Tak Kasat Mata

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Tak Kasatmata)

Tak Kasat Mata
Genre
PembuatVerona Pictures
Pemeran
Negara asalIndonesia
Bahasa asliBahasa Indonesia
Jmlh. musim1
Jmlh. episode23 (daftar episode)
Produksi
ProduserTitin Suryani
Pengaturan kameraMulti-kamera
Durasi60 menit
Rumah produksiVerona Pictures
DistributorVisi Media Asia
Rilis asli
JaringanANTV
Rilis1 November (2017-11-01) –
24 November 2017 (2017-11-24)

Tak Kasat Mata adalah sinetron Indonesia produksi Verona Pictures yang ditayangkan perdana 1 November 2017 pukul di 23.00 WIB di ANTV. Sinetron ini dibintangi oleh Adila Fitri, Meylani Fahira, dan Abun Sungkar.[1]

Sinopsis[sunting | sunting sumber]

Menjadi kakak yang sempurna, adalah impian Nadia. Nadia gadis yang sangat sayang pada adiknya. Walaupun Utari adik Nadia manja dan keras kepala. Hingga suatu hari Nadia tau kalau Utari hamil 7 bulan akibat hubungannya dengan Arfan seorang pria munafik yang sudah menjadi tunangan Nadia. Arfan menuduh Utari yang menggodanya. Sayangnya Nadia percaya, karena ia masih mencintai Arfan. Selama ini ternyata Utari menyembunyikan kehamilannya menggunakan baju kebesaran dan stagen.

Tak ada pertengkaran. Hanya segelas teh berisi sianida untuk merayakan ulang tahun Utari yang terakhir. Nadia tak bergeming ketika Utari yang mulai sekarat memohon untuk dibawa ke rumah sakit. Nadia sebenarnya tak tega, tapi Arfan melarangnya karena mereka berdua akan katahuan telah membunuh Utari dan di penjara. Utari akhirnya tergeletak tak berdaya. Dalam kebingungan, malam itu akhirnya mereka menguburkan Utari di sebuah tempat tersembunyi. Mereka tidak menyangka sebenarnya Utari masih hidup lalu melahirkan premature di dalam kuburan.

Sejak itu sosok Utari gentayangan menghantui Nadia dan Arfan. Ia juga menghantui Gendis yang muncul menyerupai sosok anak kecil yang sering menyanyikan lagu lir ilir, Lagu yang sering di nyanyikan Utari saat mengelus perutnya ketika hamil. Dan sosok Utari yang ingin membalas dendam pada Nadia dan Arfan, dan juga menghantui setiap orang yang hamil. Warga mengira arwah Utari ingin merebut bayinya. Warga geger karena kejadian itu.

Hingga suatu hari warga menemukan kuburan aneh yang ternyata kuburan Utari. Di dalamnya Warga menemukan jasad Utari dan seorang bayi. Wargapun gempar. RT Rahayu mulai ambil sikap menyuruh Deden dan Suyit menyelidikinya. Sementara jasad Utari di bawa kerumah sakit dan di semayamkan di sana hingga di makamkan dengan layak. Warga merasa lega karena mereka mengira arwah Utari akan pergi dan tak akan lagi meneror mereka.

Namun ternyata arwah Utari tetap terus meneror Arfan dan juga Nadia yg bekerja sebagai perawat. Arfan akhirnya ditemukan mati mengenaskan. Nadia adalah teman Fatma, ia sering curhat tentang banyak hal, termasuk keanehan berat badan Nadia setiap ditimbang menjadi 120 kg, padahal tubuhnya kecil. Ia tidak menyangka ternyata arwah Utari selalu ikut duduk di pundak Nadia. Utari tidak akan pergi sebelum bisa menuntut balas. Nadiapun stres mengetahuinya. Iapun hanya bisa pasrah ketika di giring kerumah sakit jiwa. Ternyata tak ada yang bisa sempurna selain Allah SWT.

Pemeran[sunting | sunting sumber]

Pemeran Peran
Adila Fitri Gendhis
Meylani Fahira N/A
Abun Sungkar Beno
Pamela Safitri Nurma
Ovi Sovianti Fatma
Risma D' Academy N/A
Amel Alvi N/A

Episode[sunting | sunting sumber]

  • Episode 01: Beranak Dalam Kubur
  • Episode 02: Dendam Suster Ngesot
  • Episode 03: Hantu Malam Jumat Kliwon
  • Episode 04: Pengabdi Setan
  • Episode 05: Rumah Pondok Indah
  • Episode 06: Akibat Guna-Guna Istri Muda
  • Episode 07: Bangkitnya Nenek Gayung
  • Episode 08: Terowongan Casablanca
  • Episode 09: Arwah Lukisan Berdarah
  • Episode 10: Hantu Kebaya Merah
  • Episode 11: Kerasukan
  • Episode 12: Misteri Boneka Keramat
  • Episode 13: Misteri Rumah Kentang
  • Episode 14: Tali Pocong Perawan
  • Episode 15: Dendam Ninik Towok
  • Episode 16: Malam Satu Suro
  • Episode 17: Dendam Penunggu Telaga Angker
  • Episode 18: Makhluk Dari Alam Kubur
  • Episode 19: Istri Tiren
  • Episode 20: Titisan Wewe Gombel
  • Episode 21: Hantu Petai Umpet
  • Episode 22: Hantu Nina Bobok
  • Episode 23: Kereta Api Hantu Manggarai

Bintang tamu[sunting | sunting sumber]

Pemeran Peran
Jill Gladys Nadia [a]
Rurin Nirmala Utari [b]
Frans Damanik Arfan [c]
Adit Triyuda Robby [d]
Cut Rya Lastri [e]
Hafida Gerizz Ibunda Nadia dan Utari [f]
Atalarik Syah Kemal [g]
Resti Wulandari Farida [h]
Elizabeth Christine Ibunda Farida [i]
Riza Shahab Baron [j]
Naufal Azhar Rafli [k]
Lucyana Safutri Azka [l]
Anof Zulfania Ibunda Rafli [m]
Intan RJ Kinanti [n]
Amec Jen Aris Ridho [o]
Teddy Syah Barna [p]
Fera Ayu Halimah [q]
Panji Saputra Indra [r]
Dwi Putrantiwi Fatma [s]
Sendy Mamahit Sumiati [t]
Harlan Chaniago Pak RT [u]
Intan Melodi Penjaga warung [v]
Kartika Waode Bu RT [w]
Inggrid Widjanarko Nenek Gayung [x]
Shareefa Daanish Dara [y]
Delano Daniel Gerry [z]
Suci Ramadhani Arumi [aa]
Revaldo Alex [ab]
Friswi Novati Dokter Davina [ac]
Ika Angel Dokter Renata [ad]
Angelica Simperler Siti [ae]
Ananda George Damri [af]
Hengky Kurniawan Danang [ag]
Ishma Annisa Dokter Martha [ah]
Dhea Ananda Weni [ai]
Sean Hasyim Keenan [aj]
Tengku Dewi Putri Mimin [ak]
Andro Trinanda Adit [al]
Yudhi Artwo Leo
Devi Artwo Lisa
Chantiq Schagerl Dewi [am]
Stuart Collin Darto [an]
Novianti Syahrani Indah
Nicky Tirta Dewa [ao]
Shirin Safira Suketi [ap]
Agus Wibowo Rangga [aq]
Meidian Maladi Pram [ar]
Angie Lenny [as]
Ischa Sargita Ema [at]
Aris Kurniawan Ranto [au]
Nadila Ernesta Sari [av]
Umar Syarief Ahmad [aw]
Christa Ayundita Dian [ax]
Garneta Haruni Arnita [ay]
Moniq Crasivaya Tania [az]
Masayu Anastasia Senna [ba]
Daniel Leo [bb]
Eza Gionino Marlon/Rio
Desy Francissy Vita
Shilla Banyu Laras
Ahmad Affandy Anto
Cyntya Wijaya Dewi
Arumi Putri Andriana Ayunda Chika
Firstriana Aldilla Mayang
Selvi Kitty Winarmi
Willy Felix Bambang

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Episode 1
  2. ^ Episode 1
  3. ^ Episode 1
  4. ^ Episode 1
  5. ^ Episode 1
  6. ^ Episode 1
  7. ^ Episode 2
  8. ^ Episode 2
  9. ^ Episode 2
  10. ^ Episode 3
  11. ^ Episode 3
  12. ^ Episode 3
  13. ^ Episode 3
  14. ^ Episode 4
  15. ^ Episode 4
  16. ^ Episode 4
  17. ^ Episode 5
  18. ^ Episode 6
  19. ^ Episode 6
  20. ^ Episode 6
  21. ^ Episode 6
  22. ^ Episode 6
  23. ^ Episode 6
  24. ^ Episode 7
  25. ^ Episode 7
  26. ^ Episode 8
  27. ^ Episode 8
  28. ^ Episode 9
  29. ^ Episode 9
  30. ^ Episode 9
  31. ^ Episode 10
  32. ^ Episode 10
  33. ^ Episode 11
  34. ^ Episode 11
  35. ^ Episode 11
  36. ^ Episode 12
  37. ^ Episode 13
  38. ^ Episode 12
  39. ^ Episode 14
  40. ^ Episode 14
  41. ^ Episode 16
  42. ^ Episode 16
  43. ^ Episode 16
  44. ^ Episode 17
  45. ^ Episode 16
  46. ^ Episode 17
  47. ^ Episode 18
  48. ^ Episode 18
  49. ^ Episode 19
  50. ^ Episode 19
  51. ^ Episode 19
  52. ^ Episode 20
  53. ^ Episode 20
  54. ^ Episode 20

Kontroversi[sunting | sunting sumber]

KPI memberi Peringatan[sunting | sunting sumber]

Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) melayangkan surat peringatan untuk program siaran “Tak Kasatmata” di ANTV. Program ini menayangkan adegan mengeksploitas dada seorang wanita yang menjadi suster di sebuah rumah sakit pada 5 November 2017 pukul 23.42 WIB. Hal itu disampaikan KPI Pusat dalam surat peringatan ke ANTV, Senin (13/11/2017). Selain itu, pemantauan KPI Pusat menemukan adegan serupa pada tanggal 01 dan 02 November 2017. Menurut Komisioner KPI Pusat, Nuning Rodiyah, adegan itu tidak memperhatikan ketentuan tentang pelarangan adegan seksual sebagaimana diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI Tahun 2012.[2]

Nuning menilai hal tersebut berpotensi melanggar Pasal 18 huruf h SPS KPI Tahun 2012 tentang pelarangan adegan seksual yang mengeksploitasi bagian tubuh tertentu. “Berdasarkan hal itu, KPI Pusat memutuskan memberikan peringatan untuk program siaran “Tak Kasatmata”,” tegasnya.[2]

Peringatan ini, lanjut Nuning, merupakan bagian dari pengawasan KPI Pusat terhadap pelaksanaan peraturan serta P3 dan SPS oleh lembaga penyiaran, sebagaimana diamanatkan dalam UU Penyiaran. “Kami minta ANTV menjadikan P3 dan SPS KPI sebagai acuan dalam menyiarkan sebuah program siaran,” kata Nuning.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]