Janasadhu Warmadewa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Sri Janasadhu Warmadewa)

Sang Ratu Sri Janasadhu Warmadewa adalah seorang raja dari Wangsa Warmadewa, yang memerintah di Bali pada sekitar akhir abad ke-10 M.[1] Berdasarkan berbagai peninggalan prasasti yang ada, ia merupakan raja kelima dari Wangsa Warmadewa.[1][2] Walaupun demikian, nama raja Janasadhu Warmadewa ini tercantum hanya dalam satu prasasti saja, yaitu Prasasti Sembiran (No. 209 Sembiran A II), yang dikeluarkan pada tahun 897 Saka (975 Masehi).[1][3]

Dalam prasasti Sembiran A II tersebut, diceritakan bahwa raja Janasadhu Warmadewa telah memberikan perintah kepada penduduk desa Julah dan desa-desa di sekitarnya (Indrapura, Buwun Dalam, dan Hiliran)[1][4] untuk saling membantu dalam memperbaiki tempat peribadatan (Pura Meru atau pertapaan Dharmakuta),[1] serta mempersenjatai diri dan saling melindungi dalam peperangan dan menghadapi perampokan.[1][3] Dengan demikian dapat diketahui bahwa desa-desa tersebut, yaitu para penduduk Bali mula (Bali Aga), sejak lama telah menetap di wilayah dekat pantai Bali utara; dan setidaknya sejak abad ke-10 mereka telah diperintahkan oleh raja untuk menjaga tempat peribadatan dan pelabuhan dagang daerah tersebut, demi kepentingan negara.[5]

Tidak diketahui dengan pasti sampai kapan raja Janasadhu Warmadewa ini berkuasa; namun dalam Prasasti Gobleg yang berangka tahun 905 Saka (983 Masehi) telah disebutkan nama seorang penguasa baru, yaitu ratu Sri Wijaya Mahadewi.[1][6][7] Prasasti ratu tersebut juga diawali dengan kata "Punah", sebagaimana juga pada prasasti raja Janasadhu Warmadewa.[1] Namun, ratu tersebut adalah penguasa pertama di Bali yang memakai gelar "Sri Maharaja", sedangkan raja-raja Wangsa Warmadewa sebelumnya hingga raja Janasadhu memakai gelar "Sang Ratu".[1][2]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i Shastri, Narendra Dev Pandit (1963-01-26). Sejarah Bali Dwipa. Bhuvana Saraswati. 
  2. ^ a b Raharjo, Supratikno; Munandar, Agus Aris (1998-01-01). Sejarah Kebudayaan Bali: Kajian Perkembangan dan Dampak Pariwisata. Direktorat Jenderal Kebudayaan. 
  3. ^ a b Hauser-Schäublin, Brigitta; Ardika, I. Wayan (2008). Burials, Texts and Rituals: Ethnoarchaeological Investigations in North Bali, Indonsia (dalam bahasa Inggris). Universitätsverlag Göttingen. ISBN 9783940344120. 
  4. ^ Reuter, Thomas A. (2005). Custodians of the sacred mountains: budaya dan masyarakat di pegunungan Bali. Yayasan Obor Indonesia. ISBN 9789794615331. 
  5. ^ Riemenschneider, Christian (2006). " -- yang hidup di sini, yang mati di sana": upacara lingkaran hidup di Desa Sembiran, Bali (Indonesia). LIT Verlag Münster. ISBN 9783825892005. 
  6. ^ Mustopo, M. Habib (2005). Sejarah: Untuk kelas 2 SMA. Yudhistira. ISBN 9789796767076. 
  7. ^ Poesponegoro, Marwati Djoened; Notosusanto, Nugroho (1984). Sejarah nasional Indonesia: untuk SMP. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
Didahului oleh:
Indrajayasingha Warmadewa
Penguasa Bali
975 M
Diteruskan oleh:
Śri Wijaya Mahadewi