Pengajaran mengenai kenajisan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yesus berselisih dengan orang-orang Farisi mengenai kenajisan, dari Alkitab Bowyer, abad ke-19.

Pengajaran mengenai kenajisan adalah suatu bagian dari pengajaran Yesus yang tercatat dalam Perjanjian Baru dalam Injil Matius (Matius 15:1–20) dan Injil Markus (Markus 7:1–23)[1][2]

Catatan Alkitab[sunting | sunting sumber]

Dalam catatan Injil Matius, orang-orang Farisi mengeluh kepada Yesus bahwa murid-murid-Nya melanggar tradisi para tua-tua karena mereka tidak mencuci tangan mereka sebelum makan. Yesus menjawab:

"Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang".[3]

Injil Matius menggunakan kesempatan untuk mengidentifikasi ajaran-ajaran Yesus mengenai tradisi orang Farisi lain yang dikatakan membatalkan perintah Allah, lebih lanjut mengutip dari nubuat Yesaya, suatu kitab yang berulang kali direferensikan oleh Matius, dan mencatat, tanpa kekhawatiran, bahwa orang-orang Farisi tersinggung dengan jawaban Yesus kepada mereka (Matius 15:12), serta kembali menunjukkan kurangnya pemahaman para murid yang diwakili dengan permintaan rasul Petrus untuk diberi penjelasan: "Jelaskanlah perumpamaan itu kepada kami." (Matius 15:15).

Cambridge Bible for Schools and Colleges menganggap dialog ini sebagai bukti pengaruh orang-orang Farisi pada masa Yesus: "murid-murid percaya bahwa Kristus akan khawatir untuk menyinggung perasaan orang-orang yang berkedudukan begitu tinggi dalam dukungan populer".[4]

Injil Markus mencatat peristiwa yang sama, di mana Yesus menjelaskan bagaimana seseorang dapat dinajiskan oleh kejahatan yang keluar dari dalam dirinya:

"Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya... sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."[5]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Pengajaran mengenai kenajisan
Didahului oleh:
Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret
Injil Matius
pasal 15
Diteruskan oleh:
Perempuan Kanaan/Siro-Fenisia yang percaya
Injil Markus
pasal 7

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Jesus the miracle worker: a historical and theological study by Graham H. Twelftree 1999 ISBN 0-8308-1596-1 page 79
  2. ^ The order of the synoptics by Bernard Orchard, Harold Riley 1985 ISBN 0-86554-222-8 page 85
  3. ^ Matius 15:11
  4. ^ Cambridge Bible for Schools and Colleges on Matthew 15, accessed 21 January 2017
  5. ^ Markus 7:14–23