Pembicaraan:Selat Malaka

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Seharusnya Selat Malaka dialihkan kepada Selat Melaka karena inilah ejaan yang resmi. Dalam bahasa Inggeris Melaka dieja Malacca tetapi ini bukanlah ejaan yang resmi. Jika anda ke Melaka, anda tidak akan menemui ejaan Malaka di kantor-kantor pemerintah. Coba lihat portal resmi Melaka: Melaka

--dompas (bicara) 13:18, 4 Mei 2009 (UTC)

Coba dicek lagi pada peta rujukan Indonesia, bukan Malaysia. Setahu saya, nama "malaka" diambil dari nama tumbuhan bernama "malaka". Kembangraps (bicara) 13:55, 4 Mei 2009 (UTC)

Yang benar pohon itu adalah pohon Melaka, cuma lidah orang Indonesia agak susah nyebutnya. Jadilah ia Malaka. Kita lihat beberapa kosa kata dalam bahasa Indonesia jadi berubah karena lidah orang Indonesia dari daerah tertentu susah melafalkannya secara benar. Contoh: "tapai" jadi "tape", "ceremai" jadi "cerme", "cabai" jadi "cabe", "zaman" jadi "jaman", "izin" jadi "ijin", "asas" jadi "azas" dan lain-lain Karena seringnya dipakai, seolah-olah lafal yang tidak benar itu adalah lafal yang benar.
Sudah tiba waktunya kita berbahasa dengan baik dan benar. Oleh karena Melaka itu memang nama tempat di Malaysia sewajarnyalah kita mengikuti nama resminya. Perlu dingat bahwa Melaka merupakan kota warisan dunia (World Heritage City) Bagaimana perasaan kita jika orang menulis "Sumatra" menajadi "Sumantrah"?

--Dompas (bicara) 16:16, 12 Mei 2009 (UTC)

Kalau di Wikipedia bahasa Indonesia ya harus menggunakan sumber referensi dari Indonesia masak dari negara lain sih. Mau Sumatera ditulis sebagai Sumantrah sih silakan saja asal jangan di Wikipedia Bahasa Indonesia. borgx(kirim pesan) 00:10, 13 Mei 2009 (UTC)

Saya kira tidak masalah menggunakan rujukan dari negara lain. Wikipedia bahasa Indonesia kan tidak berdasarkan negara, penggunanya tidak hanya dari Indonesia saja. Gombang (bicara) 10:32, 13 Mei 2009 (UTC)
Jelas masalah untuk penulisan nama. Contoh kasus pada nama wilayah geografi seperti nama selat, apabila terjadi perbedaan penulisan nama antara 2 peta yang satu dikeluarkan di Indonesia dan 1 lagi dikeluarkan negara lain, apa tetap harus mempertimbangkan yang dari negara lain? borgx(kirim pesan) 14:36, 16 Mei 2009 (UTC)
Ejaan di Peta Indonesia yang jelas keliru itu seharusnya tidak diikuti. Kita bukan mempertimbangkan negara lain, tetapi menilai dari ejaan yang benar. Jelas sekali orang asli Riau menyebutnya "Selat Melaka". Jadi kenapa harus mempertahankan sebutan yang salah? --Dompas Dompas (bicara) 04:50, 11 Oktober 2010 (UTC)

Coba kita nilai dari asal usul pemberian nama tersebut. Kenapa disebut Selat Melaka? Ya pasti ada hubungan erat dengan kesultanan Melaka. Sejak awal, orang-orang Riau yang tinggal di pesisiran selat tersebut menyebutnya Melaka bukan Malaka. Jadi marilah kita kembali kepada sebutan yang benar. Ada orang menyebut Pekanbaru sebagai Pakanbaru karena pengaruh bahasa Minangkabau, tapi yang benar adalah Pekanbaru. --Dompas Dompas (bicara) 04:50, 11 Oktober 2010 (UTC)