Lompat ke isi

Sonbai Kecil

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kerajaan Sonbai Kecil
Sonba'i Ki'ik
Ibu kotaOenam, kemudian Biboki
BahasaDawan
AgamaMarapuProtestan
PemerintahanMonarki
Era1658-1910
Penguasa pertamaKolo Nisnoni
Penguasa terakhirNai Bau Sonbai
Sekarang bagian dariNusa Tenggara Timur, Indonesia

Sonbai Kecil (bahasa Indonesia: Kerajaan Sonbai Kecil; bahasa Tetun: Sonba'i Ki'ik) adalah sebuah kerajaan tradisional di Pulau Timor yang berdiri sebagai pecahan dari Kerajaan Sonbai pada pertengahan abad ke-17. Kerajaan ini menguasai wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.

Latar Belakang

[sunting | sunting sumber]

Kerajaan Sonbai Kecil muncul akibat perpecahan dinasti Sonbai Besar pada tahun 1658 setelah persaingan antara Ama Besi Nisnoni (Sonbai Besar) dan adiknya Kolo Nisnoni (Sonbai Kecil).[1]

Masa Kejayaan

[sunting | sunting sumber]

Pada abad ke-18, Sonbai Kecil menjadi sekutu penting VOC Belanda dalam menghadapi pengaruh Portugis di Timor. Raja Baki Nisnoni (memerintah 1732-1760) berhasil memperluas wilayah hingga Miomaffo dan Biboki.[2]

Kemunduran

[sunting | sunting sumber]

Setelah Perang Timor (1911-1912), Belanda memaksa integrasi Sonbai Kecil ke dalam Hindia Belanda. Raja terakhir Nai Bau Sonbai diturunkan dari tahta pada 1910.[3]

Struktur Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Sonbai Kecil menganut sistem pemerintahan hierarkis khas Timor:

  • Raja (Usif) - pemimpin tertinggi
  • Panglima (Lio) - kepala pertahanan
  • Tetua Adat (Mafefa) - penasihat spiritual
  • Kepala Suku (Amaf) - penguasa wilayah[4]

Daftar Penguasa

[sunting | sunting sumber]

Berikut garis keturunan penguasa Sonbai Kecil:[5]

Nama Masa Pemerintahan Catatan Kolo Nisnoni 1658-1683 Pendiri kerajaan Baki Nisnoni 1732-1760 Masa kejayaan Nai Bau Sonbai 1906-1910 Raja terakhir

Warisan Budaya

[sunting | sunting sumber]

Sonbai Kecil meninggalkan beberapa warisan penting:

Lihat Juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Hägerdal, Hans (2012). Lords of the Land, Lords of the Sea: Conflict and Adaptation in Early Colonial Timor, 1600-1800. Leiden: KITLV Press. hlm. 203–207. ISBN 978-90-6718-378-9.
  2. ^ Dietrich, Stefan (2017). "The Roots of Timor's Political Conflicts". Journal of Current Southeast Asian Affairs. 36 (3): 45–47. doi:10.1177/186810341703600303.
  3. ^ Farram, Steven (2004). From 'Timor Koepang' to 'Timor NTT': The Political History of West Timor, 1901-1967. Darwin: Charles Darwin University Press. hlm. 33–35.
  4. ^ Schulte Nordholt, H.G. (1971). The Political System of the Atoni of Timor. The Hague: Martinus Nijhoff. hlm. 118–123.
  5. ^ Middelkoop, P. (1963). Timorese Texts and Rituals. The Hague: Martinus Nijhoff. hlm. 78–82.
  6. ^ Barnes, R.H. (2015). "The Majapahit Connection". Indigenous Peoples and Religious Change. Brill. ISBN 978-90-04-28560-7.

Pranala Luar

[sunting | sunting sumber]