Pemblokiran iklan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pemblokiran iklan atau pencekalan iklan (bahasa Inggris: ad blocking atau ad filtering) adalah sebuah metode penghapusan atau pengubahan konten periklanan dalam sebuah laman web. Bentuk iklan dalam laman web dapat berupa gambar, animasi, audio dan video tertanam, teks, atau iklan sembulan serta video dan audio yang terputar otomatis. Metode pemblokiran iklan yang dipakai diantaranya menghapus tampilan colok-masuk berbasis Adobe Flash, Shockwave, berkas Windows Media Audio, dan lainnya yang digunakan untuk menampilkan iklan; memblokir tautan yang dijadikan laman iklan; atau penargetan ciri-ciri khas dalam memasukkan iklan (seperti penggunaan HTML5 yang dipakai untuk pemutaran otomatis audio dan video).

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Untuk pengguna, keuntungan dari pemblokiran iklan meliputi lebih cepat dan lebih bersih sebuah situs untuk dimunculkan karena bebas dari iklan, menurunkan hal-hal yang melambatkan kinerja gawai (bandwidth, CPU, memori, dll.), dan manfaat privasi yang diperoleh melalui pengecualian dari pelacakan dan profil pengguna sebagai data untuk pengiklan. Memblokir iklan juga dapat menghemat jumlah energi substansial.[1][2]

Popularitas[sunting | sunting sumber]

Jumlah pengguna aktif bulanan pemblokir iklan berdasarkan perkiraan PageFair.

Penggunaan pemblokir iklan untuk gawai komputer dan ponsel tumbuh sekitar 41% di seluruh dunia dan 48% di Amerika Serikat antara kuartal kedua (Q2) 2014 dan Q2 2015.[3]

Hingga Q2 2015, 45 juta orang Amerika Serikat menggunakan pemblokir iklan.[3] Dalam survei yang diumumkan pada Q2 2016, MetaFacts melaporkan bahwa 72 juta orang Amerika, 12.8 juta orang dewasa di Britania Raya, dan 13.2 juta orang dewasa di Prancis menggunakan pemblokir iklan pada komputer, tablet, atau ponsel cerdas.

Pada bulan Maret 2016, lembaga Internet Advertising Bureau melaporkan bahwa pengguna internet Britania Raya berusia sekitar 18 tahun menggunakan pemblokir iklan.[4][5]

Alternatif[sunting | sunting sumber]

Dalam beberapa tahun terakhir, pengiklan dan perusahaan mulai menggunakan cara lain untuk beriklan dengan menggunakan metode native advertising atau penempatan produk sponsor (juga dikenal sebagai merek integrasi atau pemasaran tertanam).[6]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Internet Security". SecTheory. 2008-10-24. Diakses tanggal 2013-10-26. 
  2. ^ "Fine grained energy accounting on smartphones with Eprof" (PDF). Archived from the original on 19 March 2012. 
  3. ^ a b "Look Who's Driving Adblock Growth". Fortune. Diakses tanggal 2015-09-30. 
  4. ^ Sweney, Mark (1 March 2016). "More than 9 million Britons now use adblockers". 
  5. ^ Sweney, Mark (2016-04-20). "Fears of adblocking 'epidemic' as report forecasts almost 15m UK users next year". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2016-04-25. 
  6. ^ "How Apple's embrace of ad blocking will change native advertising - Digiday". Diakses tanggal 2015-09-30.