Seyran Ateş

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Seyran Ateş

Seyran Ateş (lahir 20 April 1963) adalah seorang pengacara Jerman dan feminis Muslim yang lahir di Istanbul, Turki, dan berketurunan Kurdi. Keluarganya pindah ke Jerman saat ia masih berumur enam tahun. Ia mengambil jurusan hukum di Universitas Bebas Berlin dan sudah menjadi praktisi hukum semenjak tahun 1997 dalam bidang hukum pidana dan keluarga.[1] Ateş dikenal karena telah memperjuangkan kesetaraan untuk perempuan-perempuan Muslim.[2][3]

Ia sangat kritis terhadap pendatang Islam Turki yang sering kali lebih konservatif daripada warga di negara asalnya, tetapi pandangan seperti ini telah membahayakan nyawanya.[4] Dalam sebuah wawancara radio pada Januari 2008, ia mengakui bahwa ia sedang bersembunyi dan tidak akan bekerja untuk perempuan Muslim di muka umum (termasuk di pengadilan) akibat ancaman-ancaman yang dilayangkan kepadanya. Dalam satu insiden, ia dan kliennya diserang oleh suami seorang perempuan di depan pengadilan Jerman, sementara orang-orang yang melihatnya tidak berbuat apa-apa.[5]

Pada tahun 2017, ia membuka Masjid Ibn Ruschd-Goethe, yaitu masjid liberal pertama di Jerman yang membolehkan laki-laki dan perempuan berdoa bersama dan perempuan juga boleh menjadi imam yang memimpin doa.[6] Para ulama Turki dan Dewan Fatwa Mesir di Universitas Al-Azhar telah mengecam proyeknya dan ia juga menerima ancaman-ancaman pembunuhan.[7]

Karya terpilih[sunting | sunting sumber]

  • Bei Trennung: Tod, in: Robertson-von Trotha, Caroline Y. (ed.): Tod und Sterben in der Gegenwartsgesellschaft. Eine interdisziplinäre Auseinandersetzung (= Kulturwissenschaft interdisziplinär/Interdisciplinary Studies on Culture and Society, Vol. 3), Baden-Baden 2008
  • Große Reise ins Feuer: Die Geschichte einer deutschen Türkin, Reinbek bei Hamburg 2006
  • Individualität: Ich sein oder Ich haben?, in: Flensburger Hefte, Nr. 87, Flensburg 2005

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ [1]"Tolerance for the tolerant," Signandsight.com, August 9, 2005. Article originally appeared in German in Perlentaucher, 2 September 2005. Diakses 29 Januari 2010
  2. ^ [2]"Islam needs a sexual revolution," interview in Der Spiegel, October 13, 2009. Retrieved January 20, 2010
  3. ^ "Seyran Ates: Tolerance for the tolerant (08/09/2005) - signandsight". www.signandsight.com. Diakses tanggal 2017-07-19. 
  4. ^ Schneider, Peter (December 4, 2005). "In Germany, Muslims grow apart". New York Times. Diakses tanggal January 29, 2010. 
  5. ^ [3] National Public Radio interview, 22 Januari 2008. Diakses 29 Januari 2010
  6. ^ Germany, SPIEGEL ONLINE, Hamburg. "Frauenrechtlerin gründet Moschee: "Unsere Religion nicht den Rückständigen überlassen" - SPIEGEL ONLINE - Politik". SPIEGEL ONLINE. Diakses tanggal 2017-06-16. 
  7. ^ Germany, WeltN24. "Liberal Moschee in Berlin: "Die meisten liberalen Muslime haben Angst" - WeltN24 - Deutschland". WeltN24. Diakses tanggal 2017-06-24.