Russula virescens

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Russula virescens
Jamur
Pileus

Convex mushroom cap

Hymenophore

Lamella

Lamella

Adnate hymenium attachment

Kebermakanan

Jamur pangan

Stipe

Bare stipe

Sidik spora

Putih

Ekologi

Mikoriza

Taksonomi
DivisiBasidiomycota
SubdivisiAgaricomycotina
KelasAgaricomycetes
SubkelasAgaricomycetidae
OrdoRussulales
FamiliRussulaceae
GenusRussula
SpesiesRussula virescens
Fr., 1836
Tata nama
BasionimAgaricus virescens
Sinonim takson
  • Agaricus virescens Schaeff. (1774)
  • Russula furcata var. aeruginosa Pers. (1796)
  • Agaricus caseosus Wallr. (1883)
  • Russula virescens var. albidocitrina Gillet (1876)
Russula virescens
View the Mycomorphbox template that generates the following list
float
Karakteristik mikologi
Himenium berbentuk insang
Tudung cembung atau tudung datar
Himenium menggala
Tangkai gundul
Jejak spora berwarna putih hingga kuning
Jenis ekologi mikoriza
Edibilitas: pilihan

Russula virescens merupakan jamur basidiomycete dari jenis genus Russula atau dikenal sebagai russula hijau. Hal ini dapat dikenali dari tudungnya yang berwarna hijau pucat yang lebarnya mencapai ukuran 15 cm setara 6 inci. Permukaan jamur ini ditutupi dengan tompok berwarna hijau yang lebih gelap. Ia memiliki lamela putih padat, dan batang warna putih dengan tinggi 8 cm (3 inci) dan tebal 4 cm (1,6 inci). Jenis jamur ini populer di Spanyol dan Cina yang dapat dikonsumsi, yang termasuk dalam keluarga dari genus Russula. Cita rasanya dideskripsikan secara berbeda seperti lembut, rasa kacang, rasa mirip buah, atau manis yang dimasak dengan cara dipanggang, dibakar, ditumis, atau bahkan dimakan mentah. Jamur kaya akan karbohidrat dan protein, tetapi juga rendah lemak.

Tahun 1774, jenis jamur ini dideskripsikan sebagai temuan baru oleh Jacob Christian Schaeffer untuk ilmu pengetahuan. Jamur ini serupa dengan spesies Russula parvovirescens dan Russula krustasa, penyebarannya meliputi Asia, Afrika Utara, Eropa, dan Amerika Tengah. Russula virescens ini mengandung enzim ribonuklease dengan biokimia unik di antara jamur yang dapat dimakan. Ini juga mengandung polisakarida yang memiliki aktivitas biologis dan enzim lakase yang dapat memecah pewarna berbeda di laboratorium dan industri tekstil.

Taksonomi[sunting | sunting sumber]

Ilustrasi Louis Charles Christopher Krieger (1898)

Russula virescens pertama kali dideskripsikan sebagai Agaricus virescens pada tahun 1774 oleh sarjana Jerman bernama Jacob Christian Schaeffer.[1] Spesies ini kemudian dipindahkan ke genus Russula oleh Elias Fries pada tahun 1836.[2] MycoBank mengemukakan tata nama dari Russula virescens sebagai sinonim dari Russula furcata var. aeruginosa terbitan Christian Hendrik Persoon pada tahun 1796 dan Agaricus caseous terbitan Karl Friedrich Wilhelm Wallroth pada 1883.[3][4] Pada tahun 1876 albidocitrina, yang didefinisikan oleh Claude Casimir Gillet, tidak dianggap signifikan dalam taksonomi biologis. Menurut Rolf Singer pada tahun 1986 melakukan klasifikasi Russula virescens[5] adalah spesies tipe dari subseksi Virescentinae pada seksi Rigidae, sekelompok jamur yang ditandai dengan permukaan tudung yang pecah menjadi potongan partikel mirip dedak (Furfuraceae). Dalam filogenetik molekuler, analisis Russula virescens memiliki latar belakang pembentuk klad (clade) dari spesies Russula mustelina. Di mana kedua spesies Russula mustelina mengandung dua kerabat dari R. amoenicolor dan R. violeipe.[6]

Julukan dalam nama botani yakni virescens adalah "menjadi hijau" dalam bahasa Latin.[7] Masyarakat lokal di Amerika Serikat Atlantik tengah, sebagai "russula berjamur".[8]

Deskripsi[sunting | sunting sumber]

Seorang penggemar jamur bernama Antonio Carluccio, mendeskripsikan sebagai "tidak terlalu bagus untuk dilihat", di mana tudung awalnya memiliki bentuk kubah atau tong dengan diameter hingga 15 cm (6 inci), yang menjadi cembung dan rata seiring usia pertumbuhannya. Pusat tudung dalam keadaan tertindih. Kutikula tutupnya memiliki warna hijau, yang bagian tengah dalamnya memiliki tompok warna sama yang tersebar radial sekitar pusat berpola areolat.[9] Kutikula ini memiliki berbagai warna, mulai dari abu-abu, kerak terusi (verdigris) hingga hijau rumput. Luas tompok kutikula ini juga beragam, di mana spesies ini memiliki tompok serupa dengan spesies Russula bertudung hijau lainnya termasuk Russula aeruginea. Bintik hijau pada tudungnya berlatar belakang putih atau hijau muda. Meskipun bentuk tudung yang biasanya bulat, juga masih memiliki lobus dan celah tidak tidak teratur. Kutikula tudung yang tipis dan mudah terkelupas di sekitarannya mulai dari bagian permukaan hingga bagian tengah sebelum menuju pusat tudung.[9] Lamela rapat berwarna putih hingga krem, umumnya tanpa keterikatan batang. Pada dasarnya, lamela berhubungan dengan vena.[10] Batang berwarna putih, silindris dan tingginya beragam dengan ukuran 8 cm (3 inci) dan 4 cm (1,6 inci), memiliki ketebalan yang hampir sama di bagian atas dan bawah. Farinose adalah bubuk putih serupa tepung, jadi farinose yang dilapisi oleh bubuknya mungkin berwarna.[11] Ini mungkin berubah menjadi agak coklat seiring usia pertumbuhannya atau jika rusak saat sedang ditangani.[12] Seperti jamur Russulales lainnya yang memiliki daging rapuh karena sphaerocyst cytoarchitecture, sel silindris yang kontras dengan hifa.[13]

Spora dengan tonjolan.

Bentuk spora dari russula virescens yakni elips atau ellipsoid dengan tonjolan, transparan (hialin), dan membuat tumpukan spora berwarna putih atau kuning pucat dengann ukuran spora 6–9 x 5–7 µm.[14] Tonjolan dihubungkan oleh retikulum parsial (jaringan berpola punggung seperti jaring). Basidia, atau sel yang mengandung spora, berbentuk gada dan berukuran 24-33 kali 6-7,5 µm, di mana mereka tidak berwarna dan membawa masing-masing 2-4 spora. Pleurocystidia (cystidia pada bagian depan lamela) berukuran 40–85 kali 6–8 m dan titik berujung tajam.[15]

Spesies serupa[sunting | sunting sumber]

Russula parvovirescens, yang tumbuh di Amerika Serikat bagian timur, lebih kecil dari Russula virescens, dengan lebar tudung mencapai 4–8 cm setara 1,6–3,1 inci) dan ketebalan batang hingga 6 cm (2,4 inci) kali 2 cm (0,8 inci). Warnanya lebih hijau kebiruan, memiliki tompok yang lebih besar di tutupnya dan memiliki batas tutup yang berjajar daripada Russula virescens. Sel-sel terminal kutikula Russula parvovirescens lebih besar dibandingkan dengan Russula virescens, dimana sel terminalnya runcing dan panjang.[16] Russula tudung hijau (Russula aeruginea) memiliki ukuran kecil dan tudung halus yang berbeda dari R. virescens.[17] Spesies lainnya yang memiliki kemiripan dengan Russula virescens, yakni Russula heterophylla dan Russula cyanoxantha var. peltereaui adalah dua russula hijau lagi dengan tudung halus. Tutup areolat Russula crustose, seperti Russula virescens, yang lengket (kental) saat basah, dan warna bervariasi, mulai dari kemerahan hingga kekuningan hingga coklat. Russula crustose juga memiliki tumpukan spora kuning gelap daripada Russula virescens.[9] Tudung Russula redolens adalah "hijau jemu hingga biru-hijau",[18] tidak seperti Russula virescens dengan tudung halus. Russula redolens memiliki rasa pahit dan bau seperti peterseli.[19]

Sifat dapat dimakan[sunting | sunting sumber]

Russula virescens adalah jamur yang dapat dimakan yang terkenal di Eropa, terutama di Spanyol, dan dianggap sebagai salah satu yang terbaik dari spesies Russula.[8][20][21] "Para petani di sekitar Milan memiliki kebiasaan meletakkannya di atas bara kayu untuk dipanggang, dan memakannya dengan sedikit garam", pernyataan ini merupakan tulisan seorang ahli mikologi Inggris bernama Mordecai Cubitt Cooke dalam sebuah studi tahun 1875 tentang penggunaan jamur.[22][23] Di Asia, jamur ini umumnya dipasarkan sebagai produk kering untuk pengobatan herbal tradisional yang dapat ditemukan di toko-toko pinggir jalan di China. Tidak memiliki aroma khas, namun diakui memiliki rasa ringan atau lembut, rasa kacang, rasa mirip buah, atau bahkan manis.[24][25] Spesies yang lebih tua akan beraroma ikan haring asap.[26] Rasa pedas dari jamur ditingkatkan dengan mengeringkannya. Jamur dapat ditumis (warna hijau menghilang bila dimasak), dan jenis jamur muda yang dimasak dengan cara ini akan memiliki rasa kentang yang melengkapi bawang merah dengan indah. Jamur ini juga bisa dipanggang, digoreng, atau bahkan dimakan mentah dalam salad.[27]

Seorang ahli mikofag pemula, wanita yang memiliki kenalan penulis, ... penggemar Russula hijau, meliput berita berharga sebagai hadiah tur harian di antara pepohonan. Umunnya, orang melihat sajian berisi jamur yang dikikis dan dipotong yang tertata rapi di piring kecil, dapat dinikmati saat makan. Dalam kondisi normal, diibaratkan "semanis kastanye". Ungkapan khusus jamur "kancing" atau spesimen muda lainnya.[28]

— William Hamilton Gibson, Our Edible Toadstools and Mushrooms and How to Distinguish Them (1895)
R. virescens, jamur yang baik untuk dikonsumsi.

Komponen nutrisi jamur Russula virescens telah diidentifikasi bahwa Jamur segar memiliki kadar air 92,5%. Sampel jamur kering 100 gram (3,5 ons setara 100 gram bobot kering) memiliki 365 kalori (1527 kilojoule). Karbohidrat membuat sebagian besar tubuhnya mirip buah, terhitung 62% dari berat kering; gula menyumbang 11,1%dari karbohidrat, dengan manitol menyumbang sebagian besar (10,9%). Jamur mengandung total dari lipid, atau lemak kasar yakni 1,85% dari bahan kering. Persentase meliputi asam lemak jenuh, tak jenuh tunggal, dan tak jenuh ganda (persentase dari total asam lemak) berturut-turut adalah 28,78% jenuh, 41,51% tak jenuh tunggal, dan 29,71% tak jenuh ganda. Asam palmitat merupakan asam lemak yang paling umum, terhitung 17,3% dari total asam lemak, asam stearat 7,16%; asam oleat adalah 40,27%; dan asam linoleat sebesar 29,18%. Jamur mengandung sejumlah bahan kimia yang bermanfaat. Ada 49,3 µg tokoferol (20,0 gram alfa, 21,3 gram beta, dan 8,0 gram gamma) dan 0,19 miligram (mg) pigmen likopen karotenoid dalam 100 gram (berat kering). Dalam 100 gram jamur kering, terdapat 4,46 gram asam organik, termasuk asam oksalat (0,78 g), asam malat (2,71 g), asam sitrat (0,55 g), dan asam fumarat (0,23 g). Jamur ini juga mengandung 22,6 mg/100 gram DW asam 4-hidroksibenzoat dan 15,8 mg/100 gram DW asam sinamat, keduanya merupakan senyawa fenolik.[29]

Habitat dan distribusi[sunting | sunting sumber]

Jamur muda kehijauan

Russula virescens ditemukan tumbuh pada tanah, biasanya pada dua hutan yakni hutan gugur dan hutan campuran, di mana ia membentuk hubungan simbiosis ektomikoriza dengan berbagai pohon, termasuk pohon ek (Quercus), beech Eropa (Fagus sylvatica), dan aspen (Populus tremula).[30] Menurut penelitian awal, jamur ini juga terkait dengan setidaknya 10 spesies Dipterocarpaceae, keluarga pohon penting yang ditemukan di hutan dataran rendah tropis Asia Tenggara.[31] Batang tunas jamur, biasanya dapat ditemukan berulang di lokasi yang sama dari tahun ke tahun secara tunggal atau berkelompok.[32] Pertumbuhannya terjadi sebagian besar sepanjang musim panas dan awal musim gugur di Eropa.[11] Tahap berbuah R. virescens terjadi pada bulan April, sebelum dimulainya musim hujan, menurut penelitian Meksiko tentang penampilan musiman berbagai spesies jamur umum di hutan subtropis Xalapa.[33]

Perbincangan mengenai R. virescens di Amerika Utara dengan topik pembahasan spesies jamur ini tumpang tindih dengan sejumlah spesies yang berkerabat dekat seperti R. parvovirescens dan R. crustosa.[16][24] Menurut Buyck dkk (2006), mereka mengatakan bahwa "kelompok virescens-crustose secara signifikan lebih rumit daripada yang diperkirakan dan terdiri dari setidaknya selusin taksa di AS bagian timur".[16][24] Jamur spesies R. virescens ini banyak tumbuh di Eropa, Asia, India, Malaysia, Korea, Filipina, Nepal, Cina, Thailand, dan Vietnam. Tempat lain ditemukanya spesies ini yakni Afrika Utara dan Amerika Tengah.[34]

Kimia[sunting | sunting sumber]

Russula virescens masih memiliki kemampuan bioakumulasi besi, tembaga, dan seng dari dalam tanah. Di dalam tutupnya, kesadaran akan jejak unsur hara ini sedikit lebih tinggi daripada batangnya. Setiap porsi makanan penutup jamur segar mengandung 16% AKG untuk pria dan wanita dewasa berusia 19-50 tahun, 16% atau 7,3% AKG untuk pria dan wanita dewasa yang mengandung zat besi dan 16-22% AKG untuk seng.[35] Arsenik, kadmium, timbal, merkuri, dan nikel adalah logam berat beracun yang dapat mengakumulasi jamur yang buruk.[36]

Polisakarida jamur biologis aktif telah menjadi topik studi hangat diperbincangkan dalam beberapa dekade terakhir dengan kemungkinan dampak stimulasinya pada respons imun bawaan dan dimediasi sel, aktivitas antitumor, dan aktivitas lainnya.[37] Dalam ekstrak tubuh buah R. virescens, polisakarida terbukti memiliki efek imunostimulator, antioksidan, penurun kolesterol, dan penurun gula darah.[38] RVS3-II, beta-glukan yang tidak larut dalam air, ditemukan di tubuh buah. Turunan sulfat dari bahan kimia ini memiliki efek antikanker pada garis sel tumor sarkoma.[39] RVP adalah polisakarida yang larut dalam air yang sebagian besar terdiri dari subunit galaktomanan dan memiliki efek antioksidan. Hail itu ditemukan dalam jamur.[40]

Ribonuklease (juga dikenal sebagai RNase) adalah enzim yang mengkatalisis hidrolisis asam ribonukleat (RNA), dan memainkan peran penting dalam berbagai proses biologis. RNase pada R. virescens telah terbukti secara biokimia yang unik dari tujuh spesies jamur yang dapat dimakan dalam beberapa cara yang dimiliki spesifisitas bersama untuk membelah RNA pada poli-A dan poli-C, dibandingkan dengan RNase monospesifik lainnya yang diadsorpsi pada kolom kromatografi dengan kandungan DEAE-selulosa sebagai adsorben, ia juga memiliki pH optimum 4,5 lebih rendah dari semua spesies lain dan atau jelas berbeda.[41] Bromothymol blue, eriochrome black T, malachite green, dan reaktif brilian biru adalah beberapa pewarna yang digunakan di laboratorium dan di industri tekstil, dan jamur termasuk enzim lakase khusus yang dapat memecahnya. Lakase semakin banyak digunakan sebagai biokatalis lingkungan dalam industri tekstil untuk memulihkan limbah pewarna.[42]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Schaeffer JC. (1774). "Fungorum qui in Bavaria et Palatinatu circa Ratisbonam nascuntur Icones". Regensburg: Apud J.J. Palmium. 4: 40. doi:10.36460/Kavaka/54/2020/1-9. 
  2. ^ Fries EM. (1836). Anteckningar öfver de i Sverige växande ätliga Svampar (dalam bahasa Swedish). Sebell: Palmblad. hlm. 50. 
  3. ^ Wilhelm Wallroth, Karl Friedrich (1833). Flora cryptogamica Germaniae: Algas et fungos, Vol 2 (dalam bahasa Latin). Schragius. hlm. 728. 
  4. ^ "Russula virescens". mycobank.org. Diakses tanggal 2022-01-28. 
  5. ^ N.S.Atri (2020). "Exploration, Sociobiology and Conservation of Mushrooms" (PDF). KAVAKA. 54: 1–9. doi:10.36460/Kavaka/54/2020/1-9. 
  6. ^ Komsit W., dkk (2020). "Taxonomic revision of Russula subsection Amoeninae from South Korea" (PDF). MycoKeys. 75 (1): 4–5. doi:10.3897/mycokeys.75.53673. 
  7. ^ James S., Jean CP. (2014). The Scientific Nomenclature of Birds in the Upper Midwest. University of Iowa Press. hlm. 29. ISBN 9781609382254. 
  8. ^ a b Russell, Bill (2006). Field Guide to Wild Mushrooms of Pennsylvania and the Mid-Atlantic. Penn State Press. hlm. 97–8. ISBN 9780271045269. 
  9. ^ a b c McKnight VB; McKnight KH (1987). A Field Guide to Mushrooms, North America (PDF). Boston: Houghton Mifflin. hlm. 325. ISBN 978-0-395-91090-0. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-01-28. Diakses tanggal 2022-01-28. 
  10. ^ Phillips R. "Rogers Mushrooms | Mushroom Pictures & Mushroom Reference". Archived from the original on 2013-12-20. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  11. ^ a b Jordan, Michael (2004). The Encyclopedia of Fungi of Britain and Europe. David & Charles. hlm. 324. ISBN 9780715301296. 
  12. ^ Huffman, Donald M. (2008). Mushrooms and Other Fungi of the Midcontinental United States. University of Iowa Press. hlm. 117. ISBN 9781587297250. 
  13. ^ "Characteristics of the russuloid fungi". Russulales News. Archived from the original on 2013-07-07. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  14. ^ Arora, David (1986). Mushrooms Demystified: A Comprehensive Guide to the Fleshy Fungi. Berkeley: Ten Speed Press. hlm. 95. ISBN 978-0-89815-169-5. 
  15. ^ Zhishu Bi, Guoyang Zheng, Li Taihui (1993). The Macrofungus Flora of China's Guangdong Province. Chinese University Press. hlm. 522. ISBN 9789622015562. 
  16. ^ a b c Buyck B, Mitchell D, Parrent J (2006). "Russula parvovirescens sp nov., a common but ignored species in the eastern United States". Mycologia. 98 (4): 612–15. doi:10.3852/mycologia.98.4.612. 
  17. ^ Metzler V, Metzler S (1992). Mengenal Serangga di Sekitar Kita. Austin: University of Texas Press. hlm. 110. ISBN 978-0-292-75125-5. 
  18. ^ Roody, William C. (2014). Mushrooms of West Virginia and the Central Appalachians. University Press of Kentucky. hlm. 228. ISBN 9780813156576. 
  19. ^ Roody, William C. (2014). Mushrooms of West Virginia and the Central Appalachians. University Press of Kentucky. hlm. 231. ISBN 9780813156576. 
  20. ^ Boa ER. (2006). Champignons comestibles sauvages. Food and Agriculture Organization of the United Nations. hlm. 149. ISBN 9789252051572. 
  21. ^ "Russula virescens". archive.org. Russulales News. Archived from the original on 2011-10-13. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  22. ^ Cooke MC. (1875). Fungi: Their Nature and Uses. New York: D. Appleton. hlm. 93. ISBN 9789252051572. 
  23. ^ Lincoff G. (2011). The Complete Mushroom Hunter: An Illustrated Guide to Finding, Harvesting, and Enjoying Wild Mushrooms. Beverly: Quarry Books. hlm. 16. ISBN 978-1-61058-099-1. 
  24. ^ a b c Kuo, Michael (2009). "Russula virescens". mushroomexpert.com. Diakses tanggal 2022-0129. 
  25. ^ "39 Different Types of Edible Mushrooms (with Pictures!)". cleangreensimple. Diakses tanggal 2022-01-31. 
  26. ^ Richards, John F. (2003). The Unending Frontier An Environmental History of the Early Modern World. University of California Press. hlm. 253–254. ISBN 9780520939356. 
  27. ^ Schunko C, Vogl CR (2010). "Organic farmers use of wild food plants and fungi in a hilly area in Styria (Austria)" (PDF). Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine. 6: 7. doi:10.1016/S0953-7562(09)80316-X. 
  28. ^ Gibson WH. (1895). Our Edible Toadstools and Mushrooms and How to Distinguish Them. New York: Harper. hlm. 122, 126. 
  29. ^ Leal AR, Barros L, Barreira JCM, Sousa MJ, Martins A, Santos-Buelga C, Ferreira ICFR. (2013). "Portuguese wild mushrooms at the "pharma–nutrition" interface: Nutritional characterization and antioxidant properties" (PDF). Food Research International. 50 (1): 1–9. doi:10.1016/j.foodres.2012.10.012. 
  30. ^ Trappe JM. (1962). "Fungus associates of ectotrophic mycorrhizae". The Botanical Review. 28 (4): 538–606. doi:10.1007/bf02868758. 
  31. ^ Brearly FG. (2012). "Ectomycorrhizal Associations of the Dipterocarpaceae" (PDF). Biotropica. 44 (5): 637–48. doi:10.1111/j.1744-7429.2012.00862.x. 
  32. ^ Roody WC. (2003). Mushrooms of West Virginia and the Central Appalachians. Lexington: University Press of Kentucky. hlm. 234. ISBN 9780813128139. 
  33. ^ Chacon S, Guzmán G (1995). "Observations on the phenology of ten fungal species in the subtropical forests at Xalapa, Mexico" (PDF). Mycological Research. 99 (1): 54–6. doi:10.1016/S0953-7562(09)80316-X. 
  34. ^ "Russula virescens – Facesoffungi number: FoF 3145". facesoffungi.org. 2017. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  35. ^ Busuioc, Gabriela; lekes, Carmen Cristina E; Stihi, Claudia; Iordache, Stefania; Ciulei, Sorin Constantin (2011). "The bioaccumulation and translocation of Fe, Zn, and Cu in species of mushrooms fromRussulagenus". Environmental Science and Pollution Research. 18 (6): 890—896. doi:10.1007/s11356-011-0446-z. 
  36. ^ Chen ZH, Zhou HB, Qiu GZ (2009). "Analysis of several heavy metals in wild edible mushrooms from regions of China". Bulletin of Environmental Contamination and Toxicology. 83 (2): 280–8. doi:10.1007/s00128-009-9767-8. 
  37. ^ Wasser, Solomon P. (2011). "Current findings, future trends, and unsolved problems in studies of medicinal mushrooms". Applied Microbiology and Biotechnology. 89 (5): 1323—1332. doi:10.1007/s00253-010-3067-4. 
  38. ^ Badalyan S. (2012). Medicinal aspects of edible ectomycorrhizal mushrooms". dalam Zambonelli A, Bonita GM (eds.). Edible Ectomycorrhizal Mushrooms: Current Knowledge and Future Prospects. Soil Biology. Vol. 34 (PDF). Springer Berlin Heidelberg. hlm. 317–34. ISBN 978-3-642-33822-9. 
  39. ^ Sun Z, He Y, Liang Z, Zhou W, Niu T (2009). "Sulfation of (1→3)-β-d-glucan from the fruiting bodies of Russula virescens and antitumor activities of the modifiers". Carbohydrate Polymers. 77 (3): 628–33. doi:10.1016/j.carbpol.2009.02.001. 
  40. ^ Sun YX, Liu JC, Yang XD, Kennedy JF (2010). "Purification, structural analysis and hydroxyl radical-scavenging capacity of a polysaccharide from the fruiting bodies of Russula virescens". Process Biochemistry. 45 (6): 874–98. doi:10.1016/j.procbio.2010.02.007. 
  41. ^ Wang H, Ng TB (2003). "A ribonuclease with distinctive features from the wild green-headed mushroom Russulus virescens". Biochemical and Biophysical Research Communications. 312 (4): 965–8. doi:10.1016/j.bbrc.2003.10.201. 
  42. ^ Zhu MJ, Du F, Zhang GQ, Wang HX, Ng TB (2013). "Purification a laccase exhibiting dye decolorizing ability from an edible mushroom Russula virescens". International Biodeterioration & Biodegradation. 82: 33—39. doi:10.1016/j.ibiod.2013.02.010.