Refrigeran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Refrigeran dengan merek DuPont

Refrigeran (sering disalahartikan sebagai Freon), adalah fluida kerja yang digunakan pada siklus pendinginan dalam sistem penyejuk udara serta pada pompa kalor. Zat ini sering kali mengalami perubahan wujud zat berulang dari cairan menjadi gas serta sebaliknya. Refrigeran sangat diatur penggunaannya karena memiliki sifat beracun, mudah terbakar, serta beberapa jenis refrigeran yang sering digunakan juga berdampak besar terhadap penipisan ozon serta perubahan iklim.[1]

Penggunaan refrigeran dalam sistem Direct Expansion (DX) untuk mentransfer kalor energi dari satu lingkungan ke lingkungan lain, biasanya dari dalam gedung ke luar (atau sebaliknya) umumnya dikenal sebagai "penyejuk ruangan" atau "pompa kalor".

Sifat[sunting | sunting sumber]

Refrigeran yang ideal memiliki sifat termodinamika yang baik, nonkorosif terhadap komponen mekanis, aman termasuk kebebasan dari toksisitas dan mudah terbakar. Ia tidak akan menyebabkan penipisan ozon atau perubahan iklim karena cairan yang berbeda memiliki sifat yang diinginkan dalam derajat yang berbeda, pilihannya adalah masalah tarik ulur.

Sifat termodinamika yang diinginkan adalah suatu titik didih yang agak di bawah suhu target, panas penguapan yang tinggi, massa jenis yang moderat dalam bentuk cair, massa jenis yang relatif tinggi dalam bentuk gas, dan suhu kritis yang tinggi. Hal ini karena titik didih dan massa jenis gas dipengaruhi oleh tekanan, refrigeran yang dapat dibuat untuk suatu aplikasi melalui pilihan tekanan operasi yang sesuai.

Isu lingkungan[sunting | sunting sumber]

Sifat lembap kebanyakan halon, klorofluorokarbon (CFC), dan hidroklorofluorokarbon (HCFC) terutama CFC-11 dan CFC-12 membuat mereka menjadi pilihan yang lebih disukai di antara refrigeran lain selama bertahun-tahun karena sifatnya yang tidak mudah terbakar dan tidak beracun. Namun, stabilitas mereka di atmosfer dan korelasi mereka terhadap potensi pemanasan global dan potensi penipisan ozon menimbulkan kekhawatiran penggunaannya. Hal ini menyebabkan pergantian dengan Hidrofluorokarbon (HFC) dan PFC. HFC-134a dipandang lebih baik karena tidak menyebabkan penipisan ozon dan memiliki potensi pemanasan global yang lebih rendah. Namun, refrigeran ini masih memiliki potensi pemanasan global ribuan kali lebih besar daripada CO2. Oleh karena itu, saat ini penggunaan HFO-1234yf lebih disarankan di pasaran karena memiliki potensi pemanasan global yang berasal dari CO2.

Beberapa refrigeran lainnya seperti propana dan amonia tidak bersifat lembap, mudah terbakar, ataupun beracun jika dilepaskan. Urutan potensi penipisan ozon dari yang tertinggi sampai terendah adalah: Bromoklorofluorokarbon, CFC, kemudian HCFC. Refrigeran baru yang lebih aman untuk lingkungan telah dikembangkan pada awal abad ke-21, tetapi penerapannya tertunda karena kekhawatiran terhadap sifat beracun dan mudah terbakar.[2]

Saat ini, sudah ada berbagai refrigeran yang ramah lingkungan, seperti R32, R410A, R407C dan R134A.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "High GWP refrigerants". California Air Resources Board. Diakses tanggal 13 February 2022. 
  2. ^ Rosenthal, Elisabeth; Lehren, Andrew (June 20, 2011). "Relief in Every Window, but Global Worry Too". New York Times. Diakses tanggal June 21, 2012. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]