Lompat ke isi

Pembangkit listrik tenaga ombak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pembangkit listrik tenaga ombak Pelamis P-750, Portugal

Pembangkit listrik tenaga ombak atau pembangkit listrik tenaga gelombang laut adalah pembangkit listrik yang terletak di lingkungan perairan atau lepas pantai, yang tujuannya adalah untuk mendapatkan energi listrik dari energi kinetik gelombang laut. Potensi gelombang diperkirakan lebih dari 2 juta MW.[1] Tempat-tempat dengan potensi energi gelombang terbesar adalah pantai barat Eropa, pantai utara Britania Raya, pantai Pasifik Utara, Amerika Selatan, Australia, Selandia Baru, dan pantai Afrika Selatan.[2]

Konversi energi

[sunting | sunting sumber]

Potensi energi ombak disebabkan oleh gerakannya yang selalu beralun karena tiupan angin di permukaan laut. Energi ombak dapat diubah dengan beberapa metode. Ombak dapat ditangkap dan dinaikkan ke bilik. Setelah itu, udara yang tersimpan di dalam bilik dikeluarkan secara paksa. Udara yang keluar kemudian menggerakkan turbin angin. Pergerakan turbin angin membuat generator listrik ikut berputar sehingga menghasilkan listrik.[3] Metode lain yang dapat diterapkan adalah memanfaatkan gerakan naik-turun ombak untuk menggerakkan piston. Generator listrik kemudian dihubungkan langsung dengan piston.[4]

Efisiensi energi

[sunting | sunting sumber]

Ombak merupakan salah satu potensi energi kinetik yang tersedia di laut.[5] Energi yang dimiliki oleh ombak dapat menghasilkan energi listrik.[6] Potensi energi listrik yang dihasilkan oleh ombak adalah 2,4 megawatt/m2.[5] Ombak merupakan salah satu sumber energi terbarukan dalam pembangkitan listrik.[7] Dari segi keberlanjutan energi, ombak laut memiliki energi dengan tingkat keberlanjutan yang tinggi. Karena energi yang dihasilkan oleh ombak tidak mengalami penurunan kualitas dan kuantitas.[8] Perolehan energi dari ombak akan terus berulang di alam. Selain itu, ombak merupakan bentuk energi non-karbon.[9] Namun, energi listrik yang dihasilkan dari energi ombak sangat sulit tersedia dalam jumlah energi yang besar. Energi ombak harus dipindahkan terlebih dahulu ke dekat pantai. Kondisi ini merupakan suatu pekerjaan yang sulit dilakukan.[4]

Penelitian dan penerapan

[sunting | sunting sumber]

Penelitian mengenai pemanfaatan energi dari laut telah dilakukan oleh beberapa negara. Negara-negara ini antara lain Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Inggris, Prancis, Jepang, Belanda dan Korea. Energi yang dimanfaatkan yaitu ombak, pasang surut air laut atau panas laut.[10] Negara yang telah banyak menggunakan pembangkit listrik tenaga ombak adalah Kanada.[11]

Inggris menjadi salah satu negara yang banyak meneliti pemanfaatan energi ombak untuk pembangkitan energi listrik. Konsep pengembangannya adalah memanfaatkan air laut secara tepat untuk melalui pusat pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga ombak dapat berlangsung dengan baik melalui sifat ombak yang selalu ada secara terus-menerus.[12] Salah satu hasil ujicoba pembangkit listrik tenaga ombak pernah dilakukan di lepas pantai Skotlandia. Dalam ujicoba ini berhasil dibangkitkan listrik sebesar 500 kilowatt.[10] Ujicoba ini dilakukan di Pulau Islay dan daya listrik yang dihasilkan mampu digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik dari 400 rumah tangga.[13]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ dic.academic.ru. "Wave power plant". Diakses tanggal 23 Agustus, 2020. 
  2. ^ "Salinan yang diarsipkan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Februari, 2016. Diakses tanggal 23 Agustus, 2020. 
  3. ^ Contained Energy Indonesia 2010, hlm. 9.
  4. ^ a b Contained Energy Indonesia 2010, hlm. 10.
  5. ^ a b Firmansyah1, A. I., Pranoto, B., dan Nasruddin (2012). "Kajian Pemanfaatan Energi Arus Laut sebagai Pembangkit Listrik". Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan. 11 (2): 125. ISSN 1978-2365. 
  6. ^ Ridhuan, K., dan Irawan, D. (2020). Energi Terbarukan Pirolisis (PDF). Kota Metro: CV. Laduny Alifatama. hlm. 17. ISBN 978-623-7311-73-7. 
  7. ^ Syahputra, Ramadoni (2019). Soesanti, Indah, ed. Rekayasa dan Pengkondisian Energi Terbarukan (PDF). Yogyakarta: Penerbit LP3M UMY Yogyakarta. hlm. 5. ISBN 978-602-545-008-2. 
  8. ^ Ermawati, T., dan Negara, S. D., ed. (2014). Pengembangan Industri Energi Alternatif: Studi Kasus Energi Panas Bumi Indonesia (PDF). Jakarta: LIPI Press. hlm. 39. ISBN 978-979-799-756-4. 
  9. ^ Wardhana, Aditya, ed. (2019). Menyampaikan Pesan: Meliput Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan di Asia dan Pasifik: Buku Panduan untuk Jurnalis. Jakarta Selatan: United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. hlm. 45. ISBN 978-92-3-0000806. 
  10. ^ a b LPMAQ dan LIPI 2013, hlm. 57.
  11. ^ Mafruddin dan Irawan, D. (2020). Turbin Impuls (PDF). Kota Metro: CV. Laduny Alifatama. hlm. 7. ISBN 978-623-7829-33-1. 
  12. ^ LPMAQ dan LIPI 2013, hlm. 81.
  13. ^ LPMAQ dan LIPI 2013, hlm. 81-82.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]