Piala Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Piala Indonesia 2009)
Piala Indonesia
Logo Piala Indonesia
PenyelenggaraPSSI
Mulai digelar
  • 2005; 19 tahun lalu (2005) (sebagai Copa Indonesia)
  • 2010; 14 tahun lalu (2010) (sebagai Piala Indonesia)
Wilayah Indonesia
Jumlah tim128
Kualifikasi untukPiala AFC
Juara bertahanPSM
(gelar ke-1)
Tim tersuksesSriwijaya FC
(3 gelar)
Televisi penyiarRCTI, Jawa Pos TV (2018–2019)
SemboyanEveryone can play
Situs webSitus web resmi
2023-24

Piala Indonesia merupakan sebuah kompetisi turnamen resmi sepak bola tahunan yang diselenggarakan oleh PSSI. Pertama kali turnamen ini diadakan pada tahun 2005 dengan nama Copa Indonesia (Copa Dji Sam Soe untuk alasan sponsor).

Turnamen ini mempertemukan seluruh klub sepak bola dari 3 tingkatan kompetisi Liga Indonesia yakni Liga 1, Liga 2, dan Liga 3. Pada tahun 2018 klub yang berpartisipasi berjumlah 128 klub dari ketiga tingkatan tersebut.[1]

Melalui turnamen Piala Indonesia, klub-klub dari luar Liga 1 memiliki kesempatan untuk menghadapi klub-klub besar yang selalu menghuni Liga 1. Bagi klub-klub divisi terendah, merupakan kebanggaan dapat mengukur kemampuan melawan klub-klub besar bahkan menjadi motivasi tersendiri untuk menjadi pembunuh raksasa jika mampu mengalahkan klub-klub dari divisi di atasnya.

Arema merupakan juara di musim pertama tahun 2005. Sriwijaya FC adalah klub tersukses dengan 3 gelar.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Piala Indonesia digelar untuk pertama kalinya pada tahun 2005 dan disponsori PT. HM Sampoerna Tbk. dengan produk unggulannya yakni Dji Sam Soe, sehingga ajang tersebut dinamakan pula dengan Copa Dji Sam Soe Indonesia 2005. Turnamen Piala Indonesia 2005 melibatkan 92 tim yang terdiri dari 36 klub Divisi Utama, 40 klub Divisi Satu dan 16 klub Divisi Dua. Sebelumnya pada era Galatama Pernah pula digelar semacam Piala Indonesia yang diikuti oleh klub-klub Galatama dengan nama Piala Galatama.

Format[sunting | sunting sumber]

Turnamen mempergunakan sistem gugur dengan pertandingan kandang-tandang. Hingga edisi 2012, pertandingan final menggunakan sistem satu pertandingan, sementara pertandingan semifinal ada yang menggunakan sistem kandang-tandang dan juga satu pertandingan. Sistem kompetisi berbeda digunakan pada edisi 2010, di mana peserta dibagi dalam grup hingga babak perempat final. Setelah terhenti lebih dari 6 tahun, Piala Indonesia 2018–2019 juga menggunakan sistem pertandingan kandang-tandang, termasuk pada pertandingan final.

[sunting | sunting sumber]

Juara[sunting | sunting sumber]

Musim Juara Skor Tempat kedua Lokasi Referensi
2005 Arema
(Divisi Utama)
4–3 (p.w.) Persija
(Divisi Utama)
Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta [2]
2006 Arema
(Divisi Utama)
2–0 Persipura
(Divisi Utama)
Stadion Gelora Delta, Sidoarjo [3]
2007 Sriwijaya FC
(Divisi Utama)
1–1
(3–0 a.p.)
Persipura
(Divisi Utama)
Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta [4]
2008–09 Sriwijaya FC
(Liga Super Indonesia)
4–0
w.o.
Persipura
(Liga Super Indonesia)
Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang [5]
2010 Sriwijaya FC
(Liga Super Indonesia)
2–1 Arema Indonesia
(Liga Super Indonesia)
Stadion Manahan, Surakarta [6]
2012 Persibo
(Liga Prima Indonesia)
1–0 Semen Padang FC
(Liga Prima Indonesia)
Stadion Sultan Agung, Bantul [7]
Musim Tim Kandang Skor Tim Tandang Lokasi Referensi
2018–19 Persija
(Liga 1)
1–0 PSM
(Liga 1)
Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta [8]
PSM
(Liga 1)
2–0
(Agg.: 2–1)
Persija
(Liga 1)
Stadion Andi Mattalata, Makassar [9][10]

Distribusi[sunting | sunting sumber]

Urut Tim Juara Tempat kedua
1 Sriwijaya FC 3 (2007, 2008–09, 2010)
2 Arema Indonesia 2 (2005, 2006) 1 (2010)
3 PSM 1 (2018–19)
Persibo 1 (2012)
5 Persipura 3 (2006, 2007, 2008–09)
6 Persija 2 (2005, 2018–19)
7 Semen Padang FC 1 (2012)

Penghargaan[sunting | sunting sumber]

Klub yang mampu menjuarai turnamen ini berhak mendampingi juara Liga Indonesia mewakili Indonesia di ajang Piala AFC. Ada beberapa penghargaan di turnamen Piala Indonesia, selain dari piala bergilir.

Edisi Pencetak gol terbanyak Gol Pemain Terbaik Pemain Muda Terbaik Ref.
2005 Javier Roca[11]
(Persegi)
11 Firman Utina
(Arema)
Tidak diberikan [12]
2006 Emaleu Serge
(Arema)
9 Aris Budi Prasetyo
(Arema)
[12]
2007 Alberto Goncalves da Costa
(Persipura)
6 Bambang Pamungkas
(Persija)
[12]
2008-09 8 Anoure Obiora
(Sriwijaya FC)
[12]
2010 Cristian Gonzalez
(Persib)
10 Keith Kayamba Gumbs
(Sriwijaya FC)
[12][13]
2012 Javier Roca
(Persis Surakarta)
5 Dian Irawan
(Persibo)
[14][15]
2018-19 10 Zulham Zamrun
(PSM)
Asnawi Mangkualam
(PSM)
[16]

Kontroversi[sunting | sunting sumber]

Final Piala Indonesia 2008-09 diwarnai dengan tindakan Persipura yang menyatakan walkover pada menit ke-60 saat kedudukan 1–0 untuk keunggulan Sriwijaya FC. Hal ini menyebabkan Sriwijaya FC dinyatakan menang 4–0. Setelah kasus ini, muncul isu bahwa Persipura akan mengalami penurunan kasta atau mengundurkan diri dari Liga Indonesia dan bergabung dengan A-League (Liga Australia), namun kemudian pada edisi selanjutnya mereka tetap bermain dalam kompetisi lokal Indonesia.

Setelah vakum lebih dari 5 tahun, final Piala Indonesia 2018-19 dilaksanakan dengan sistem kandang-tandang, di mana sebelumnya menggunakan sistem satu pertandingan. Pertandingan kedua sempat ditunda setelah terjadi penyerangan pada bus pemain Persija saat akan melakukan sesi latihan.[17]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]