Sinkronis dan diakronis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sinkronis dan diakronis adalah dua konsep yang digunakan untuk mempelajari sejarah. Sinkronis berarti konsep mempelajari sejarah yang sangat luas dengan ruang, tetapi memiliki keterbatasan dalam hal waktu. Sedangkan, diakronis berarti konsep mempelajari sejarah berdasarkan urutan waktu kejadian sejarah tersebut atau sesuai urutan kronologi peristiwa itu terjadi.[1][2] Penelitian sinkronis dalam ilmu linguistik digunakan untuk membandingkan bahasa satu dengan yang lain dengan berfokus pada satu kurun waktu atau satu masa secara mendatar, sesuai dengan waktu saat mempelejari bahasa tersebut. Sedangkan, penelitian diakronis dalam ilmu linguistik digunakan untuk melihat perbandingan atau perkembangan bahasa pada dua kurun waktu yang berbeda secara menurun.[3][4]

Ciri-ciri[sunting | sunting sumber]

Sinkronis dan diakronis memiliki karakteristik masing-masing. Pada pendekatan sinkronis memiliki ciri-ciri, seperti kajian tersebut bersifat horizontal, kajian ini tidak memiliki konsep perbandingan, kajian ini berfokus mengkaji peristiwa sejarah pada masa tertentu, kajian ini memiliki jangkauan yang lebih sempit, kajian ini lebih terstruktur dan sistematis, dan kajian ini dikaji dengan mendalam dan serius.

Sedangkan, pendekatan diakronis memiliki ciri-ciri, seperti kajian ini bersifat vertikal, kajian ini memiliki konsep perbandingan, kajian ini mempunyai cakupan kajian yang lebih luas dan mendalam, kajian ini berfokus untuk mengkaji satu peristiwa dengan sejarahnya, dan kajian ini dapat digunakan untuk mengkaji masa peristiwa yang satu dengan yang lain.[5][6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Hadi, Abdul. "Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik dalam Mempelajari Sejarah". Tirto.id. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  2. ^ Gischa, Serafica, ed. (2020-12-29). "Apa itu Sejarah Bersifat Sinkronik?". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  3. ^ Sukesti, Restu (2015-04-01). "PENDEKATAN LINGUISTIK SINKRONIS DAN DIAKRONIS PADA BEBERAPA DIALEK MELAYU: PEMIKIRAN KRITIS ATAS SEJARAH BAHASA MELAYU". Jurnal Bahasa & Sastra. 15: 46. doi:10.17509/bs_jpbsp.v15i1.798. 
  4. ^ Krisanjaya. "Hakikat Linguistik Bandingan" (PDF). Diakses tanggal 04 Februari 2022. 
  5. ^ "Sejarah Diakronik Dan Sinkronik [546g5kw889n8]". idoc.pub (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-29. 
  6. ^ Welianto, Ari, ed. (2020-05-18). "Konsep Berpikir Diakronik dan Sinkronik dalam Belajar Sejarah". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-01-29.