Penyaluran listrik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Proses Penyaluran Dan Pendistribusian Energi Listrik

Penyaluran listrik adalah proses yang dimulai setelah pembangkitan listrik di pembangkit listrik, untuk kemudian digunakan oleh konsumen.[1][2] Beberapa proses utama dalam penyaluran listrik adalah:

Listrik dihasilkan oleh generator listrik di dalam pembangkit listrik. Pembangkit listrik merupakan tempat dihasilkannya energi listrik, yang dapat berupa PLTA (air), PLTU (tenaga uap), PLTGU, PLTM, PLTPB, PLTB, PLTN, PLTS. Energi listrik yang sudah dihasilkan akan dinaikkan tegangannya dari 6.000 V menjadi 500.000 V oleh transformator. Tegangan itu akan disalurkan melalui saluran listrik udara (SUTET, Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) untuk diteruskan menuju berbagai gardu induk. Tegangan akan diturunkan dari 500.000 V menjadi 150.000 V sebelum disalurkan melalui SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) menuju gardu induk distribusi. Tegangan 150.000 V umumnya digunakan di pabrik dalam rangka menyalakan mesin berukuran besar.

Tegangan 150.000 V akan diturunkan menggunakan transformator step down menjadi 20.000 V. Tegangan tersebut lalu disalurkan melalui JTM (Jaringan Tegangan Menengah) untuk didistribusikan menuju gardu-gardu induk distribusi. Tegangan 20.000 V digunakan untuk menyalakan mesin-mesin pabrik menengah. Setelah itu, tegangan akan kembali diturunkan menjadi 220 V (standar) atau 380 V. Tegangan 220 V akan disalurkan ke rumah dan perkantoran menggunakan JTR (Jaringan Tegangan Rendah).

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]