Tamil Sri Lanka

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tamil Sri Lanka
இலங்கை தமிழர்
(ஈழத் தமிழர்)
Jumlah populasi
~ 3 juta
(perkiraan; tidak termasuk Moor dan Tamil India)
Daerah dengan populasi signifikan
 Sri Lanka2,270,924 (2012)[1]
 Kanada143,000 (2014)[2]
 Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia~120,000 (2006)[3]
 India~100,000 (2005)[4]
 Jerman~60,000 (2008)[5]
 Prancis~50,000 (2008)[6]
  Swiss~35,000 (2006)[7]
 Australia~30,000[8]
 Italia~25,000[8]
 Malaysia~24,436 (1970)[9]
 Belanda~20,000[8]
 Norwegia~10,000 (2000)[8]
 Denmark~9,000 (2003)[10]
Bahasa
Bahasa di Sri Lanka: Bahasa Tamil (dan dialek Sri Lanka)
Beberapa Bahasa Sinhala & Bahasa Inggris
Agama
Kelompok etnik terkait

Tamil Sri Lanka adalah anggota kelompok etnik Tamil yang tinggal di negara Sri Lanka. Meskipun orang Tamil Sri Lanka berbeda secara budaya dan bahasa dengan kelompok etnis Sinhala di pulau itu, studi genetik menunjukkan bahwa mereka berhubungan erat.[11] Orang Tamil Sri Lanka kebanyakan beragama Hindu dan sebagian menganut Kristen. Sastra Tamil Sri Lanka tentang berbagai topik termasuk agama dan sains berkembang pesat selama periode abad pertengahan di istana Kerajaan Jaffna. Dialek Tamil Sri Lanka terkenal karena arkaisme[12] dan kata-kata yang tidak digunakan sehari-hari di negara bagian Tamil Nadu di India.[13]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sekelompok kecil orang dari selatan Tamil Nadu bermigrasi ke utara Sri Lanka pada abad ke-3 SM.[14] Pendatang Tamil di masa itu telah berasimilasi dengan warga sekitar. Migrasi besar-besaran baru terjadi setelah invasi kerajaan Chola pada abad ke-11.[15] Para pendatang ini selanjutnya mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Jaffna untuk mempertahankan identitas mereka.[16] Suksesnya pendirian kerajaan ini memicu terjadinya migrasi besar-besaran hingga abad ke-18, sekaligus untuk menghindari invasi kerajaan Islam di India pada masa itu.[17]

Selama kedatangan Portugis ke Sri Lanka di abad ke-16, migrasi berbagai kelompok berbahasa Tamil terjadi akibat kegiatan perdagangan. Ratusan orang Bharatha, subetnik Tamil, beragama Kristen dibawa dari daratan India ke pantai barat Sri Lanka oleh Portugis untuk merebut kendali atas perdagangan mutiara.[18] Kasta Chetties bermigrasi dari India Selatan di bawah kekuasaan Portugis, dan terus berlanjut selama pemerintahan Belanda di pulau itu. Orang Chetties di Sri Lanka Barat pindah agama menjadi Katolik di bawah pemerintahan Portugis, sementara yang lain pindah ke Anglikan atau Protestan di bawah pemerintahan Belanda dan pemerintahan Inggris.[19]

Orang Tamil India yang dibawa ke Sri Lanka sebagai buruh kontrak selama abad ke-19 dan ke-20 untuk bekerja di perkebunan kopi, teh dan karet yang dimiliki oleh Inggris. Mereka berperan penting dalam pendirian perkebunan teh, karet, kopi dan kelapa dan merupakan bagian besar tenaga kerja sektor perkebunan. Orang India Tamil ini terpisah dari komunitas perdagangan orang Tamil India yang sudah lama terbentuk.[20]

Agama[sunting | sunting sumber]

Mayoritas Tamil Sri Lanka menganut agama Hindu, sekitar delapan puluh persen beraliran Saiwa.[21] Sementara itu, 7 persen di antaranya menjadi Kristen, terutama Katolik, setelah penaklukan Portugis atas Kerajaan Jaffna.[22] Kebanyakan orang Tamil yang mendiami Provinsi Barat adalah Katolik, sementara yang dari Provinsi Utara dan Timur sebagian besar beragama Hindu. Sensus Sri Lanka 2012 mencatat masyarakat beragama Buddha mencapai 22,254, kurang 1% dari total populasi.[23]

Pemuka agama Hindu, khususnya Vellalar, mengikuti ideologi agama Shaiwa Siddhanta (aliran Shaiwa) dan juga mempraktikkan Hinduisme lokal, menjunjung tinggi kepercayaan mereka pada dewa-dewa desa setempat yang tidak ditemukan dalam kitab suci Hindu resmi. Tempat ibadah tergantung pada objek ibadah dan bagaimana ia ditempatkan. Ini bisa menjadi kuil Hindu yang tepat yang dikenal sebagai Koyil, dibangun sesuai dengan kitab suci. Namun, lebih sering, kuil ini tidak dibangun sesuai dengan kitab suci melainkan tempat sederhana yang ditempati dewa setempat. Di kuil ini diadakan ritual puja harian dan diikuti oleh penduduk setempat yang dipimpin oleh seorang pendeta, Kurukkal.[24]

Masyarakat[sunting | sunting sumber]

Peta penyebaran Tamil Sri Lanka

Penyebaran Tamil Sri Lanka di setiap provinsi berdasarkan sensus penduduk tahun 2012. Populasi Tamil Sri Lanka sebesar 2,270,924, sekitar 11% dari total populasi penduduk di negara Sri Lanka.

Penyebaran Tamil Sri Lanka (2012)[25]
Provinsi Tamil Sri Lanka %

Provinsi

% Tamil Sri Lanka
Provinsi Tengah, Sri Lanka 128,263 5.0% 5.7%
Provinsi Timur, Sri Lanka 609,584 39.3% 26.8%
Provinsi Utara, Sri Lanka 987,692 93.3% 43.5%
Provinsi Tengah Utara, Sri Lanka 12,421 1.0% 0.6%
Provinsi Barat Laut, Sri Lanka 66,286 2.8% 2.9%
Provinsi Sabaragamuwa 74,908 3.9% 3.3%
Provinsi Selatan, Sri Lanka 25,901 1.1% 1.1%
Provinsi Uva 30,118 2.4% 1.3%
Provinsi Barat, Sri Lanka 335,751 5.8% 14.8%
Total 2,270,924 11.2% 100.0%

Tamil Timur[sunting | sunting sumber]

Masyarakat Tamil di daerah Provinsi Timur kebanyakan bekerja di bidang pertanian atau perikanan dan beberapa yang berdagang.[26] Masyarakatnya beragama Hindu dengan budaya matrilineal.[27][28] Hukum tradisonal Mukkuva dijalankan oleh sebagian besar masyarakat.[29][30]

Tamil Utara[sunting | sunting sumber]

Wilayah masyarakat Tamil utara adalah peninggalan dari Kerajaan Jaffna. Masyarakat ini terbagi dalam dua kelompok lagi, Jaffna dan Vanni. Kelompok pertama tingal di daerah semenanjung, dengan mata pencaharian utama pertanian dan peternakan. Kelompok Vanni tinggal di dataran Vanni, bermata pencaharian utama pekebun dengan pengelolaan irigasi yang baik.[31] Hukum tradisional masyarakat Tamil utara adalah Thesavalamai.[32]

Tamil Barat[sunting | sunting sumber]

Masyarakat Tamil Sri Lanka di daerah barat menggunakan dialek Negembo yang membedakannya dari kelompok Tamil lainnya.[33] Kebudayaannya banyak dipengaruhi oleh suku Sinhala.[34] Di daerah ini pula banyak terdapat Tamil Sri Lanka yang beragama Katolik.[34]

Antropologi[sunting | sunting sumber]

Penelitian genetik menunjukkan bahwa orang Sinhala dan Tamil Sri Lanka berhubungan lebih dekat daripada Tamil India dan Muslim India Selatan. Kesamaan ciri genetik antara Tamil Sri Lanka dengan orang Sinhala sebesar 55.20% (+/- 9.47), sementara dengan Tamil India hanya 16.63% (+/- 8.73). Hal ini menunjukkan bahwa perkawinan antara kedua suku di Sri Lanka telah mengaburkan ciri genetik orang Tamil Sri Lanka dengan Tamil India.[35]

Nasionalisme dan Separatisme[sunting | sunting sumber]

Sejak awal pemerintahan Britania Raya pada tahun 1796, Tamil Sri Lanka tidak berasimilasi dengan masyarakat sekitar dengan mempertahankan bahasa, budaya, dan kepercayaan mereka.[36] Dengan adanya pemisahan komunitas berdasarkan suku oleh pemerintah Inggris, hal ini perlahan menjadi kesadaran nasional.[37] Kesadaran ini memuncak mulai tahun 1920-an dan akhirnya pada tahun 1944 dibentuk organisasi All Ceylon Tamil Congress (ACTC) berskala nasional.[38] Setelah kemerdekaan Sri Lanka pada tahun 1948, ACTC menjadi salah satu partai politik. Setelahnya, parta-partai baru berbasis identitas Tamil Sri Lanka bermunculan seperti Partai Federal dan Front Pembebasan Tamil.[39]

Pada tahun 1970-an, gerakan separatisme Tamil Sri Lanka mulai muncul, ditandai dengan berdirinya organisasi militan.[40] Macan Pembebasan Tamil Eelam (Liberation Tigers of Tamil Eelam:LTTE) menjadi organisasi dominan dan mengaku sebagai pemimpin de facto Tamil Eelam, negara baru yang merdeka dari Sri Lanka.[41][42] Perang saudara pecah di Sri Lanka sejak 1983 dan baru berakhir pada tahun 2009 dengan korban jiwa diperkirakan sebanyak 20,000-75,000 orang.[43][41] Pemerintahan Sri Lanka kembali berjalan normal sementara pendukung separatis banyak yang pergi ke luar negeri.[44]


Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Census of Population and Housing 2011". www.statistics.gov.lk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-28. Diakses tanggal 2020-01-13. 
  2. ^ "Tamils by the Numbers". TamilCulture.ca (dalam bahasa Inggris). 2012-11-05. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-26. Diakses tanggal 2020-01-13. 
  3. ^ "BBCSinhala.com". www.bbc.com. Diakses tanggal 2020-01-13. 
  4. ^ Kumar, Acharya, A. (2014). "Ethnic conflict and refugees in Sri Lanka". Antropología Experimental. 0 (7). Ringkasan. 
  5. ^ Baumann, Martin; Salentin, Kurt (2006-10-01). "Migrant Religiousness and Social Incorporation: Tamil Hindus from Sri Lanka in Germany". Journal of Contemporary Religion. 21 (3): 297–323. doi:10.1080/13537900600925958. ISSN 1353-7903. 
  6. ^ TamilNet. "TamilNet". www.tamilnet.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-13. 
  7. ^ swissinfo.ch, S. W. I.; Corporation, a branch of the Swiss Broadcasting. "Swiss Tamils look to preserve their culture". SWI swissinfo.ch (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-13. 
  8. ^ a b c d "History of the Tamil Diaspora". murugan.org. Diakses tanggal 2020-01-13. 
  9. ^ "Tamil". Ethnologue (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-13. 
  10. ^ Barnes 2002, hlm. 110"In Denmark we have around nine thousand Sri Lankan Tamils, more than eight thousand of whom are Hindus."
  11. ^ "The Sinhala-Tamil Cross-Pollinated Siblings". Colombo Telegraph (dalam bahasa Inggris). 2013-11-15. Diakses tanggal 2020-01-14. 
  12. ^ Bass 2012, hlm. 52"Although some Jaffna Tamils claim that their dialect is superior and closer to classical, pure Tamil, other Tamils ridicule it as archaic and old-fashioned."
  13. ^ Lehmann 1998, hlm. 104"Greater continuity may be observed between Old Tamil and modern Sri Lankan Tamil than between the old language and the modern mainland dialects spoken in India."
  14. ^ Manogaran 1994, hlm. 1-2;Chapter 2"Historians, archaeologist, and epigraphist have pieced together fragmentary evidence to present a picture of continuous migration of small numbers of people from the shores of southern Tamil Nadu to northern Sri Lanka from as early as the 3rd century B.C."
  15. ^ Manogaran 1994, hlm. 2;Chapter 2"The Chola invasions of the 11th century were followed by a period of (...). These invasions contributed to the large scale settlement of Tamils in the northern and eastern parts of the island."
  16. ^ Manogaran 1994, hlm. 2b;Chapter 2"The seat of this kingdom was in the Jaffna peninsula in northern Sri Lanka, (...). The establishment of a Tamil kingdom was critical to the emergence of the conscious among the inhabitants of the kingdom that the Sri Lankan Tamils were bound together by a common identity (...)"
  17. ^ Manogaran 1994, hlm. 2c;Chapter 2"The establishment of a flourishing Tamil kingdom triggered off successive waves of immigrants from Tamil Nadu who were attracted by (...) free from the Islamic invasions (...). These waves of immigrants persisted well into the 18th century."
  18. ^ Roberts 1989, hlm. 253"Paravara refers to the Bharatha people, (...). Those people were mostly from Tuticorin region in southern India and some across in Portuguese times. They are mostly Catholics."
  19. ^ Vijayalakshmi 2005, hlm. 8"Today, 75% of the Chetties are Roman Catholics while the rest are Anglicans."
  20. ^ Suryanarayan, V. "In search of a new identity". frontline.thehindu.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-14. Diakses tanggal 2020-01-14. 
  21. ^ "Sri Lanka : a country study". Library of Congress, Washington, D.C. 20540 USA. Diakses tanggal 2020-01-14. 
  22. ^ Wilson 2000, hlm. 1"With Christian proselytisation via Portuguese Catholicism, Dutch Protestantism and British and American Protestant missionary endeavours, about 7 per cent of the Tamils became Christian converts."
  23. ^ "22,254 Tamil Buddhists in SL". www.dailymirror.lk (dalam bahasa English). Diakses tanggal 2020-01-14. 
  24. ^ Civattampi 1995, hlm. 30"In both these types of temples there would be a resident kurukkal or aiyar."
  25. ^ "A2 : Population by ethnic group according to districts, 2012". Department of Census & Statistics, Sri Lanka. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-28. Diakses tanggal 2020-01-13. 
  26. ^ Ruwanpura 2006, hlm. 96Like Muslims and Sinhalese in the region (...), Tamils are engaged in fishing agriculture, though far fewer Tamils are engaged in trading activities.
  27. ^ Ruwanpura 2006, hlm. 95(...), eastern Tamlils are known for their matrilineal customs and practice.
  28. ^ Ruwanpura 2006, hlm. 96bSince the Tamils in the region are a predominantly Hindu community, (...)
  29. ^ Brito 1876, hlm. iiiThe following pages contain the result of the compiler’s inquiries among the learned Mukkuvars of Batticaloa and Calpentyn, and an examination of cases consulted by him, while practising law at Batticaloa.
  30. ^ Brito, C. (1876). The Mukkuva law: or, The rules of succession among the Mukkuvars of Ceylon. H.D. Gabriel. OCLC 4624637. 
  31. ^ Fernando, A. Denis N. (1987). "PENINSULAR JAFFNA FROM ANCIENT TO MEDIEVAL TIMES: Its Significant Historical and Settlement Aspects". Journal of the Royal Asiatic Society of Sri Lanka. 32: 63–90. ISSN 1391-720X. 
  32. ^ "Thesavalamai | Tamil law". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-21. 
  33. ^ Bonta, Steven (2010). "Negombo Fishermen's Tamil: A Case of Indo-Aryan Contact-Induced Change in a Dravidian Dialect". Anthropological Linguistics. 52 (3-4): 310–343. doi:10.1353/anl.2010.0021. ISSN 1944-6527. 
  34. ^ a b Foell, Jens. ([2002?]). Participation, patrons and the village : the case of coastal zone management in the Puttalam District, Sri Lanka. School of African and Asian Studies, University of Sussex. OCLC 50958471. 
  35. ^ Gk, Kshatriya (1995-12). "Genetic Affinities of Sri Lankan Populations". Human biology (dalam bahasa Inggris). PMID 8543296. Diakses tanggal 2020-01-23. 
  36. ^ Wilson 2002, hlm. 1b"From the beginnings of British rule in 1796, the Tamils of Ceylon (the island bore this name till 1972, when it became 'Sri Lanka') remained a community apart, retaining their own distinct identity."
  37. ^ Wilson 2000, hlm. 2"It was not difficult consciously to mantain this national awareness as long as the island remained under neutral British rule. The British encouraged this separation of the different communities by nominating representatives to the Legislative Council system (...)"
  38. ^ Wilson 2000, hlm. 3"From the mid-1920s onwards Tamil national awareness became transformed into a new phenomen, Tamil national consciousness. (...) was galvanised through an organisational framework. the All-Ceylon Tamil Congress, formed in 1944."
  39. ^ Jeyaraj, D. b s (2002-06-06). "TULF leader passes away". The Hindu (dalam bahasa Inggris). ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 2020-01-23. 
  40. ^ Wilson 2000, hlm. 24"By the mid-1970s the leadership of the Tamil movement had been taken over by the militants, among whom Velupillai Prabhakaran and his Liberation Tigers of Tamil EElam (...)."
  41. ^ a b "Sri Lanka's Intractable Conflict". Dissent Magazine. Diakses tanggal 2020-01-23. 
  42. ^ Wilson 2000, hlm. 132"Their plea for national self-determination is that 'soceity of Tamil Eelam is prevented from not being able to determine its fate itself'."
  43. ^ "Q&A: Post-war Sri Lanka". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2015-01-09. Diakses tanggal 2020-01-23. 
  44. ^ hermesauto (2018-05-20). "Sri Lanka warns of Tamil separatist resurgence". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-23. 

Daftar Pustaka[sunting | sunting sumber]

Barnes, Michael (2002). Theology and the dialogue of religions. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-511-01900-9. OCLC 52611459. 

Wilson, A. Jeyaratnam (2000). Sri Lankan Tamil Nationalism: Its Origins and Development in the Nineteenth and Twentieth Centuries. UBC Press. ISBN 978-0-7748-0759-3. 

Lehmann, Thomas (1998). The Dravidian languages. London: Routledge. ISBN 0-415-10023-2. OCLC 36407883. 

Bass, Daniel (2012). Everyday Ethnicity in Sri Lanka : Up-country Tamil Identity Politics. Hoboken: Taylor and Francis. ISBN 978-1-136-22418-8. OCLC 823386993. 

Roberts, Michael (1989). People inbetween. Ratmalana: Sarvodaya Book Pub. Services. ISBN 955-599-013-1. OCLC 22352571. 

Vijayalakshmi, E. (2005). Cultural minorities of Sri Lanka : their growth, achievements, and relevance today. Colombo: International Centre for Ethnic Studies. ISBN 955-580-096-0. OCLC 60767182. 

Ruwanpura, Kanchana N. (2006). Matrilineal communities, patriarchal realities : a feminist Nirvana uncovered. Ann Arbor: University of Michigan Press. ISBN 0-472-09977-9. OCLC 71146592. 

Brito, C. (1876). The Mukkuva law: or, The rules of succession among the Mukkuvars of Ceylon. OCLC 4624637. 

Civattampi, Kārttikēcu (1995). Sri Lankan Tamil society and politics. Madras: New Century Book House. ISBN 81-234-0395-X. OCLC 33162843.