Siklus Wilson

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Panthalassa merupakan Superlautan yang mengelilingi Pangea. terbentuk pada perpecahan Rodinia dan menutup pada perpecahan Pangea.

Siklus Wilson (Inggris: Wilson Cycle) atau Siklus Superlautan adalah pembentukan dan penutupan samudra-samudra di bumi untuk menyatu membentuk Superlautan. Ini tergantung pergerakan kerak benua yang menjadi pendamping kerak Samudra. Pergerakan kerak benua berpengaruh pada Siklus Superlautan.[1] Pasalnya, samudra terbentuk jika samudra lainnya menutup karena dilintasi sebuah kerak benua. Samudra bisa menutup dengan dilintasinya benua itu oleh kerak benua. Siklus ini artinya memiliki ketergantungan dengan Siklus Superbenua.

Dalam siklus ini, Superlautan dapat terbentuk sekitar 1 miliar tahun sekali meski pernyataan ini masih memiliki keraguan dengan beberapa Superlautan yang terbentuk dan bertahan kurang dari 1 miliar tahun.

Diperkirakan siklus Wilson di bumi terjadi sejak 3 gya (triliun tahun) yang lalu.[2]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Model pembentukan dan penutupan samudra-samudra di bumi diberi nama sesuai pencetusnya, John Tuzo Wilson.[3] Istilah "siklus Wilson" pertama kali digunakan oleh temannya Kevin C. A. Burke pada 1974.[4]

Penjelasan[sunting | sunting sumber]

Superlautan merupakan lautan yang mengelilingi Superbenua. Superbenua sendiri merupakan sebuah daratan tunggal yang terbentuk dari persatuan seluruh daratan bumi. Artinya, Superlautan dapat terbentuk jika seluruh daratan bumi menyatu dan membentuk Superbenua supaya tidak ada daratan yang akan mempernyusut sebuah Superlautan untuk membentuk beberapa samudra kecil lainnya. Akan tetapi, jika Superbenua pecah maka secara otomatis seluruh daratan akan tersebar ke penjuru dunia dan banyak samudra akan terbentuk. Seperti Samudra Atlantik yang terbentuk dari perpecahan Pangaea karena menjauhnya Amerika Utara Serta selatan menuju posisi mereka saat ini dari Afrika dan Eurasia sebagai sisa dari Panthalassa.

Fase siklus Wilson

Seperti contoh, Panthalassa menyusut ketika Pangea mulai terpecah sekitar 200 - 180 juta tahun lalu. Salah satu Superlautan global ini terpecah ketika daratan Pangea mulai menyebar ke penjuru dunia. Dimulai dengan terbentuknya Laurasia dan Gondwana. Kedua benua raksasa ini terpecah sekitar 200 - 100 juta tahun lalu (untuk Laurasia, Gondwana 200 - 160 juta tahun). Pada belahan bumi utara (Laurasia) terpecah untuk membentuk Amerika Utara dan Eurasia. Kedua benua terbentuk ketika Amerika Utara menjauh dari Eurasia menuju pertengahan Panthalassa bersama Amerika Selatan. Sementara belahan bumi selatan (Gondwana) terpecah untuk membentuk Amerika Selatan, Afrika, Antartika, Australia, dan Benua Selandia. Afrika tetap berada di posisinya dari masa Pangea hingga sekarang meski mengalami beberapa kali pergerakkan. Antartika menuju selatan dan Australia bersama Selandia menuju timur laut yang akan membentuk Samudra Hindia juga Atlantik.

Sementara itu, antara Eurasia dan Amerika Utara terbentuk Samudra Arktik dan antara Eurasia, Amerika Utara, Amerika Selatan dan Antartika adalah Samudra Pasifik. Ini merupakan salah satu contoh (Panthalassa) bahwa Superlautan sangat bergantung pada pergerakan kerak benua atau Siklus Superbenua.

Sejarah Siklus Superlautan bumi[sunting | sunting sumber]

Pada awalnya, Siklus bumi dimulai pada awal Prakambrium dengan terbentuknya Superlautan Nealbara. Superlautan ini merupakan yang pertama di dunia dan dinyatakan sebagai Superlautan terluas di bumi yang hampir mengambil keseluruhan permukaan bumi. Beberapa kerak benua mulai terbentuk pada awal terbentuknya Nealbara. Kerak-kerak benua itu mulai menyatu dan membentuk Kraton Yilgarn. Lalu, pada masa Kenorland Nealbara digantikan oleh Lerova, sebagai Lautan global hingga awal pembentukan Columbia. Superlautan berikutnya adalah Atlanta-Pasifika yang menjadi Superlautan antara 1,41 hingga 1 miliar tahun pada awal pembentukan Rodinia dan digantikan oleh Mirovoi pada waktu itu juga.

Mirovia bertahan menjadi Superlautan hingga pada awal perpecahan Rodinia dan digantikan oleh Samudra Pan-Afrika sebagai lautan global. Samudra Pan-Afrika mulai menyusut pada perpecahan Pannotia sekitar 540 juta tahun lalu. Pada masa itu, banyak sisa-sisa Superlautan terdahulu direbut oleh luas Panthalassa karena meluasnya Samudra tersebut. Pada pembentukan Pangea, Panthalassa menjadi Lautan Super hingga perpecahan Pangea (lebih tepatnya Laurasia dan Gondwana). Superlautan selanjutnya adalah Mega-Pasifik yang akan terbentuk sebagai hasik dari meluasnya Samudra Pasifik, sekitar 250 juta tahun mendatang pada akhir penyelesaian pembentukan Pangea Ultima yang bertahan hingga 500 juta tahun mendatang karena perpecahan Pangea Ultima.

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Wilkinson, Lucien (2019-01-31). "Curtin study finds billion-year superocean cycles in Earth's history - News and Events | Curtin University, Perth, Western Australia". News and Events (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-10-11. 
  2. ^ Shirey, Steven B.; Richardson, Stephen H. (2011-07-22). "Start of the Wilson Cycle at 3 Ga Shown by Diamonds from Subcontinental Mantle". Science (dalam bahasa Inggris). 333 (6041): 434–436. doi:10.1126/science.1206275. ISSN 0036-8075. PMID 21778395. We compiled isotopic and bulk chemical data of silicate and sulfide inclusions and found that a compositional change occurred 3.0 billion years ago (Ga). 
  3. ^ "The Life of John Tuzo Wilson". www.physics.utoronto.ca. Diakses tanggal 24 Desember 2020. 
  4. ^ Dewey, John F.; Burke, Kevin (1974-02-01). "Hot Spots and Continental Break-up: Implications for Collisional Orogeny". Geology (dalam bahasa Inggris). 2 (2): 57–60. doi:10.1130/0091-7613(1974)22.0.CO;2. ISSN 0091-7613. Wilson's (1966, 1968) perceptive conception that oceans open and close (the Wilson Cycle) has provided a remarkably successful framework upon which to analyze geosynclinal and orogenic evolution. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]