Tak Kasat Mata
Tak Kasat Mata | |
---|---|
Genre | |
Pembuat | Verona Pictures |
Pemeran |
|
Negara asal | Indonesia |
Bahasa asli | Bahasa Indonesia |
Jmlh. musim | 1 |
Jmlh. episode | 23 (daftar episode) |
Produksi | |
Produser | Titin Suryani |
Pengaturan kamera | Multi-kamera |
Durasi | 60 menit |
Rumah produksi | Verona Pictures |
Distributor | Visi Media Asia |
Rilis asli | |
Jaringan | ANTV |
Rilis | 1 November 24 November 2017 | –
Tak Kasat Mata adalah serial televisi Indonesia produksi Verona Pictures yang ditayangkan perdana 1 November 2017 pukul di 23.00 WIB di ANTV. Serial ini dibintangi oleh Adila Fitri, Meylani Fahira, dan Abun Sungkar.[1]
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Menjadi kakak yang sempurna, adalah impian Nadia. Nadia gadis yang sangat sayang pada adiknya. Walaupun Utari adik Nadia manja dan keras kepala. Hingga suatu hari Nadia tau kalau Utari hamil 7 bulan akibat hubungannya dengan Arfan seorang pria munafik yang sudah menjadi tunangan Nadia. Arfan menuduh Utari yang menggodanya. Sayangnya Nadia percaya, karena ia masih mencintai Arfan. Selama ini ternyata Utari menyembunyikan kehamilannya menggunakan baju kebesaran dan stagen.
Tak ada pertengkaran. Hanya segelas teh berisi sianida untuk merayakan ulang tahun Utari yang terakhir. Nadia tak bergeming ketika Utari yang mulai sekarat memohon untuk dibawa ke rumah sakit. Nadia sebenarnya tak tega, tapi Arfan melarangnya karena mereka berdua akan katahuan telah membunuh Utari dan di penjara. Utari akhirnya tergeletak tak berdaya. Dalam kebingungan, malam itu akhirnya mereka menguburkan Utari di sebuah tempat tersembunyi. Mereka tidak menyangka sebenarnya Utari masih hidup lalu melahirkan premature di dalam kuburan.
Sejak itu sosok Utari gentayangan menghantui Nadia dan Arfan. Ia juga menghantui Gendis yang muncul menyerupai sosok anak kecil yang sering menyanyikan lagu lir ilir, Lagu yang sering di nyanyikan Utari saat mengelus perutnya ketika hamil. Dan sosok Utari yang ingin membalas dendam pada Nadia dan Arfan, dan juga menghantui setiap orang yang hamil. Warga mengira arwah Utari ingin merebut bayinya. Warga geger karena kejadian itu.
Hingga suatu hari warga menemukan kuburan aneh yang ternyata kuburan Utari. Di dalamnya Warga menemukan jasad Utari dan seorang bayi. Wargapun gempar. RT Rahayu mulai ambil sikap menyuruh Deden dan Suyit menyelidikinya. Sementara jasad Utari di bawa kerumah sakit dan di semayamkan di sana hingga di makamkan dengan layak. Warga merasa lega karena mereka mengira arwah Utari akan pergi dan tak akan lagi meneror mereka.
Namun ternyata arwah Utari tetap terus meneror Arfan dan juga Nadia yg bekerja sebagai perawat. Arfan akhirnya ditemukan mati mengenaskan. Nadia adalah teman Fatma, ia sering curhat tentang banyak hal, termasuk keanehan berat badan Nadia setiap ditimbang menjadi 120 kg, padahal tubuhnya kecil. Ia tidak menyangka ternyata arwah Utari selalu ikut duduk di pundak Nadia. Utari tidak akan pergi sebelum bisa menuntut balas. Nadiapun stres mengetahuinya. Iapun hanya bisa pasrah ketika di giring kerumah sakit jiwa. Ternyata tak ada yang bisa sempurna selain Allah SWT.
Pemeran
[sunting | sunting sumber]Pemeran | Peran |
---|---|
Adila Fitri | Gendhis |
Meylani Fahira | N/A |
Abun Sungkar | Beno |
Pamela Safitri | Nurma |
Ovi Sovianti | Fatma |
Risma D' Academy | N/A |
Amel Alvi | N/A |
Episode
[sunting | sunting sumber]- Episode 01: Beranak Dalam Kubur
- Episode 02: Dendam Suster Ngesot
- Episode 03: Hantu Malam Jumat Kliwon
- Episode 04: Pengabdi Setan
- Episode 05: Rumah Pondok Indah
- Episode 06: Akibat Guna-Guna Istri Muda
- Episode 07: Bangkitnya Nenek Gayung
- Episode 08: Terowongan Casablanca
- Episode 09: Arwah Lukisan Berdarah
- Episode 10: Hantu Kebaya Merah
- Episode 11: Kerasukan
- Episode 12: Misteri Boneka Keramat
- Episode 13: Misteri Rumah Kentang
- Episode 14: Tali Pocong Perawan
- Episode 15: Dendam Ninik Towok
- Episode 16: Malam Satu Suro
- Episode 17: Dendam Penunggu Telaga Angker
- Episode 18: Makhluk Dari Alam Kubur
- Episode 19: Istri Tiren
- Episode 20: Titisan Wewe Gombel
- Episode 21: Hantu Petai Umpet
- Episode 22: Hantu Nina Bobok
- Episode 23: Kereta Api Hantu Manggarai
Bintang tamu
[sunting | sunting sumber]Pemeran | Peran |
---|---|
Jill Gladys | Nadia [a] |
Rurin Nirmala | Utari [b] |
Frans Damanik | Arfan [c] |
Adit Triyuda | Robby [d] |
Cut Rya | Lastri [e] |
Hafida Gerizz | Ibunda Nadia dan Utari [f] |
Atalarik Syah | Kemal [g] |
Resti Wulandari | Farida [h] |
Elizabeth Christine | Ibunda Farida [i] |
Riza Shahab | Baron [j] |
Naufal Azhar | Rafli [k] |
Lucyana Safutri | Azka [l] |
Anof Zulfania | Ibunda Rafli [m] |
Intan RJ | Kinanti [n] |
Amec Jen Aris | Ridho [o] |
Teddy Syah | Barna [p] |
Fera Ayu | Halimah [q] |
Panji Saputra | Indra [r] |
Dwi Putrantiwi | Fatma [s] |
Sendy Mamahit | Sumiati [t] |
Harlan Chaniago | Pak RT [u] |
Intan Melodi | Penjaga warung [v] |
Kartika Waode | Bu RT [w] |
Inggrid Widjanarko | Nenek Gayung [x] |
Shareefa Daanish | Dara [y] |
Delano Daniel | Gerry [z] |
Suci Ramadhani | Arumi [aa] |
Revaldo | Alex [ab] |
Friswi Novati | Dokter Davina [ac] |
Ika Angel | Dokter Renata [ad] |
Angelica Simperler | Siti [ae] |
Ananda George | Damri [af] |
Hengky Kurniawan | Danang [ag] |
Ishma Annisa | Dokter Martha [ah] |
Dhea Ananda | Weni [ai] |
Sean Hasyim | Keenan [aj] |
Tengku Dewi Putri | Mimin [ak] |
Andro Trinanda | Adit [al] |
Yudhi Artwo | Leo |
Devi Artwo | Lisa |
Chantiq Schagerl | Dewi [am] |
Stuart Collin | Darto [an] |
Novianti Syahrani | Indah |
Nicky Tirta | Dewa [ao] |
Shirin Safira | Suketi [ap] |
Agus Wibowo | Rangga [aq] |
Meidian Maladi | Pram [ar] |
Angie | Lenny [as] |
Ischa Sargita | Ema [at] |
Aris Kurniawan | Ranto [au] |
Nadila Ernesta | Sari [av] |
Umar Syarief | Ahmad [aw] |
Christa Ayundita | Dian [ax] |
Garneta Haruni | Arnita [ay] |
Moniq Crasivaya | Tania [az] |
Masayu Anastasia | Senna [ba] |
Daniel Leo | [bb] |
Eza Gionino | Marlon/Rio |
Desy Francissy | Vita |
Shilla Banyu | Laras |
Ahmad Affandy | Anto |
Cyntya Wijaya | Dewi |
Arumi Putri Andriana Ayunda | Chika |
Firstriana Aldilla | Mayang |
Selvi Kitty | Winarmi |
Willy Felix | Bambang |
Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ Episode 1
- ^ Episode 1
- ^ Episode 1
- ^ Episode 1
- ^ Episode 1
- ^ Episode 1
- ^ Episode 2
- ^ Episode 2
- ^ Episode 2
- ^ Episode 3
- ^ Episode 3
- ^ Episode 3
- ^ Episode 3
- ^ Episode 4
- ^ Episode 4
- ^ Episode 4
- ^ Episode 5
- ^ Episode 6
- ^ Episode 6
- ^ Episode 6
- ^ Episode 6
- ^ Episode 6
- ^ Episode 6
- ^ Episode 7
- ^ Episode 7
- ^ Episode 8
- ^ Episode 8
- ^ Episode 9
- ^ Episode 9
- ^ Episode 9
- ^ Episode 10
- ^ Episode 10
- ^ Episode 11
- ^ Episode 11
- ^ Episode 11
- ^ Episode 12
- ^ Episode 13
- ^ Episode 12
- ^ Episode 14
- ^ Episode 14
- ^ Episode 16
- ^ Episode 16
- ^ Episode 16
- ^ Episode 17
- ^ Episode 16
- ^ Episode 17
- ^ Episode 18
- ^ Episode 18
- ^ Episode 19
- ^ Episode 19
- ^ Episode 19
- ^ Episode 20
- ^ Episode 20
- ^ Episode 20
Kontroversi
[sunting | sunting sumber]KPI memberi Peringatan
[sunting | sunting sumber]Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) melayangkan surat peringatan untuk program siaran “Tak Kasatmata” di ANTV. Program ini menayangkan adegan mengeksploitas dada seorang wanita yang menjadi suster di sebuah rumah sakit pada 5 November 2017 pukul 23.42 WIB. Hal itu disampaikan KPI Pusat dalam surat peringatan ke ANTV, Senin (13/11/2017). Selain itu, pemantauan KPI Pusat menemukan adegan serupa pada tanggal 01 dan 02 November 2017. Menurut Komisioner KPI Pusat, Nuning Rodiyah, adegan itu tidak memperhatikan ketentuan tentang pelarangan adegan seksual sebagaimana diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI Tahun 2012.[2]
Nuning menilai hal tersebut berpotensi melanggar Pasal 18 huruf h SPS KPI Tahun 2012 tentang pelarangan adegan seksual yang mengeksploitasi bagian tubuh tertentu. “Berdasarkan hal itu, KPI Pusat memutuskan memberikan peringatan untuk program siaran “Tak Kasatmata”,” tegasnya.[2]
Peringatan ini, lanjut Nuning, merupakan bagian dari pengawasan KPI Pusat terhadap pelaksanaan peraturan serta P3 dan SPS oleh lembaga penyiaran, sebagaimana diamanatkan dalam UU Penyiaran. “Kami minta ANTV menjadikan P3 dan SPS KPI sebagai acuan dalam menyiarkan sebuah program siaran,” kata Nuning.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Situs web Verona Pictures