Pengeboman gereja Samarinda 2016

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bom Samarinda 2016
Situasi pada sore hari pasca aksi pelemparan bom molotov di depan Gereja Oikumene
Pengeboman gereja Samarinda 2016 di Samarinda
Gereja Oikumene
Gereja Oikumene
Pengeboman gereja Samarinda 2016 (Samarinda)
LokasiSengkotek, Loa Janan Ilir, Samarinda
Tanggal13 November 2016
10.10 (WITA)
Jenis serangan
bom
Korban tewas
1[1]
Korban luka
3[2]
PelakuKelompok Jamaah Ansharut Tauhid
Penyerang terdugaJamaah Ansharut Tauhid

Bom Samarinda 2016 adalah peristiwa meledaknya bom jenis molotov di depan sebuah tempat ibadah di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, tepatnya di Gereja Oikumene Jalan Cipto Mangunkusumo Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, pada 13 November 2016 pukul 10.10 waktu setempat.[3] Empat korban yang kesemuanya anak-anak mengalami luka bakar di sekujur tubuh.[4] Salah seorang korban di antaranya yang berusia 2,5 tahun meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit pada keesokan harinya.[1] Aksi ini merupakan teror bom pertama di Kalimantan.[5]

Kejadian pengeboman[sunting | sunting sumber]

Peristiwa terjadi pada 13 November 2016 pukul 10.10 waktu setempat.[3] Ledakan bom terjadi ketika terjadi pergantian jemaat di Gereja Oikumene, yakni jemaat HKBP bergantian dengan Jemaat Kristen Indonesia (JKI) Mawar Sharon.[6] Sejumlah anak pun mulai keluar dari pintu utama untuk bersiap pulang. Tiba-tiba seorang pria tidak dikenal yang mengenakan kaus dan celana hitam melemparkan bom molotov.[7] Bom itu langsung meledak sebanyak tiga kali.[6] Para jemaat pun berhambur ke luar ruangan untuk melihat situasi. Empat korban yang kesemuanya anak-anak tergeletak tak berdaya dengan kondisi luka bakar. Para korban langsung dievakuasi ke RSUD IA Moeis.[8] Empat unit sepeda motor yang diparkir di depan gereja dilaporkan ikut terbakar.[9]

Sementara itu, pelaku pelemparan bom langsung melarikan diri ke arah Sungai Mahakam dan menceburkan diri.[10] Warga yang melihat pelaku langsung melakukan pengejaran dan pelaku akhirnya berhasil ditangkap saat berada di tengah Sungai Mahakam, kemudian dinaikkan ke atas perahu pengangkut pasir[11] dan kemudian diserahkan ke polisi.[12]

Sementara itu, kobaran api yang berasal dari bom tersebut belum padam. Sejumlah relawan dan petugas pemadam kebakaran langsung ke lokasi kejadian untuk menjinakkan si jago merah yang mulai membakar kendaraan. Agar kobaran api tak merambah ke rumah ibadah tersebut, bagian depan bangunan gereja juga disiram.[8] Tak berselang lama, aparat dari Polresta Samarinda, Brimob Detasemen B Pelopor serta jajaran Intel Kodim 0901/SMD pun langsung tiba di lokasi kejadian. Puluhan warga yang sebelumnya memenuhi tempat kejadian diminta keluar untuk kepentingan penyelidikan.[6]

Pelaku[sunting | sunting sumber]

Pelaku pelemparan bom molotov ke Gereja Oikumene diketahui bernama Juhanda alias Jo, mantan narapidana kasus teror bom buku tahun 2011 di Tangerang Selatan. Juhanda berasal dari Kuningan namun ber-KTP Bogor, Jawa Barat.[13][14] Juhanda pernah menjalani hukuman pidana pada 4 Mei 2011 selama 3 tahun 6 bulan. Dia sempat menjadi terduga pelaku yang dinyatakan bebas bersyarat setelah mendapatkan remisi Idul Fitri pada 28 Juli 2014.[13] Setelah bebas dari Lapas Kelas I Tangerang pada 2014, dia pergi ke Parepare, Sulawesi Selatan. Setelah itu, dia pindah ke Samarinda atas ajakan AP, sesama pelaku teror yang menghuni Lapas Tangerang. Selama di Samarinda, Juhanda bergabung bersama Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Kaltim.[15]

Pada 25 September 2017, majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Timur memvonis Juhanda bersalah dan menjatuhkan hukuman seumur hidup.[16] Dalam persidangan terpisah, hakim juga menjatuhkan vonis kepada pelaku lainnya yang terlibat yaitu Supriyadi, Ahmad Dani, Rahmad, and Joko Sugito dengan hukuman bervariasi antara 6 dan 7 tahun penjara.[17]

Selain itu, majelis hakim mengabulkan tuntutan pembiayaan kompensasi mencapai Rp237 juta dari negara untuk korban peristiwa pada November 2016 tersebut. Ini menjadi vonis kompensasi yang pertama sepanjang persidangan perkara terorisme di Indonesia.[18]

Reaksi[sunting | sunting sumber]

Masyarakat dari berbagai kalangan melakukan aksi penyalaan seribu lilin dan doa bersama sebagai wujud belasungkawa atas meninggalnya Intan.[19] Selain di Samarinda,[20] aksi penyalaan seribu lilin juga dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta,[21] Medan,[22] Yogyakarta,[23] Surabaya,[24] Kupang,[25] Pontianak,[26] Palangka Raya,[27] Manado,[28] Berau,[29] dan Kutai Barat.[30] Di jagat maya, kabar meninggalnya Intan menimbulkan gelombang ucapan dukacita di kalangan pengguna Twitter Indonesia lewat tagar "#RIPIntan". Tagar tersebut sudah menduduki urutan teratas daftar Trending Topic untuk wilayah Indonesia pada 14 November 2016.[31]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "Balita Korban Bom di Gereja Oikumene Samarinda Meninggal". Tempo.co. tempo.co. 14 November 2016. Diakses tanggal 16 November 2016. 
  2. ^ "Kabar Terbaru Tentang Luka 3 Balita Korban Bom Samarinda". JPNN.com. jpnn.com. 15 November 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-16. Diakses tanggal 16 November 2016. 
  3. ^ a b "Bom Meledak di Satu Gereja di Samarinda, Empat Anak Kecil Jadi Korban". Tribunnews.com. Tribun Jogja Online. 13 November 2016. Diakses tanggal 16 November 2016. 
  4. ^ Erdianto, Kristian (13 November 2016). "4 Anak Balita Korban Molotov di Gereja Samarinda Alami Luka Bakar di Sekujur Tubuh". Kompas.com. kompas.com. Diakses tanggal 16 November 2016. 
  5. ^ "Teror Bom Pertama di Samarinda". borneonews.co.id. 13 November 2016. Diakses tanggal 16 November 2016. 
  6. ^ a b c "Mereka Tidak Bersalah". Samarinda Pos Online. 14 November 2016. Diakses tanggal 16 November 2016. 
  7. ^ "Bekas Aktivis Afganistan: Pelaku Bom Samarinda Amatiran". Tempo.co. tempo.co. 13 November 2016. Diakses tanggal 16 November 2016. 
  8. ^ a b "Kejam! Bom Dilemparkan saat Anak-anak Keluar dari Pintu Gereja". Pontianak Post Online. 14 November 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-16. Diakses tanggal 16 November 2016. 
  9. ^ Siswoyo, Harry (13 November 2016). "Pelempar Bom Gereja Berambut Gondrong Berkaos Hitam". VIVA.co.id. viva.co.id. Diakses tanggal 16 November 2016. 
  10. ^ "Pendeta Pergoki Pelaku Bom Melarikan Diri Usai Ledakan". republika.co.id. 13 November 2016. Diakses tanggal 16 November 2016. 
  11. ^ "Cerita Samuel Menangkap Pelempar Bom Molotov di Samarinda". Kompas.com. kompas.com. 13 November 2016. Diakses tanggal 16 November 2016. 
  12. ^ "Bom di Gereja Oikumene, Teror Pertama di Samarinda". Tempo.co. tempo.co. 13 November 2016. Diakses tanggal 16 November 2016. 
  13. ^ a b "Pelaku Bom Samarinda asal Ciniru Kuningan". radarcirebon.com. 14 November 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-19. Diakses tanggal 19 November 2016. 
  14. ^ "Lempar Bom di Samarinda, Juhanda Ber-KTP Bogor". kriminalitas.com. 14 November 2016. Diakses tanggal 19 November 2016. 
  15. ^ "10 Fakta Penting Tentang Pelaku Bom Samarinda". JPNN.com. jpnn.com. 14 November 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-19. Diakses tanggal 19 November 2016. 
  16. ^ "Pelaku Pelemparan Bom ke Gereja di Samarinda Divonis Seumur Hidup". Metrotvnews.com. metrotvnews.com. 26 September 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-14. Diakses tanggal 14 Oktober 2017. 
  17. ^ "Indonesian Islamic State sympathiser gets life sentence for church attack that killed toddler". www.abc.net.au. 26 September 2017. Diakses tanggal 14 Oktober 2017. 
  18. ^ "Vonis Sidang Bom Sengkotek Cetak Sejarah Pertama di Indonesia". hariankaltim.com. 26 September 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-14. Diakses tanggal 14 Oktober 2017. 
  19. ^ "Aksi 1.000 lilin untuk Intan yang tewas usai insiden Gereja Oikumene". Merdeka.com. merdeka.com. 14 November 2016. Diakses tanggal 19 November 2016. 
  20. ^ Nara, Gusti (14 November 2016). "Seribu Lilin untuk Korban Teror Bom di Samarinda". Kompas.com. kompas.com. Diakses tanggal 19 November 2016. 
  21. ^ "#RIPIntan, Aksi Lilin Damai di Bundaran HI untuk Korban Bom Samarinda". detikcom. detik.com. 14 November 2016. Diakses tanggal 19 November 2016. 
  22. ^ "Aksi 1.000 Lilin, Ratusan Warga Kota Medan Kecam Bom Samarinda". Waspada Online. 18 November 2016. Diakses tanggal 19 November 2016. 
  23. ^ "Lilin Keprihatinan Untuk Intan Marbun". ANTARA News. antaranews.com. 17 November 2016. Diakses tanggal 19 November 2016. 
  24. ^ "1000 Lilin untuk Intan Olivia dari Rakyat Surabaya". semarak.news. 17 November 2016. Diakses tanggal 19 November 2016. [pranala nonaktif permanen]
  25. ^ "Warga Kupang Bakar 1.000 Lilin bagi Korban Bom Samarinda". Tempo.co. tempo.co. 14 November 2016. Diakses tanggal 19 November 2016. 
  26. ^ "Ratusan Pemuda Gelar Aksi 1.000 Lilin untuk Intan". Tribunnews.com. Tribun Pontianak Online. 15 November 2016. Diakses tanggal 19 November 2016. 
  27. ^ "Warga Palangka Raya Nyalakan Lilin Untuk Perdamaian". borneonews.co.id. 18 November 2016. Diakses tanggal 20 November 2016. 
  28. ^ "Pemuda Sulut nyalakan 1.000 lilin untuk Intan & perdamaian Indonesia". Merdeka.com. merdeka.com. 19 November 2016. Diakses tanggal 19 November 2016. 
  29. ^ "ReDI Berau Inisiasi Aksi Seribu Lilin". Berau Post Online. 16 November 2016. Diakses tanggal 19 November 2016. 
  30. ^ "Prihatin Bom Samarinda, Warga Gelar Doa Bersama". rri.co.id. 16 November 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-19. Diakses tanggal 19 November 2016. 
  31. ^ Yusuf, Oik (14 November 2016). "#RIPIntan Teratas di "Trending Topic" Indonesia". Kompas.com. kompas.com. Diakses tanggal 19 November 2016.