Lompat ke isi

Stadion Si Jalak Harupat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stadion Si Jalak Harupat
Si Jalak Harupat, Jalak Harupat, Jahapat, SJH
Informasi stadion
Nama lengkapStadion Si Jalak Harupat
PemilikPemerintah Kabupaten Bandung
Lokasi
LokasiKutawaringin, Bandung, Jawa Barat
Indonesia
Koordinat6°59′48″S 107°31′47″E / 6.996534°S 107.529765°E / -6.996534; 107.529765
Konstruksi
DibuatJanuari 2003
Dibuka26 April 2005
Direnovasi2020–2023
Biaya pembuatan67,5 miliar Rupiah
Data teknis
PermukaanRumput Zoycia matrella
Kapasitas30.000
Pemakai
Persikab Bandung (2005–sekarang)
Persib Bandung (2009–sekarang)
Pelita Bandung Raya (2012–2015)
PSKC Cimahi (2022–sekarang)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Pengembangan Kawasan Olahraga Si Jalak Harupat

Stadion Si Jalak Harupat (Aksara Sunda Baku: ᮞ᮪ᮒᮓᮤᮇᮔ᮪ ᮞᮤ ᮏᮜᮊ᮪ ᮠᮛᮥᮕᮒ᮪) adalah sebuah stadion olahraga yang berada di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Nama stadion tersebut diambil dari julukan bagi salah seorang pahlawan nasional dari Bojongsoang, Bandung, yaitu Otto Iskandardinata.

Kini stadion tersebut menjadi milik Pemerintah Kabupaten Bandung. Persikab Bandung, yang merupakan wakil Kabupaten Bandung di Liga 2 Indonesia menjadikan stadion tersebut sebagai kandangnya. Begitu pula dengan tim se-daerah Bandung, Persib, yang menjadikan stadion ini sebagai 'homebase' sementara mereka hingga Liga 1 Indonesia Musim 2019.

Stadion ini dibangun mulai Januari 2003 pada saat Kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati Obar Sobarna. Selanjutnya, stadion ini diresmikan pada hari jadi Kabupaten Bandung yang ke-364, tanggal 26 April 2005 oleh Agum Gumelar yang menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat.

Fasilitas

[sunting | sunting sumber]

Fasilitas yang tersedia antara lain:

  • Lapangan sepak bola sebagai arena utama, dengan rumput jenis Zoysia matrella Lin Mer yang bisa meminimalkan cedera pemain bola.
  • Lampu untuk lapangan berkekuatan 2400 lux yang memungkinkan dilaksanakannya pertandingan malam.
  • Papan skor (scoring board) elektronik.
  • Lintasan (track) untuk atletik dengan ukuran standar sebanyak 8 lintasan.
  • Fasilitas komersial.
  • Fasilitas penunjang lainnya seperti berbagai jenis toilet sebanyak 135, kantin, 4 ruang ganti pemain, ruang wasit, dan lain-lain.

Luas bangunan stadion adalah sebagai berikut:

  • Bangunan seluas 28.177 m²
  • Ukuran lapangan sepak bola dengan panjang 105 m dan lebar 68 m
  • Lanskap seluas 13.000 m²

Penilaian Kelayakan

[sunting | sunting sumber]

Dalam rangka upayanya menjadi pendamping Stadion Gelora Bung Karno untuk menggelar pertandingan Piala Asia AFC 2007, sekjen PSSI saat itu, Nugraha Besoes, melakukan peninjauan ke Stadion Si Jalak Harupat pada hari Minggu, 6 Februari 2005. Namun dinyatakan secara tegas bahwa masih banyak yang perlu dibenahi jika stadion ini ingin menjadi tuan rumah pertandingan internasional. Secara fisik stadion ini memang cukup kokoh dan strukturnya cukup bagus. Hanya saja, Jalak Harupat baru bisa memenuhi kualifikasi lokal dan nasional. Sistem drainase lapangan sudah bagus, demikian juga dengan rumput di lapangan. Hanya saja tempat duduk penonton masih menggunakan format tradisional, padahal untuk stadion modern seorang penonton disediakan satu tempat duduk. Loket untuk menjual tiket masih menyatu dengan stadion dan bukan di luar kompleks stadion seperti selayaknya stadion yang baik. Selain itu, kamar ganti pemain belum dilengkapi meja pijat dan loker. Demikian juga tempat pemain cadangan dinilai masih kurang sesuai. Kekurangan lainnya adalah lokasi stadion yang cukup jauh dari hotel. Dua lapangan pendukung dinilai masih kurang memenuhi syarat karena bentuknya tidak tertutup.[1] Dalam verifikasi AFC pada bulan Oktober 2011 Stadion Si Jalak Harupat tidak mendapat kriteria A AFC karena masih banyak memiliki kekurangan, tetapi dinyatakan layak untuk bisa menggelar pertandingan Liga Indonesia. Bila stadion ini suatu saat dipakai untuk menggelar pertandingan Liga Champions Asia, stadion ini harus di-upgrade.[2]

Pada tahun 2010, stadion ini direnovasi untuk meningkatkan fasilitas yang ada sehingga layak untuk dijadikan stadion internasional. Tribun penonton, ruang ganti pemain, loket tiket, dan bagian-bagian di sekitar stadion kini dinilai sudah memenuhi standar yang ditetapkan Konfederasi Sepak bola Asia (AFC).

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Pembangunan stadion ini menelan biaya sebesar 67,5 miliar rupiah yang bersumber dari APBD Pemerintah Kabupaten Bandung. Dengan biaya sebesar itu, muncul tuduhan terjadinya penggelembungan nilai proyek yang seharusnya hanya berkisar antara Rp 30 hingga 40 miliar.[3] Selain dugaan penggelembungan harga dalam pembangunannya, dugaan korupsi juga terjadi pada proses pembebasan tanah untuk lokasi stadion tersebut. Harga tanah yang diajukan oleh pelaksana proyek diduga jauh lebih besar daripada harga pembelian yang disepakati dengan masyarakat.[4] Kasus ini ditangani oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

Penggunaan

[sunting | sunting sumber]

Stadion Si Jalak Harupat digunakan sebagai markas Persib dan Persikab. Pelita Jaya juga pernah menggunakan stadion ini setelah berpindah dari Stadion Purnawarman di Purwakarta. Namun, saat ini Pelita menggunakan Stadion Singaperbangsa di Karawang sebagai markasnya. Persib juga memakai stadion ini pada Liga Super Indonesia 2009-10, tetapi untuk beberapa pertandingan terakhir kembali menggunakan Stadion Siliwangi, karena stadion ini direnovasi untuk ajang Pekan Olahraga Daerah (PORDA) Jawa Barat.

Stadion ini pernah menjadi tempat penyelenggaraan Piala Suzuki AFF 2008, pada pertandingan terakhir penyisihan Grup A mempertemukan Myanmar dan Kamboja, yang harus digelar bersamaan dengan pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta.

Di tahun 2023, stadion ini akan dijadikan tempat event sepak bola dunia Piala Dunia U-20 FIFA 2023, tetapi dibatalkan, dan kemudian stadion ini ditunjuk kembali untuk Piala Dunia U-17 FIFA 2023 yang akan diselenggarakan pada tanggal 10 November hingga 2 Desember 2023.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Stadion Jalak Harupat tak Penuhi Syarat, Pikiran Rakyat, Senin, 07 Februari 2005". Diarsipkan dari asli tanggal 2007-09-29. Diakses tanggal 2007-04-06.
  2. ^ http://bandung.detik.com/read/2011/10/13/094211/1742966/486/afc-nyatakan-si-jalak-harupat-layak-digunakan-kompetisi
  3. ^ Kompas Online, 28 Maret 2007
  4. ^ Kasus Korupsi Stadion Si Jalak Harupat Bandung Masih Disidik, Media Indonesia Online

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]