Penggolong kata bahasa Tionghoa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Penggolong dasar ( dalam bahasa Mandarin, go3 dalam bahasa Kanton) sekaligus penggolong bahasa Tionghoa yang paling sering digunakan

Varietas bahasa Tionghoa modern sering menggunakan unsur ketatabahasaan yang dikenal sebagai penggolong kata atau penanda kata. Penggolong kata digunakan ketika sebuah nomina dibubuhi dengan numeralia sehingga menjadi sebuah frasa nomina. Saat sebuah frasa seperti "satu orang" ataupun "tiga buku" diterjemahkan kedalam bahasa Tionghoa, unsur penggolong kata dan numeralia dimasukkan dalam keselarasan antara keduanya pada keadaan normal. Sebagai contoh, dalam bahasa Tionghoa Baku,[catatan 1] bagian pertama dari frasa dibawah ini akan ditempati oleh . Misal, dalam rén, sendiri berarti "satu",[catatan 2] sedangkan rén berarti "orang", sehingga frasa tersebut memerlukan penggolong kata berupa . Beberapa unsur kontekstual ketatabahasaan lainnya yang tergolong sebagai penggolong kata juga digunakan dalam suatu frasa ataupun kata, termasuk penunjuk 这 (這) zhè ("ini") and 那 ("itu"). Akan tetapi, penggolong sama sekali tidak dibutuhkan saat sebuah nomina berdiri sendiri tanpa penambahan kualifikator dalam Selain itu, terdapat beragam penggunaan penggolong kata: sebagai contoh, ketika penggolong kata diletakkan setelah nomina ataupun diulangi dalam suatu frasa, penggolong tersebut akan berperan sebagai sebuah penanda jamak ataupun jumlah yang tidak terhitung.

Istilah "penggolong kata" dan "penanda kata" sangat sering disamaartikan satu sama lainnya (sebagaimana padanan untuk kedua istilah tersebut adalah 量词 (量詞) liàngcí dalam bahasa Tionghoa, yang secara harfiah berarti "penanda kata"). Walaupun begitu, terkadang keduanya dibedakan karena perbedaan fungsi: penggolong kata menandakan partikel kata yang tidak memiliki arti yang jelas jika kata tersebut hanya tersusun atas dirinya sendiri, sedangkan pengukuran kata menandakan bahwa sebuah kata memiliki suatu jumlah ataupun pengukuran lainnya dari sebuah sesuatu (sebagai contoh, "setetes", "segelas penuh", dsb.) Selain itu, pengukur kata juga dapat mencangkup pengukuran lainnya, seperti lamanya waktu, satuan mata uang, dsb. Kedua jenis penggolong diatas biasanya juga disebut sebagai "penggolong jumlah kata" dan "penggolong massa kata" dikarenakan tipe pertama hanya akan memiliki artian yang sesuai dengan nominalia nomina, sementara tipe kedua digunakan pada nomina dengan massa. Akan tetapi, sifat ketatabahasaan dari kata-kata yang menggunakan kedua jenis penggolong diatas sangat mirip satu sama lainnya.

Kebanyakan nomina memiliki satu atau lebih penggolong kata yang berkaitan dengan kata itu sendiri. Sering kali diantara penggolong kata tersebut ditentukan berdasarkan kenampakan dari benda yang diwakilinya. Sebagai contih, banyak nomina yang memiliki penampakan datar, seperti meja, kertas, kasur, ataupun dipan, menggunakan penggolong kata  (zhāng, sementara kebanyakan objek yang panjang dan tipis menggunakan  (tiáo. Jumlah keseluruhan dari penggolong kata dalam bahasa Tionghoa dapat berkisar dari beberapa lusin hingga ratusan buah, tergantung dengan bagaimana setiap dari mereka dihitung.

Penggolong kata (), dilafalkan sebagai atau ge dalam bahasa Mandarin, selain berpertan sebagai penggolong kata dasar, ia juga berperan sebagai "penggolong kata umum", sehingga ia akan sering (tetapi tidak selalu) digunakan ditempat penggolong kata yang lainnya. Dalam bahasa lisan dan bentuk tidak resmi, penutur jati akan cenderung menggunakan penggolong kata tersebut lebih sering melampaui penggunaan penggolong kata yang lainnya, walaupun mereka tahu penggolong kata yang "benar" untuk digunakan. Penggolong massa kata juga kemungkinan akan digunakan pada sejumlah nomina yang masih memiliki keterkaitan dengan penggolong kata itu sendiri: sebagai contoh,   ("kotak") kemungkinan dapat digunakan untuk melambangkan sekotak objek, seperti buku ataupun bola lampu, meskipun nomina seperti ini akan terdengar lebih baik jika dipasangkan dengan penggolong jumlah kata jika objek tersebut dihitung sebagai objek tersendiri. Para peneliti memiliki pandangan berbeda mengenai cara kerja pemasangan penggolong kata dengan nomina: beberapa diantara mereka menganggap bahwa pemasangan tersebut didasari oleh fitur semantik yang masih tersisa pada nomina (sebagai contoh, semua nomina yang melambangkan objek panjang akan diberikan penggolong kata yang berbeda karena panjang yang dimilikinya), sementara yang lainnya berpandangan bahwa fenomena ini disebabkan oleh analogi pemasangan prototipikal (sebagai contoh, "kamus" memiliki penggolong kata yang berasal dari bentuk paling umum untuk melambangkan "buku"). Selain itu, variasi pemasangan penggolong kata dalam dialek yang berbeda seringkali menggunakan penggolong kata yang berbeda untuk satu benda yang sama.

Penggunaan[sunting | sunting sumber]

Dalam bahasa Tionghoa, numeralia biasanya tidak dapat menjelaskan banyak dari nomina dengan sendirinya, sehingga bahasa ini sangat bergantung pada penggolong (yang juga sering disebut sebagai pengukur kata)[catatan 3] Saat sebuah kata benda diawali dengan numeralia, penunjuk nomina seperti "ini" ataupun "itu", ataupun penanda jumlah seperti "setiap", penggolong kata pada normalnya harus diletakkan sebelum nomina itu sendiri.[1] Sehingga, ketika penutur bahasa Indonesia mengucapkan suatu frasa seperti "seorang" ataupun "orang ini", maka penutur bahasa Tionghoa Mandarin akan mengucapkannya sebagai  (ge rén, satu-CL orang) dan  (zhè ge rén, ini-CL orang). Jika sebuah nomina diawali oleh penunjuk dan numeralia, maka penunjuk nomina akan diletakkan paling awal.[2] Jika sebuah adjektiva berperan sebagai pengubah makna nomina, maka adjektiva tersebut akan diletakkan setelah penggolong kata dan sebelum nomina itu sendiri. Susunan umum untuk frasa penggolong adalah

penunjuk – numeralia – penggolong – adjektiva – nomina

Tabel berikut akan menunjukkan contoh dari tipe umum dari frasa penggolong.[3] Berbeda halnya dengan kebanyakan nomina bahasa Indonesia yang tidak membutuhkan penggolong kata dalam struktur frasanya (sebagai contoh, "lima anjing" dan "lima gelas"), hampir setiap nomina dalam bahasa Tionghoa membutuhkan penggolong kata. Jadi, dalam tabel pertama, frasa yang tidak memiliki penggolong kata dalam bahasa Indonesia memiliki penggolong kata dalam bahasa Tionghoa.

 penunjuk   numeralia   penggolong   adjektiva   nomina    Arti[catatan 4]
NUM-CL-N (sān)
tiga
(zhī)
CL
(māo)
kucing
"tiga kucing"
DEM-CL-N (zhè)
ini
(zhī)
CL
(māo)
kucing
"kucing ini"
NUM-CL (sān)
tiga
(zhī)
CL
"tiga (dari mereka)"1
NUM-CL-ADJ-N (sān)
tiga
(zhī)
CL
(hēi)
hitam
(māo)
kucing
"tiga kucing hitam"
DEM-NUM-CL-ADJ-N (zhè)
ini
(sān)
tiga
(zhī)
CL
(hēi)
hitam
(māo)
kucing
"tiga kucing hitam ini"
NUM-CL-ADJ (sān)
tiga
(zhī)
CL
黑的(hēi de)2
hitam
"tiga (dari mereka) hitam"1

Catatan:

  • Struktur semacam in digunakan ketika "kucing" telah memiliki konteks arti yang jelas, seperti dalam "Berapa banyak kucing yang Anda miliki?" "Saya memiliki tiga kucing"/"Tiga."
  • Saat sebuah adjektiva dalam bahasa Tionghoa muncul tanpa diikuti dengan nomina, ditambahkan untuk mengindentifikasi bahwa kata tersebut berperan sebagai adjektiva. Hal tersebut dikarenakan banyaknya nomina bahasa Tionghoa yang dapat digunakan sebagai verba, adjektiva dan/atau adverba (sebagai contoh, 统一 "bersatu" dapat digunakan sebagai verba, adjektifa, dan adverba. Selain itu, 黑 "hitam" dapat digunakan sebagai nomina (sebagai warna), verba (dengan artian yang dapat disesuaikan, seperti "meretas" dan "menyelinap masuk", tetapi kata tersebut tidak dapat digunakan sebagai "untuk membuat sesuatu hitam"), adjektiva, dan adverba). Akan tetapi dalam contoh sama sekali tidak ada kaitannya dengan fungsi penggolong kata.
 penunjuk   numeralia   penggolong   adjektiva   nomina    Arti[catatan 4]
NUM-CL-N ()
lima
(tóu)
CL
(niú)
lembu
"lima ekor lembu"
DEM-CL-N (zhè)
ini
(tóu)
CL
(niú)
cattle
"lembu ini"
NUM-CL ()
lima
(tóu)
CL
"lima ekor"1
NUM-CL-ADJ-N ()
lima
(tóu)
CL
()
besar
(niú)
lembu
"lima ekor lembu besar"
DEM-NUM-CL-ADJ-N (zhè)
ini
()
lima
(tóu)
CL
()
besar
(niú)
lembu
"lima ekor lembu besar ini"
NUM-CL-ADJ ()
lima
(tóu)
CL
大的(dàde)2
besar
"lima ekor yang besar"1
  • Saat "lembu" telah memiliki konteks arti yang jelas, seperti dalam "Berapa banyak lembu yang Anda miliki?" "Saya punya lima."
  • Saat sebuah adjektiva dalam bahasa Tionghoa muncul dengan sendirinya tanpa satupun nomina setelahnya, ditambahkan. Penggunaan disini tidak melambangkan penggolongan kata apapun dalam ungkapan tersebut.

Sementara, apabila nomina tidak dihitung ataupun disertai dengan demonstrativa (penunjuk), penggolong kata tidak diperlukan dalam suatu frasa: sebagai contoh, di kalimat,  (sān liàng chē, tiga-CL mobil, "tiga mobil"), terdapat penggolong setelah "tiga", akan tetapi penggolong tidak dimasukkan kedalam kalimat 我的车 (wǒ-de chē, saya-posesiva mobil, "mobil saya").[4] Numeralia dan penunjuk seringkali tidak diperlukan dalam ungkapan bahasa Tionghoa, sehingga penutur juga seringkali tidak menggunakannya. Sebagai contoh, dalam ungkapan "Zhangsan berubah menjadi sebuah pohon", kalimat 张三变成了一 (Zhāngsān biànchéng -le yì shù, Zhangsan menjadi LAMPAU satu CL pohon) dan 张三变成了树 (Zhāngsān biànchéng -le shù, Zhangsan berubah LAMPAU pohon) sama-sama benar menurut tata bahasa Tionghoa.[5] Bahkan faktanya, penggunaan penggolong setelah penunjuk dapat dihilangkan.[6]

Dalam beberapa ungkapan, penggolong kata itu sendiri dapat digunakan untuk, seperti halnya ("satu") dalam ungkapan 买mǎi yang dapat diartikan "membeli CL kuda" ataupun "membeli seekor kuda".[7]

Penggunaan istimewa[sunting | sunting sumber]

Kemacetan di jalan
Pada frasa  (chē-liàng) ungkapan mobil-CL) memiliki penggolong setelah nomina. Penambahan penggolong dapat membuat frasa tersebut bermakna "banyak mobil di jalanan".

Penggolong kata dapat memiliki fungsi lain, misalnya apabila penggolong kata dapat menunjukkan jumlah jamak ataupun ketakterhinggaan apabila diletakkan setelah suatu nomina. Sebagai contoh, ungkapan  (shū-běn, buku-CL) berarti "banyak buku" (dan dapat dimaknai sebagai selemari buku ataupun perpustakaan), sebagaimana kata dengan pranominalia memiliki penggolong yang sama (misalnya:  (běn shū, satu-CL buku) yang berarti "satu buku").[8]

Kebanyakan penggolong dapat digandakan untuk menunjukkan ungkapan "setiap". Sebagai contoh, 个个 (-ge rén, CL-CL person) berarti "setiap orang".[catatan 5][9]

Apabila sebuah penggolong digunakan bersamaan dengan 一 (, "satu") dan nomina, maka nomina itu memiliki artian "semua", "seluruh", ataupun "se___ penuh" (misal: segelas penuh).[10] Pada kalimat 天空一 (tiānkōng yī piàn yún, langit satu-CL awan), ungkapan yang ada dapat diartikan sebagai "langit yang penuh dengan awan". Kalimat tersebut menggunakan penggolong  (piàn, sepotong) yang digunakan untuk menyebutkan langit, bukan awan.[catatan 6]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Semua contoh kata ataupun frasa yang diberikan pada artikel ini berasal dari bahasa Mandarin Baku dengan pelafalan frasa dan kata menggunakan sistem pinyin, kecuali dalam keadaan tertentu yang akan dijelaskan disamping kalimat. Aksara tersebut seringkali akan identik dengan varietas bahasa Tionghoa lainnya, meskipun pelafalan masing-masing varietas akan jauh berbeda.
  2. ^ Akan tetapi, pelafalnya kemungkinan akan berupa yí karena adanya nada sandhi
  3. ^ Dalam varietas bahasa Tionghoa, klausa yang memiliki bentuk penggolong–nomina memiliki interpretasi yang sedikit berbeda satu sama lainnya (terutama interpretasi mengenai tak terhinggaan dalam nomina yang telah diberi penggolong), akan tetapi, tatanan kebahasaan untuk posisi peletakan penggolong kata pada setiap varietas bahasa Tionghoa, yakni diantara numeralia dan nomina, kurang lebih sama dengan varietas mayoritas lainnya(Cheng & Sybesma 2005).
  4. ^ a b Arti yang tercantum merupakan artian yang mendekati dalam bahasa Indonesia
  5. ^ Meskipun penggolong “” (个人) lebih sering digunakan untuk menunjukkan artian "setiap orang" pada ungkapan umum.
  6. ^ Untuk contoh yang lain, Anda dapat mengunjungi jurnal Linguistik Tionghoa terbitan Peking University di 天空一片 sini.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Li & Thompson 1981, hlm. 104
  2. ^ Hu 1993, hlm. 13
  3. ^ Contoh berikut diadaptasi dari contoh yang diterangkan didalam (Hu 1993, hlm. 13), (Erbaugh 1986, hlm. 403–404), (Li & Thompson 1981, hlm. 104–105).
  4. ^ Zhang 2007, hlm. 47
  5. ^ Li 2000, hlm. 1119
  6. ^ Sun 2006, hlm. 159
  7. ^ Sun 2006, hlm. 160
  8. ^ Li & Thompson 1981, hlm. 82
  9. ^ Li & Thompson 1981, hlm. 34–35
  10. ^ Li & Thompson 1981, hlm. 111

Bibilografi[sunting | sunting sumber]