Pisang nangka

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pisang nangka
Musa X paradisiaca

Ploiditriploidy (en)
Taksonomi
DivisiTracheophyta
SubdivisiSpermatophytes
KladAngiospermae
Kladmonocots
Kladcommelinids
OrdoZingiberales
FamiliMusaceae
GenusMusa
SpesiesMusa X paradisiaca

Pisang nangka (Musa X paradisiaca) adalah satu pisang yang mirip dengan pisang Cavendish. Perbedaan utamanya adalah ketika pisang nangka itu masak.

Jika pisang masak, kebanyakan kulitnya akan berubah warna menjadi kekuning-kuningan. Jika pisang nangka, buah tersebut masih tetap hijau. Hanya saja agak empuk, beda jika masih mentah pisang nangka terkesan keras.

Secara umum, pohon pisang raja nangka layaknya pisang yang lain. Dia dapat tumbuh besar dengan tinggi mencapai 3,5 meter. Ukuran buah pisang raja nangka juga terkesan besar. Ketika pisang ini berbuah, dalam satu tandan bisa berisi 7-8 sisir. Bahkan, jika pertumbuhannya baik dan terawat, bisa lebih banyak lagi. Berat satu tandan pisang nangka bisa mencapai 20 kg sampai 25 kg.

Penyebaran[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan penelitian, tanaman pisang diduga berasal dari kawasan Asia Tenggara khususnya semenanjung Malaya dan Filipina serta India. Selanjutnya tanaman yang menghasilkan buah lezat ini kemudian tersebar ke berbagai wilayah, seperti Madagaskar atau Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

Kini persebaran pohon pisang telah merata mulai dari kawasan Asia Tenggara terus hingga ke Lautan Teduh dan Hawaii, kemudian sampai di kawasan Samudera Atlantik, Kepulauan Kanari, dan Benua Amerika. Wilayah sebaran pertumbuhan tanaman pisang umumnya mempunyai iklim tropis dan sub-tropis.

Habitat[sunting | sunting sumber]

Habitat tumbuh tanaman pisang tidak harus pada lahan khusus, karena flora ini dapat beradaptasi di wilayah dataran tinggi ataupun dataran rendah. Proses penanamannya pun tidaklah sulit dan tidak membutuhkan perhatian khusus. Selama kondisi tanah baik dan cukup cahaya matahari, maka pohon pisang dapat tumbuh dengan baik.

Namun ketinggian paling optimal untuk pertumbuhan pisang adalah di kawasan dengan ketinggian 100 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah yang cocok adalah tanah lembab dan berada pada wilayah terbuka. Sebab pohon pisang sangat membutuhkan cahaya matahari agar bisa tumbuh dengan maksimal.

Di wilayah dataran tinggi pisang juga dapat tumbuh dengan baik, tetapi intensitas menghasilkan buah tidak sebaik ketika berada pada ketinggian 100 mdpl. Begitu pula jika ditanaman di lingkungan yang terendam air, pohon ini dipastikan tidak akan bisa tumbuh secara optimal.

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Batang[sunting | sunting sumber]

Batang pisang dapat dimanfaatkan dalam bidang pertanian sebagai media tanam untuk budidaya jamur. Bahkan tanpa harus dibudidayakan pun jamur dapat tumbuh dengan sendirinya di batang pisang yang telah ditebang.

Daun[sunting | sunting sumber]

Daun pisang merupakan bagian yang paling sering dimanfaatkan selain buahnya. Daunnya sering digunakan untuk pembungkus makanan khas di beberapa daerah di Indonesia. Daun pisang yang lebar dan mudah dibentuk ketika layu membuat daun pisang biasa digunakan sebagai media untuk membungkus makanan seperti lemper dan kue basah.

Bunga[sunting | sunting sumber]

Jantung pisang yang merupakan bunga pisang juga dapat dimanfaatkan untuk sajian kuliner atau bahan makanan. Jika buahnya dikonsumsi sebagai makanan selingan, maka bagian jantung pisang dapat diolah menjadi sayur. Cara pengolahannya pun sangat mudah dan bisa dikreasikan dalam berbagai menu yang lezat.

Buah[sunting | sunting sumber]

Kandungan nutrisi yang ada di dalam buah pisang raja nangka cenderung sama dengan varietas pisang lainnya. Di dalam pisang nangka terkandung magnesium, asam folat, kalium, serat, zat besi, niacin, riboflavin, mangan, protein, vitamin C, sedikit vitamin A dan vitamin B6. Dengan kandungan nutrisi tersebut, pisang raja nangka dapat membantu menjaga kesehatan ginjal. Selain itu, kandungan zat besi pada pisang raja nangka dapat membantu menambah darah.

Pisang raja nangka atau pisang nangka cenderung jarang dijadikan sebagai buah meja ketika di pedesaan. Ini memang karena rasanya yang cenderung asam. Seringkali pisang raja nangka dibuat sebagai bahan baku olahan.

Jika sedang diet dan memasukkan pisang dalam daftar asupan penyeimbang nutrisi dalam tubuh, pisang raja nangka tidak direkomendasikan sebagai buah untuk sarapan dalam kondisi perut kosong. Ini karena kandungan asamnya.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Pisang Nangka – Dinas Lingkungan Hidup" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-04-06.