Perang Saudara Nigeria

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Perang Sipil Nigeria)
Perang Saudara Nigeria

Negara Republik Biafra pada Juni 1967
Tanggal6 Juli 1967 – 15 Januari 1970
(2 tahun, 6 bulan, 1 minggu dan 2 hari)
LokasiNigeria Tenggara
Hasil

Kemenangan Nigeria

  • Biafra bergabung kembali dengan Nigeria
Pihak terlibat

 Nigeria
Mesir (bantuan udara)[1]
Supported by:[1][2]

 Inggris
 Uni Soviet
Prancis Prancis
 Sudan
 Chad
 Niger
 Suriah
 Saudi Arabia
 Aljazair[3]
Bulgaria Bulgaria[4]
 Amerika Serikat

Templat:Country data Biafra

Supported by:[5]
Prancis Prancis
Portugal Portugal[6]
 Czechoslovakia
 Afrika Selatan
 Tanzania[7][8][9]
Gabon Gabon
Pantai Gading Pantai Gading
 Zambia
 Rhodesia
 Spanyol[10][11]
 Haiti
Tokoh dan pemimpin
Nigeria Yakubu Gowon
Nigeria Murtala Mohammed
Nigeria Benjamin Adekunle
Nigeria Olusegun Obasanjo
Nigeria Theophilus Danjuma
Nigeria Ibrahim Babangida  (WIA)
Nigeria Isaac Adaka Boro  
Templat:Country data Biafra Odumegwu Ojukwu
Templat:Country data Biafra Philip Effiong
Templat:Country data Biafra Alexander Madiebo
Templat:Country data Biafra Maj. Chudi Alaoma
Templat:Country data Biafra Tim Onwuatuegwu 
Templat:Country data Biafra Victor Banjo
Templat:Country data Biafra Rolf Steiner
Templat:Country data Biafra Joseph Achuzie
Templat:Country data Biafra Taffy Williams
Carl Gustaf von Rosen
Kekuatan
120,000 (1970) 30,000 (1970)
Korban
25,000 - 50,000 pasukan tewas [butuh rujukan] 10,000 - 25,000 pasukan tewas [butuh rujukan]

Perang Saudara Nigeria, atau disebut juga Perang Biafra, 6 Juli 196715 Januari 1970, adalah perang untuk menghambat pemisahan Biafra dari Nigeria. Biafra mewakili aspirasi nasionalis rakyat etnis Igbo, yang pemimpinnya merasa bahwa mereka tidak bisa lagi hidup berdampingan dengan pemerintah federal yang didominasi orang-orang Utara. Konflik timbul karena ketengangan politik, ekonomi, etnis, budaya, dan agama yang timbul sejak proses dekolonisasi formal dari Inggris pada tahun 1960 hingga 1963. Penyebab langsung perang pada tahun 1966 termasuk kudeta militer, kudeta balasan atas kudeta sebelumnya (counter coup d'etat), dan penganiayaan/pembinasaan atas orang-orang Igbo yang tinggal di Nigeria Utara. Kontrol atas produksi minyak bumi di Delta Niger juga berperan penting dalam perang saudara ini.

Dalam satu tahun, Pemerintah Militer Federal mengepung Biafra, merebut fasilitas penambangan minyak di pantai dan kota Port Harcourt. Blokade yang diberlakukan selama kebuntuan perang selanjutnya menyebabkan kelaparan yang sengaja ditimbulkan sebagai strategi perang.[butuh rujukan] Selama lebih dari 2,5 tahun perang, sekitar 2 juta penduduk sipil tewas karena kelaparan dan wabah penyakit.[butuh rujukan]

Bencana kelaparan menjadi perhatian dunia pada pertengahan 1968, ketika gambar anak-anak yang kekurangan gizi dan kelaparan tiba-tiba membanjiri media massa di negara-negara Barat. Nasib Biafra yang kelaparan menjadi cause célèbre di berbagai negara, menyebbkan peningkatan penggalangan dana dan keterlibatan LSM yang signifikan. Inggris dan Uni Soviet adalah pendukung utama Pemerintah Militer Federal di Lagos, sementara Prancis dan beberapa elemen independen mendukung Biafra. Prancis dan Israel menyuplai sejata untuk masing-masing kombatan.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b http://www.litencyc.com/theliterarymagazine/biafra.php
  2. ^ http://www.clickafrique.com/Magazine/ST014/CP0000000008.aspx[pranala nonaktif]
  3. ^ Biafra Revisited, 2006. Page 5.
  4. ^ Nigeria Since Independence: The First Twenty-five Years : International Relations, 1980. Page 204
  5. ^ http://www.africamasterweb.com/BiafranWarCauses.html
  6. ^ Genocide and the Europeans, 2010. Page 71.
  7. ^ Malcolm MacDonald: Bringing an End to Empire, 1995. Page 416.
  8. ^ Ethnic Politics in Kenya and Nigeria, 2001. Page 54.
  9. ^ Africa 1960–1970: Chronicle and Analysis, 2009. Page 423
  10. ^ There's A Riot Going On: Revolutionaries, Rock Stars, and the Rise and Fall of '60s Counter-Culture, 2007. Page 213.
  11. ^ The USSR in Third World Conflicts: Soviet Arms and Diplomacy in Local Wars 1945-1980, 1986. Page 91