Silat Harimau

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Silek Harimau Minangkabau

Silek Harimau (dari bahasa Minang: "Silat Harimau") adalah seni bela diri yang berasal dari Sumatera Barat. Dikatakan Silat Harimau memiliki gerakan yang digunakan menyerupai teknik dan filosofi harimau. Silat Harimau memiliki teknik yang gesit dan gerakan yang begitu indah. Namun, dibalik teknik dan gerakan yang tersebut, terdapat berbagai serangan mematikan yang diterapkan untuk melumpuhkan musuh dengan sangat cepat.[1]

Gerakan ini terkenal cukup menyakitkan dan membuat lawan tak berkutik dan hanya bisa merebah di bawah dengan tubuh yang tidak bisa melawan balik. Selain itu, Silat Harimau juga menggunakan cakar sebagai senjata untuk menyerang lawannya. Cakaran mengarah ke leher, muka dan bagian vital dari lawan. Teknik ini menjadi ciri khas yang tidak ada pada silat lainnya.[2]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pada awal sejarahnya, silat harimau hanya diajarkan pada saat peperangan saja dan hanya dipakai oleh para pengawal kerajaan. Silat harimau pertama kali tercipta di daerah Pariangan, pada tahun 1119 oleh Datuk Suri Dirajo. Ketika itu, Datuk Suri Diarjo melatih para pasukan kerajaan dengan berbagai gaya silat yang berbeda-beda, karena pada zaman dahulu, para pasukan silat sering menghadapi pertempuran satu lawan satu, satu lawan tiga, atau satu lawan empat. Kunci utama para pesilat untuk memenangkan pertempuran tersebut adalah dengan mengalahkan langsung musuh secepat mungkin.[3]

Tokoh[sunting | sunting sumber]

Edwel Yusri Datuak Rajo Gampo Alam, yang akrab dipanggil Datuk Edwel (lahir di Bukittinggi) adalah seorang koreografer gerak silat, pelestari dan ahli Silat Harimau Minangkabau.[4][5]

Gerakan[sunting | sunting sumber]

silek atau silat adalah seni beladiri tradisional warisan budaya nenek moyang kita bangsa indonesia.dengan ilmu beladiri inilah para pahlawan kita ,berani membeladiri mempertahankan negarai ini dari penjajahan negara asing yang ingin menguasi negara kita ini, sekaran silat /silek ini telah diakui oleh dunia, yakni UNISCO sebagai warisan dunia tak benda dari indonesia. beladiri silek/silat ini sekarang sudah banyak dinikmati oleh kalangan masyarakat bahkan masyarakat luar negri yang datang ke indonesia dan ingin mempelajarinya
Silek Harimau, salah satu aliran silat kampung di Minangkabau. Atraksi ini sering dipertunjukkan di dalam ragam prosesi budaya.

Gerakan silat harimau tergolong pada gerakan harimau campa yang merupakan hasil perpaduan dengan pendatang asal Champa dengan ciri khas gaya bertempurnya close combat, dimana saat pertempuran, para pesilat langsung diposisi barisan depan. Gaya inilah yang kedepannya akan menjadi cikal bakal berdirinya Silek Harimau yang diajarkan oleh Edwel Yusri Datuak Rajo Gampo Alam.[6]

Teknik[sunting | sunting sumber]

Teknik silet harimau menggunakan tangan[6][sunting | sunting sumber]

  • Tusukan satu jari - target serangannya lobang pada daerah leher.
  • Tusukan dua jari - target serangannya mata.
  • Cekik - target serangannya leher.
  • Tepis - membelokkan serangan lawan dengan tangan sehingga tidak mengenai tubuh.
  • Sikuan - teknik menggunakan siku.
  • Renggut - merenggut tangan, kaki, atau kepala lawan.
  • Dorong - mendorong tubuh lawan.
  • Sambutan - menyambut serangan lawan, diiringi dengan mematahkan anggota tubuh lawan.
  • Sodokan - target serangannya ulu hati lawan.
  • Daga - menyerang rahang lawan.
  • Pilin - memilin tangan, kaki, atau kepala lawan.
  • Patahan - teknik mematahkan jari, tangan dan kaki lawan.
  • Tamparan - menggunakan dua tangan untuk menampar.

Teknik silet harimau menggunakan kaki[6][sunting | sunting sumber]

  • Sepak - menyepak lawan.
  • Hantam dengan lutut - digunakan untuk menghantam kepala lawan atau perutnya.
  • Injak - menginjak lawan.
  • Tendangan belakang - tendangan berbentuk huruf T.
  • Sapuan - digunakan untuk menyapu kaki lawan.

Teknik silek harimau kombinasi atau menggunakan anggota tubuh lainnya[6][sunting | sunting sumber]

  • Kuncian - mengunci lawan dengan tangan atau kaki.
  • Membanting - membanting lawan dengan menggunakan tangan dan kaki.
  • Membuka kuncian dan mengelak dari bantingan - melepaskan diri dari kuncian.

Pakaian[sunting | sunting sumber]

Pakaian silat di Minangkabau

Pakaian yang digunakan untuk silek adalah pakaian berwarna hitam yang lebih terkenal dengan sebutan endong atau galembong. Hitam ini sendiri memiliki makna tahan tapo (tahan terpaan) dan tentu saja pakaian hitam ini lebih baik digunakan untuk silat dibandingkan dengan pakaian putih yang terlihat cepat kotor. Pakaian silek tradisional pisak-nya sangat rendah sehingga tidak memungkin pelaku silek menyepak terlalu tinggi, tinggi sepakan paling sampai alat vital lawan saja. Pakaian Silek dibuat longgar dibagian paha agar memudahkan para pesilek untuk melakukan gerakan-gerakan agar lebih leluasa dan lincah. Gerakan seperti meloncat dan ada beberapa gerakan akrobatik. Dan ada juga yang namanya deta, sebutan untuk ikat kepala yang dibentuk menyerupai tanduk beragam corak terpasang kokoh di kepala.[7]

Senjata[sunting | sunting sumber]

Senjata Kerambit

Senjata khas yaitu pisau genggam kecil berbentuk melengkung seperti cakar harimau. Dunia barat menyebutnnya Karambit dan di Minang disebut Kerambit/Karambiak. Senjata ini termasuk berbahaya karena dapat digunakan menyayat maupun merobek anggota tubuh lawan secara cepat dan tidak terdeteksi. Karambit sengaja dirancang lebih melengkung seperti kuku harimau, setelah melihat harimau bertarung dengan menggunakan cakarnya, hal ini sejalan dengan falsafah minangkabau yang berbunyi alam takambang jadi guru. Senjata Karambit ini biasa digunakan dalam Silat Harimau karena melambangkan cakar dan ada juga yang mengunakan pisau yang melambangkan taring dari harimau.[8]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Silat Harimau, Seni Pencak Silat Nusantara dan Harga Diri Bangsa. Website Inspiring.id.
  2. ^ Bukan untuk Kejahatan[pranala nonaktif permanen]. Website Kompas.com.
  3. ^ Silek Harimau Minangkabau : Ilmu Seni Bela Diri Sumatera Barat.. Website Traverse.ID.
  4. ^ Lusiana Indriasari (16 September 2011). "Kerusakan Hutan Ancam Budaya Masyarakat". News. KOMPAS.com. Diakses tanggal 16 Desember 2013. 
  5. ^ Agnes Winarti (23 Mei 2009). "Pencak silat to hit the big screen". The Jakarta Post. Diakses tanggal 28 Agustus 2014. 
  6. ^ a b c d Silat Harimau, Menjaga Nilai Luhur.. Website Sekolahnews.com.
  7. ^ SILEK HARIMAU SENI BELADIRI KHAS MINANGKABAU. Journal Elibrary.unikom.ac.id.
  8. ^ Senjata Tradisional Paling Mematikan di Dunia, Ternyata dari Sumatera.. Website Goodnewsfromindonesia.id/.