Sifat-sifat logam, metaloid dan non logam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Semua unsur di alam ini dapat sebagai gas, zat cair, zat padat, atau plasma. Tetapi secara sistem periodik, unsur juga dapat digolongkan sebagai logam, metaloid, ataupun non logam. Kelompok unsur terbesar adalah kelompok unsur logam. Dari 94 unsur yang terdapat di alam, unsur logam merupakan unsur terbesar sebanyak 68 unsur logam. Kebanyakan unsur logam berbentuk padat dalam kondisi-kondisi normal, dengan beberapa pengecualian, seperti merkuri (Hg) dan galium (Ga)[1].[2]

Sistem periodik unsur logam (jingga), metaloid (diagonal cokelat) dan non logam (biru).

Logam[sunting | sunting sumber]

Unsur logam merupakan unsur yang mempunyai sifat fisik berwujud padat, memiliki titik leleh yang tinggi, memiliki reflektivitas yang tinggi (mengkilap, lebih terlihat jelas setelah diasah), konduktur panas dan listrik yang baik, dapat ditempa, dan dapat dibuat paduan antar sesama logam[3].[4] Sementara sifat kimianya, merupakan unsur yang elektropositif, sebagian besar dapat membentuk senyawa basa dan senyawa ionik. Unsur logam mempunyai sifat karakteristik untuk logam tertentu, diantaranya: Logam Hg, sesium (Cs), Ga berwujud cair pada suhu kamar; logam magnesium (Mg), timbal (Pb) dan seng (Zn) bersifat mudah patah dan rapuh; SH4 dan BeCl2 merupakan senyawa kovalen.[5]

Bes merupakan salah satu unsur logam.

Metaloid[sunting | sunting sumber]

Unsur metaloid atau semilogam merupakan unsur yang sifatnya cenderung mirip logam namun juga memiliki sifat nonlogam. Secara reaksi unsur ini cenderung berbagi elektron ketika bereaksi dengan zat lain dan mempunyai oksida amfoter[6]. Sifatnya yang juga lebih rapuh dari logam dan umumnya bersifat semikonduktor, kecuali arsen (As) dan antimon (Sb). Unsur yang dikelompokkan sebagai metaloid, yaitu boron (B), silikon (Si), germanium (Ge), As, Sb, telurium (Te), polonium (Po), dan astatin (At).[7]

Ge salah satu unsur metaloid.

Non-logam[sunting | sunting sumber]

Unsur non-logam merupakan unsur terbesar kedua setelah unsur logam. Non-logam mempunyai ciri yang berlawan terhadap unsur logam, seperti umumnya berbentuk gas, cair dan padatan. Saat bereaksi cenderung mendapatkan atau berbagi elektron ketika bereaksi dengan zat lain. Ada sebanyak 17 unsur non-logam, termasuk unsur hidrogen (H), karbon (C), sulfur (S), nitrogen (N), oksigen (O), dan klor (Cl). Sebagian besar unsur non-logam adalah gas atau zat padat seperti C, fosfor (P), S, dan selenium (Se) dan hanya bromin yang berfasa cair.[8]

Se unsur nonlogam berfasa padat.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Hao, Dapeng; Ai, Tao; Goerner, Frank; Hu, Xuemei; Runge, Val M.; Tweedle, Michael (2012-11). "MRI contrast agents: Basic chemistry and safety". Journal of Magnetic Resonance Imaging (dalam bahasa Inggris). 36 (5): 1060–1071. doi:10.1002/jmri.23725. 
  2. ^ PubChem. "Periodic Table of Elements". pubchem.ncbi.nlm.nih.gov (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-22. 
  3. ^ Dey, K.; Werner, H. (1977-09-13). "Basic metals IV. The synthesis of monocyclopentadienylcobalt complexes containing CoZn, CoCu, CoSn and CoHg bonds". Journal of Organometallic Chemistry (dalam bahasa Inggris). 137 (2): C28–C30. doi:10.1016/S0022-328X(00)83535-4. ISSN 0022-328X. 
  4. ^ "Metals". www.mdpi.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-20. 
  5. ^ "International Journal of Refractory Metals and Hard Materials | ScienceDirect.com by Elsevier". www.sciencedirect.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-20. 
  6. ^ "Journal of Organometallic Chemistry | ScienceDirect.com by Elsevier". www.sciencedirect.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-20. 
  7. ^ A., Meller,; W., Maringgele,; H.G., Koehn, (1976). "Reactions of metal and metaloid compounds with polyfunctional molecules". Monatshefte fuer Chemie (dalam bahasa German). 107 (1). 
  8. ^ PubChem. "Periodic Table of Elements". pubchem.ncbi.nlm.nih.gov (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-20.