niur berasal dari suku Kedale dan suku Lom. Anggota suku Lom di Desa Tanjung Niur merupakan keturunan dari suku Kedale yang berasal dari wilayah Desa Beruas, Kecamatan Kelapa.[6] Pada tahun 2019, jumlah penduduk di Desa Tanjung Niur sebanyak 3.337 orang. Dari jumlah tersebut, jumlah laki-laki sebanyak 1.773 orang (53,13%) dan perempuan sebanyak 1.564 orang (46,87%).[7]

Kemitraan[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan Indeks Desa Membangun, status Desa Tanjung Niur sejak tahun 2014 hingga 2018 adalah desa berkembang.[8] Pemerintah Kabupaten Bangka Barat telah mengadakan kemitraan bagi para petani di Kecamatan Tempilang untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Termasuk di dalamnya adalah kelompok tani di Desa Tanjung Niur. Kemitraan diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Barat bersama dengan PT. Sawindo Kencana sejak tahun 1997. Khusus di Desa Tanjung Niur, pola kemitraan yang diterapkan adalah koperasi kredit primer anggota.[9]

Bentang alam[sunting | sunting sumber]

Di Desa Tanjung Niur terdapat sebuah pantai bernama Pantai Kedalah. Lokasinya berada dekat dengan muara sungai. Sekelilingnya terdapat pepohonan yang subur dan bebatuan. Di Pantai Kedalah, kejadian matahari terbenam dapat disaksikan.[10]

Kebencanaan[sunting | sunting sumber]

Desa Tanjung Niur terletak di bagian pesisir Kabupaten Bangka Barat. Sehingga desa ini dapat terkena abrasi.[11] Lokasi Desa Tanjung Niur hanya berdekatan dengan kawasan mangrove.[12]

Pengembangan[sunting | sunting sumber]

Aktivitas pesisir di Desa Tanjung Niur tergolong tinggi. Penyebabnya adalah jumlah tenaga kerja yang banyak . Kondisi ini membuat Desa Tanjung Niur dikembangkan untuk pengelolaan budidaya perikanan laut maupun perikanan pantai.[13]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Bupati Bangka. "Salinan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 7 Tahun 2001 tentang Pembentukan 9 (Sembilan Kecamatan)" (PDF). hlm. 3–4. 
  2. ^ Presiden Republik Indonesia (25 Februari 2003). "Undang-undang (UU) No. 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat, dan Kabupaten Belitung Timur". Database Peraturan Badan Pemerika Keuangan Republik Indonesia. hlm. 5. 
  3. ^ Santoso, dkk. (2019). "Evaluasi Penularan Filariasis Limfatik di Provinsi Riau dan Bangka Belitung: Parasit pada Manusia dan Reservoir" (PDF). BALABA. 15 (2): 116. 
  4. ^ L. Adrianto, dkk. (2017). Studi Pengembangan Komoditas Ekonomi Strategis bagi Masyarakat Pesisir di Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung (PDF). Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. hlm. 5. ISSN 2086-907X. 
  5. ^ "Profil Pangkal Beras". Kampung Keluarga Berkualitas. 
  6. ^ B. Afriansyah, dkk. (Juni 2013). E. Nurtjahya dan E. Sari, ed. Tumbuhan Obat Suku Lom: Seri Tumbuhan Obat Bangka Belitung. Pangkalpinang: UBB Press. hlm. 11. 
  7. ^ Profil Kependudukan 69 Desa Stunting Tahun 2019 (PDF). Pangkalpinang: Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan, Pencatatan Sipil dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Juni 2020. hlm. 93. 
  8. ^ Badan Peneliti dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi (2018). Data dan Informasi Manfaat Dana Desa di Provinsi Bangka Belitung. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Tramsmigrasi. hlm. 44. 
  9. ^ I. M. G. D. Saputra, I. G. A. A. L. Anggreni, dan I. P. Dharma (2017). "Pola Kemitraan Usaha Tani Kelapa Sawit Kelompok Tani Telaga Biru dengan PT. Sawindo Kencana melalui Koperasi di Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung" (PDF). E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. 6 (2): 250. ISSN 2301-6523.  line feed character di |title= pada posisi 135 (bantuan)
  10. ^ Suparti. Pulau Bangka Belitung yang Indah. Alprin. hlm. 37. 
  11. ^ Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2005-2025 (PDF). Bangka Barat: Pemerintah Bangka Barat. 2015. hlm. 2 – 6. 
  12. ^ R. Siburian dan J. Haba, ed. (2016). Konservasi Mangrove dan Kesejahteraan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 232–233. ISBN 978-979-461-993-3. 
  13. ^ Widiatmaka, Amini, dan K. Gandasasmita (6 November 2014). "Kesesuaian Lahan dan Perairan, Kelayakan Usaha dan SWOT untuk Penyusunan Strategi Pemanfaatan Sumberdaya untuk Budidaya di Kawasan Pesisir Kabupaten Bangka Barat" (PDF). Prosiding Seminar Nasional Pengarusutamaan Lingkungan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam: Tantangan dalam Pembangunan Nasional. Bogor: Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung: 101–102. ISBN 978-602-17593-6-3.