Lompat ke isi

Pengendapan (transportasi)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pengendapan bus Metro Jabar Trans di Soreang, Kabupaten Bandung

Dalam transportasi berjadwal, istilah pengendapan digunakan untuk titik di mana kendaraan berhenti, beberapa tempat mewajibkan penumpang untuk berganti kendaraan. Transportasi umum biasanya melakukan pemberhentian di tempat ini selama beberapa menit. Untuk transportasi udara, pengendapan dilakukan lebih lama dan penumpang harus keluar dari kendaraan untuk menunggu atau menaiki kendaraan yang lain.[1][2][3]

Transportasi massal

[sunting | sunting sumber]

Pengendapan untuk transportasi massal adalah waktu kendaraan untuk berhenti cukup lama di sebelum mencapai titik kedatangan.[4] Kantong waktu yang ditambahkan ke dalam durasi perjalanan umumnya berfungsi untuk beberapa kegunaan, seperti mengeliminasi keterlambatan dalam perjalanan (baik karena macet atau waktu penaikan penumpang yang di melebihi ekspektasi), menyediakan waktu istirahat untuk pengemudi, dan/atau mengakomodasi pergantian pengemudi. Waktu yang digunakan pengemudi di pengendapan dapat diatur oleh regulasi dari regulator maupun serikat pekerja.[4] Elektrifikasi armada bus menyebabkan diperlukannya tempat-tempat bagi armada untuk mengisi ulang daya baterai..[5]

Selain berada di ujung perjalanan, pengendapan juga dapat ditempatkan di tengah perjalanan sebagai titik di mana kendaraan berhenti cukup lama karena menaikkan banyak penumpang.[6][7] Pengendapan juga dirancang untuk menjaga armada supaya tidak sampai di tujuan jauh lebih cepat dibanding jadwal.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Kennedy, Kelli (February 12, 2017). "Long layover? How about a workout at an airport gym?". The Seattle Times. Associated Press. Diakses tanggal October 7, 2024. After sitting on a long flight, it might feel nice to stretch your legs and eat something healthy. Some airports are beginning to prioritize those options.
  2. ^ Compton, Natalie B. (August 8, 2022). "How to leave the airport and explore a city during a layover". The Washington Post. Diakses tanggal October 7, 2024. Whether you have five or 15 hours, you can plan a micro-vacation away from your gate
  3. ^ Chung, Christine (August 8, 2023). "Whether You Call It 'Skiplagging' or 'Hidden-City Travel,' It's Contentious". The New York Times. Diakses tanggal October 7, 2024. Booking a flight with a layover in the city that's the real destination for the traveler can net big bargains, but airlines prohibit the practice.
  4. ^ a b Boyle 2009, hlm. 4-4.
  5. ^ McCabe, Dan; Ban, Xuegang (Jeff) (2023). "Optimal locations and sizes of layover charging stations for electric buses". Transportation Research Part C: Emerging Technologies (dalam bahasa Inggris). 152: 104157. doi:10.1016/j.trc.2023.104157.
  6. ^ "Transit Glossary: Layover". Sacramento Regional Transit. Diarsipkan dari asli tanggal May 2, 2017. Diakses tanggal February 17, 2017.
  7. ^ MacKechnie, Christopher. "A Common Scheduling Problem". About.com. Diarsipkan dari asli tanggal February 17, 2017. Diakses tanggal February 17, 2017.
  • Sutherland, J. (2009). "Layover". Key Concepts in Leisure. Bloomsbury Publishing. ISBN 978-1-350-31483-2. Diakses tanggal 2024-10-07.
  • Boyle, Daniel K. (2009). "Layover and Recovery Time". Controlling System Costs: Basic and Advanced Scheduling Manuals and Contemporary Issues in Transit Scheduling. Report (Transit Cooperative Research Program). Transportation Research Board. ISBN 978-0-309-11783-8. Diakses tanggal 2024-10-07.