Penyembuhan diri

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Penyembuhan diri atau pemulihan diri (Inggris: self-healing) adalah proses untuk menyembuhkan diri dari gangguan psikologis seperti trauma, patah hati, dan sebagainya.[1]

Manusia hidup berdampingan dengan alam semesta, tak terlepas dari adanya konflik. Konflik yang diakibatkan dari individu lain memiliki dampak dan bentuk yang berbeda yang ditimbulkan oleh setiap individu. Pada umumnya dampak yang timbul pada diri sendiri, adalah: menyalahkan diri sendiri, menyakiti diri, merasakan kehampaan hidup, stres, depresi, sampai mengarah ke gangguan mental psikosomatik.[2]

Latar belakang Penyembuhan Diri[sunting | sunting sumber]

Penyembuhan diri mempunyai makna lebih dalam lebih dari sekedar berlibur atau menenangkan diri. dalam situs APA[3] (American Psychological Association) menjelaskan bahwa healing atau penyembuhan diri adalah proses meringankan atau memulihkan penyakit mental melalui kekuatan pikiran dengan menggunakan metode seperti visualisasi, sugesti dan manipulasi aliran energi secara sadar sebagai upaya dalam pemulihan emosi.

Victoria Maxwell [4], pembicara kesehatan mental terkemuka di AS, menulis di Psychologytoday.com, bahwa healing perlu didefinisikan secara luas. Healing tidak selalu berarti berkurangnya gejala dan durasi waktu perawatan di rumah sakit, atau kembali ke kondisi tubuh sebelum sakit. “Ini (dalam definisi saya) adalah pemulihan makna hidup, tujuan hidup, persepsi diri, dan kualitas hidup, meskipun berjuang dengan penyakit,” tulisnya.

Self-healing dari sisi mental/emosional dibutuhkan oleh seseorang yang ingin memulihkan diri dari luka batin, seperti trauma masa lalu, luka di masa kecil, kesedihan tak berujung dan kecemasan berlebihan, yang mengantarkan pada depresi. Untuk memulihkannya, kita perlu sekali mengenali penyebab luka batin sebagai langkah awal.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Putri, Mirasstity Akacia (7 Desember 2021). "Apa itu Self-Healing dan Bagaimana Caranya?". kampuspsikologi.com. Diakses tanggal 1 Maret 2022. 
  2. ^ Rahmasari 2020, hlm. 1–2.
  3. ^ https://www.apa.org/
  4. ^ https://www.psychologytoday.com/intl/contributors/victoria-maxwell?page=3

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]