Suro Sardjono

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari S. Sardjono)
Suro Sardjono
Informasi pribadi
Lahir(1910-11-10)10 November 1910
Hindia Belanda Pengawatrejo, Kabupaten Sleman
(sekarang Banguntapan, Kabupaten Bantul)
MeninggalTidak diketahui
Partai politikGerindo
Partai Sosialis
Barisan Tani Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Suro Sardjono (10 November 1910 – tidak diketahui), juga dikenal dengan panggilan Petruk, adalah seorang guru dan politikus Indonesia. Ia merupakan pendiri sekaligus anggota Barisan Tani Indonesia (BTI). Ia pernah menjadi anggota Partai Sosialis (PS) dan Gerindo. Pada masa pendudukan Jepang, ia masuk dalam Hokokai. Sardjono lalu menjabat sebagai anggota DPR RIS, dan kelak, DPR RI, mewakili BTI. Sardjono juga menjadi anggota Fraksi PKI di Dewan Konstituante.

Kehidupan awal[sunting | sunting sumber]

Ia lahir di Kelurahan Pengawatrejo, Kabupaten Sleman (kini Banguntapan, Kabupaten Bantul), pada tanggal 10 November 1910. Dia terlahir dari kalangan priyayi dan menyandang gelar Raden.[1] Sardjono menempuh pendidikan di Sekolah Guru (Kweekschool) Surakarta, dan setelah lulus pada tahun 1927, menjadi guru di Klaten hingga tahun 1930.[2] Selama masa Penjajahan Belanda, Sardjono juga menjadi anggota Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru) dan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo).[3]

Masa Revolusi Nasional[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1945, Sardjono, bersama dengan Moch. Tauchid, Wijono Surjokusumo, Djadi, Asmu Tjiptodarsono, dan Sajoga, mendirikan BTI.[4] Sardjono ditunjuk sebagai Wakil Ketua I BTI berdasarkan hasil Konferensi Yogyakarta pada Oktober 1945.[5][a]Sebagai hasil dari Kongres BTI pertama di Jember yang diselenggarakan dari tanggal 29 Desember 1946 hingga 1 Januari 1947, Sardjono terpilih sebagai Ketua Presidium dan Bagian Pemuda. Dia ditangkap pada tanggal 19 September 1948 sebagai akibat dari Peristiwa Madiun. Sardjono kemudian dibebaskan saat Belanda melancarkan Agresi Militer II.[6]

Setelah bebas, Sardjono membentuk dewan pengurus darurat. Sardjono dan Asmu bertugas di Yogyakarta, sedangkan Sadjarwo dan Susilo bertugas di luar kota. Sardjono kemudian tidak lagi menjabat sebagai ketua sebagai hasil dari rapat Dewan Pimpinan BTI pada tanggal 25 April 1949, dan menjabat sebagai Ketua Harian sejak tanggal 9 Januari 1950.[7]

Karir pasca kemerdekaan[sunting | sunting sumber]

Pada masa Republik Indonesia Serikat, ia menjabat sebagai anggota DPR RIS. Sejak dihapuskannya RIS pada tanggal 17 Agustus 1950, ia menjabat sebagai anggota DPR RI dan menjadi ketua Fraksi BTI[8][9] Sardjono berperan dalam penyelesaian Peristiwa Tanjung Morawa, di mana dia, bersama dengan Sidik Kertapati dari Sarekat Tani Indonesia (Sakti) dan Munaba dari Petani, mengajukan hak interpelasi kepada Menteri Dalam Negeri, Mohamad Roem, mengenai kebijakan agrarianya dan sikap "otokratis" dari Gubernur Sumatra Utara saat itu, Abdul Hakim Harahap. Sardjono juga tergabung dalam sebuah panitia peninjauan yang dibentuk oleh DPR, di mana dia bersikap kritis terhadap kebijakan agraria Roem dan sang Gubernur.[10]

Pada tahun 1955, Sardjono ikut serta dalam pemilihan umum sebagai calon anggota DPR dari Fraksi PKI.[1] Dia juga menjadi calon anggota Dewan Konstituante dari fraksi yang sama dan berhasil terpilih.[2][11] Sardjono lalu menjabat kembali sebagai ketua BTI. Namun, setelah Kongres Kelima BTI yang diselenggarakan pada tanggal 5-12 September 1957, dia didepak dari posisinya dan hanya diberi jabatan simbolis sebagai Wakil Ketua III karena kedekatannya dengan Alimin. Adapun pucuk pimpinan BTI kini didominasi oleh kader-kader yang setia pada Aidit.[12]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Anderson menyebutkan jabatan Sardjono sebagai Wakil Ketua II.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Kementerian Penerangan 1955, hlm. 198.
  2. ^ a b Hidayat, Syahrul; Fogg, Kevin W. (2018-1-1). "Profil Anggota: Sura Sardjono". Konstituante.Net. Diakses tanggal 2023-12-28. 
  3. ^ a b Anderson 2006, hlm. 437.
  4. ^ Luthfi 2019, hlm. 73.
  5. ^ Barisan Tani Indonesia 1950, hlm. 7.
  6. ^ Barisan Tani Indonesia 1950, hlm. 11-12.
  7. ^ Barisan Tani Indonesia 1950, hlm. 12.
  8. ^ Kementerian Penerangan 1954, hlm. 117.
  9. ^ Almanak Pertanian 1954, hlm. 72.
  10. ^ Pelzer 1982, hlm. 73,175.
  11. ^ Kementerian Penerangan 1956, hlm. 297.
  12. ^ Hindley 1966, hlm. 166.

Daftar Pustaka[sunting | sunting sumber]

  • Kementerian Penerangan (1954). Kami Perkenalkan. Jakarta: Kementerian Penerangan. 
  • Almanak Pertanian. Jakarta: Badan Usaha Penerbit Almanak Pertanian. 1954. 
  • Barisan Tani Indonesia (25 November 1950). Suara Tani. Yogyakarta: Sekretariat Bagian Penerangan DPP BTI. 
  • Pelzer, Karl J. (1982). Planters Against Peasants: The Agrarian Struggle in East Sumatra 1947-1958. 's-Gravenhage: Martinus Nijhoff. ISBN 978-90-24-76182-1.