Sentimen anti-Jerman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hancurkan monster gila iniPropaganda Amerika Serikat (Harry R. Hopps; 1917). Poster ini dirilis tahun 1917 oleh Harry Ryle Hopps, menggambarkan Jerman sebagai gorila yang menyerang Amerika Serikat setelah menaklukkan Eropa.[1]
Kartun anti-Jerman dari Australia, Norman Lindsay, antara tahun 1914 dan 1918
Poster anti-Jerman dari Britania, sekitar tahun 1919, menyerukan boikot terhadap barang-barang Jerman dan menggambarkan pebisnis Jerman yang menjual produk mereka di Britania sebagai "wajah lain" tentara Jerman yang melakukan kekejaman selama tahun 1914-1918 (poster British Empire Union)

Sentimen anti-Jerman (atau Jermanofobia) didefinisikan sebagai penentangan atau rasa takut terhadap Jerman, penduduk, budaya, dan bahasa Jerman.[2] Kebalikannya adalah Jermanofilia. Sentimen ini sebagian besar dimulai bertepatan dengan penyatuan Jerman pertengahan abad ke-19, yang membuat negara baru itu menjadi saingan kekuatan besar Eropa berdasarkan ekonomi, manufaktur, dan militer.

Abad ke-19[sunting | sunting sumber]

Rusia[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1860-an Rusia mengalami wabah Germanophobia, terutama terbatas pada sekelompok kecil penulis di Sankt-Peterburg yang telah bersatu bersama sebuah surat kabar sayap kanan. Dimulai pada tahun 1864 dengan penerbitan sebuah artikel oleh seorang penulis (menggunakan nama samaran "Shedoferotti") yang mengusulkan bahwa Polandia diberikan otonomi dan bahwa hak istimewa para baron Jerman di negara-negara Baltik dan Finlandia dipertahankan. Mikhail Katkov memublikasikan kritik keras terhadap artikel tersebut di Moscow News, yang pada gilirannya menyebabkan luapan kemarahan di mana para penulis Rusia menyatakan kekesalan mereka dengan orang Eropa, beberapa di antaranya menampilkan serangan langsung terhadap bangsa Jerman.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Pearl James (2009). Picture This: World War I Posters and Visual Culture. U of Nebraska Press. hlm. 68. 
  2. ^ executive editor, Joseph P. Pickett (2000). American Heritage Dictionary of the English Language, Fourth Edition. Houghton Mifflin. ISBN 0-395-82517-2. 
  3. ^ Marietta Stepaniants (2017). Religion and Identity in Modern Russia: The Revival of Orthodoxy and Islam. Routledge. hlm. 45–47. ISBN 9781351905145. 

Bacaan lebih lanjut[sunting | sunting sumber]

  • Dekker, Henk, and Lutsen B. Jansen. "Attitudes and stereotypes of young people in the Netherlands with respect to Germany." in The puzzle of Integration: European Yearbook on Youth Policy and Research 1 (1995): 49–61. excerpt
  • DeWitt, Petra. Degrees of Allegiance: Harassment and Loyalty in Missouri's German-American Community during World War I (Ohio University Press, 2012)., on USA
  • Ellis, M. and P. Panayi. "German Minorities in World War I: A Comparative Study of Britain and the USA", Ethnic and Racial Studies 17 (April 1994): 238–259.
  • Lipstadt, Deborah E. "America and the Memory of the Holocaust, 1950–1965." Modern Judaism (1996) 16#3 pp: 195–214.
  • Scully, Richard. British Images of Germany: Admiration, Antagonism & Ambivalence, 1860–1914 (2012)
  • Tischauser, Leslie V. The Burden of Ethnicity: The German Question in Chicago, 1914–1941. (1990).
  • Wingfield, Nancy M. "The Politics of Memory: Constructing National Identity in the Czech Lands, 1945 to 1948." East European Politics & Societies (2000) 14#2 pp: 246–267. Argues that anti-German attitudes were paramount
  • Yndigegn, Carsten. "Reviving Unfamiliarity—The Case of Public Resistance to the Establishment of the Danish–German Euroregion." European Planning Studies 21.1 (2013): 58–74. Abstract

Pranala luar[sunting | sunting sumber]