Retikulosit

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Retikulosit
Retikulosit
Eritrosit (sel matang)
Rincian
Bentuk lanjutanSel darah merah
LokasiSumsum tulang (paling banyak), darah (beberapa)
Pengidentifikasi
Bahasa Latinreticulocytus
MeSHD012156
THH2.00.04.1.01007
FMA66785
Daftar istilah mikroanatomi

Retikulosit adalah sel eritrosit yang belum matang, dan kadarnya dalam eritrosit manusia sekitar 1%.

Retikulosit berkembang dan matang di sumsum tulang merah dan disirkulasikan dalam pembuluh darah sebelum matang menjadi eritrosit. Seperti eritrosit, retikulosit tidak memiliki inti sel (nukelus).

Sel ini disebut retikulost karena memiliki jaringan seperti retikuler pada ribosom RNA. Retikuler ini hanya dapat diamati di bawah mikroskop dengan pewarnaan tertentu seperti perwarnaa supravital dengan metilen biru baru.

Retikulosit tampak lebih kebiruan daripada eritrosit ketika diamati dengan pewarnaan Romanowsky biasa. Ukurannya menyerupai eritrosit yakni sekitar 6 hingga 9 mikron.

Hitung Retikulosit[sunting | sunting sumber]

Retikulosit dalam pewarnaan khusus supravital

Hitung retikulosit adalah menghitung persentase dari jumlah sel darah merah yang bersikulasi di aliran darah yang masih dalam tingkat retikulosit.

Pengukuran yang akurtat menggunakan penghitung otomat dengan penanda sampel sel laser, dikombinasikan dengan larutan floresens yang akan menandai RNA dan DNA. Untuk membedakan retikulosit, diamati dari respon larutan terhadap cahaya laser.[1]

Jangkauan normal dari retikulosit di darah bergantung pada keadaan klinis, biasanya ditetapkan sekitar 0,5 sampai 1,5%. Namun, bila seseorang mengidap anemia, persentase retikulositnya lebih tinggi dari normal jika kemampuan sumsum tulang untuk membuat sel darah baru masih baik. Penghitungan indeks produksi retikulosit merupakan langkah penting dalam menentukan apakah hitung retikulosit tersebut tepat atau tidak dalam keadaan tertentu.

Jika terdapat keadaan meningkatnya produksi sel darah merah karena adanya kegagalan pematangan sel darah merah yang kronis, seperti pada anemia hemolitik, pasien dapat memiliki persentase jumlah retikulosit yang tinggi. Retikulosit yang sangat banyak dalam darah disebut keadaan retikulositosis.

Jumlah retikulosit yang menurun drastis dapat disebabkan oleh kemoterapi, anemia aplastik, anemia pernisiosa, malignansi sumsum tulang, masalah pada produksi eritropoetin atau penyebab lainnya. Retikulosit yang sedikit dalam darah disebut keadaan retikulopenia.

Gambar tambahan[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. Nadesul, Belinda, dr. 2007. Catatan Kuliah:Seri Eritrosit, Maturasi, dan Nomenklatur. Jakarta:Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta.
  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-09. Diakses tanggal 2007-04-20. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]