Pelestari Kawasan Wilis
Tanggal pendirian | 29 February 2020 Kediri, Jawa Timur, Indonesia | (lihat artikel)
---|---|
Tipe | Organisasi non-pemerintah |
Tujuan | Pelestarian lingkungan hidup |
Kantor pusat | Nganjuk, Indonesia |
Wilayah layanan | Tulungagung,Trenggalek, Ponorogo,Madiun,Nganjuk,Kediri, |
Bahasa resmi | Indonesia |
Ketua Umum | Tofan Ardi |
Badan utama | Dewan Pengurus, dipilih melalui Musyawarah Kawasan Lima Tahunan |
Afiliasi | Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air, Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Forum Kolaboratif Percepatan Rehabilitasi Lahan Kritis |
Situs web | www.pelestariwilis.or.id |
Pelestari Kawasan Wilis merupakan Organisasi Nirlaba yang fokus pada upaya konservasi Kawasan Gunung Wilis serta berkontribusi secara partisipatif bersama masyarakat dalam aksi tanggap perubahan Iklim, melalui kegiatan penanaman pohon di lahan kritis baik itu Hutan Lindung maupun Hutan Produksi.[1]
Kontribusi Pelestari Kawasan Wilis juga di barengi dengan upaya advokasi terhadap sejumlah desa, melalui kegiatan pendampingan Kampung proklim, penyusunan perdes, hingga hingga mendampingi stage holder terkait untuk melakukan Mitigasi perubahan Iklim serta aksi Adaptasi perubahan iklim seperti pemberian pelatihan nutrisi (pupuk organik) untuk di daerah di kawasan hulu DAS [2]
Pada tahun 2021, Pelestari Kawasan Wilis merilis artikel berjudul 45 Desa di dalam Sesar Patahan Geologi Selingkar Wilis. Artikel ini berbentuk peta spasial dari 45 Desa yang berada di patahan / sesar gunung wilis dengan zona kerentanan tinggi dan sedang.[3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pelestari Kawasan Wilis di deklarasikan di Kediri, pada tanggal 29 Februari 2020. Deklarasi di gelar di Desa Kalipang dan dihadiri pegiat lingkungan dari enam daerah di Kawasan Wilis yaitu Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganjuk, dan Kediri (Tunggal Rogo Mandiri) [4]
Meningkatnya suhu akibat pemanasan global yang di iringi dengan munculnya bencana hidrometeorologi di Kawasan Wilis menggerakan seluruh elemen masyarakat untuk mendeklarasikan sebuah perkumpulan yang bersifat konsorsium.[5]
Ada 19 perwakilan kelompok masyarakat [5] yang tergabung dalam organisasi pelestarian lingkungan antara lain, Prodem Kediri, Suar Indonesia, FKH Kediri, Yayasan Gayatri, Pawinihan, TGO Trenggalek, PWI Nganjuk, Destana Blongko, Yayasan Putra Nusantara, Yayasan Lintas Selatan, Geogreenpark Wajak Kidul, Karang Taruna Kalibago, KPHL Sendang, Yayasan Katulistiwa Surabaya, Pawang Alas Banyakan Kediri, Asosiasi Panji Nusantara Trenggalek, Forum Pojok Rembuk Kediri dan Front Peduli Hutan serta YPFFLF Leganing Jiwo Rogo. [5]
Seluruh anggota dari perwakilan organisasi ini sepakat dan berkomitmen menjaga kawasan Wilis sebagai benteng ketahanan ekologi, ketahanan bencana dan ketahanan pangan [6]
Ketua Umum Pelestari Kawasan Wilis Tofan Ardi mengatakan degradasi lingkungan di kawasan wilis sudah sangat memprihatinkan. Saat deklarasi, Pelestari Kawasan Wilis juga mendorong penetapan Pegunungan Wilis sebagai Cagar Alam atau setidaknya Taman Nasional , Taman Wisata Alam atau Tahura agar kawasan ini terlindungi [6]
Eksploitasi terhadap alam dengan jumlah besar telah mengubah kerumitan alam, seperti banjir, kekeringan dan tanah longsor yang melanda kabupaten di Tunggal Rogo Mandiri [6]
Usai menggelar deklarasi, seluruh peserta mengadakan aksi penghijauan. Mereka menanam 1.000 bibit tanaman di kawasan Gunung Wilis tepatnya di Dusun Kalibago, Desa Kalipang, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri.[7]
Struktur Organisasi
[sunting | sunting sumber]Pelestari Kawasan Wilis merupakan organisasi yang bersifat konsorsium dari lembaga yang tersebar di 6 Kabupaten, sehingga didalamnya terdapat organisasi pecinta alam, maupun lembaga yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian gunung Wilis. [8]
Struktur organisasi Pelestari Kawasan Wilis terdiri dari Ketua Umum, Sekjen dan Bendahara Umum yang di pilih setiap 5 Tahun sekali. Sekretariat Pusat berbasis di Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia.
Pengurus Pelestari Kawasan Wilis di tingkat Kabupaten bekerja secara otonom di bawah pengawasan Sekretariat Pusat. Pengurus di tingkat Kabupaten berhak membentuk struktur organisasi tersendiri untuk memudahkan kebijakan taktis.
Sedangkan di tingkat Pusat (kawasan) memiliki kebijakan strategis yang menyangkut upaya aksi adaptasi dan mitigasi serta menjalin kolaborasi dengan berbagai mitra terkait yakni Pemerintah, Dunia Usaha, Media
Pendanaan
[sunting | sunting sumber]Sumber pendanaan Pelestari Kawasan Wilis berasal dari uang anggota, sumbangan masyarakat individu, serta lembaga dana lainnya baik lokal, nasional maupun internasional.
Pelestari Kawasan Wilis menerima pendanaan dari pendukung, perorangan maupun yayasan, dan tidak menerima dana dari partai politik, maupun perusahaan yang tidak menjalankan prinsip tata kelola lingkungan. Hal ini bertujuan untuk menghindari pengaruh kelembagaan dalam kegiatan politik praktis
Sumbangan dari perorangan maupun pihak korporasi (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) dapat ditolak jika sumbangan tersebut bersyarat sehingga menghalangi atau mengekang aktivitas dan kebebasan dalam mencapai tujuan konservasi dan pembangunan lingkungan berkelanjutan
Dana tersebut dikelola berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan yang benar, dan laporan secara berkala kepada komponen donatur Pelestari Kawasan Wilis dan mempertanggung jawabkan kepada publik.
Deforestasi
[sunting | sunting sumber]Paska kebakaran hutan di tahun 2017 dan 2020, kawasan sisi utara mengalami kondisi yang kritis. Pada tahun 2020, Pelestari Kawasan Wilis Kab.Kediri menemukan aktivitas deforestasi atau penggudulan hutan dengan cara penebangan pohon untuk dialihgunakan nir-hutan yang luasannya mencapai sekitar 35 hektar.[9] Pohon di kawasan itu ditebangi untuk dialih fungsikan dan ditanami tanaman holtikultura dan palawija. [10]
Aktivitas penebangan pohon secara liar di kawasan hutan lindung tepatnya di sekitar Air Terjun Ngleyangan Kabupaten Kediri. [11] Hutan ini masuk dalam kawasan Goliman yang masuk KPH Perhutani Kediri dan sudah lama terjadi deforestasi, yaitu perubahan secara permanen dari areal berhutan menjadi tidak berhutan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. [11]
Ketua Perkawis Kediri Budiman mengatakan penggundulan hutan tersebut ditemukan di kawasan Goliman yang masuk KPH Perhutani Kediri. Untuk itu, pihaknya mendesak pihak terkait, khususnya Perhutani Kediri segera mengambil tindakan.
Berdasarkan data dari Pelestari Kawasan Wilis (Perkawis), hasil pendataan tahun 2018 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, kawasan hutan kritis di Pegunungan Wilis mencapai 15.773 hektar dari total 81.756 Ha.[12]
“Hutan yang kritis tersebut tersebar di 4 kecamatan, yakni Semen, Grogol, Tarokan, dan Mojo,” jelas Ketua Umum Pelestari Kawasan Wilis (Perkawis) Tofan Ardi [12]
Di tahun 2022, luasan hutan yang beralih fungsi sebagai lahan semakin memprihatinkan.[12] Semenjak tahun 2018, setiap tahunnya diperkirakan10 persen hutan di Lereng Wilis Kediri rusak.[12]
Konservasi
[sunting | sunting sumber]Kawasan Hutan Produksi di Pegunungan Wilis masuk dalam dua wilayah kerja Perhutani Divre Jawa Timur yakni KPH Kediri yang meliputi wilayah Nganjuk, Kediri, Tulungagung, Trenggalek dan KPH Lawu yang meliputi wilayah Ponorogo dan Madiun
Upaya konservasi dilakukan oleh elemen masyarakat yang tergabung dalam Konsorsium Pelestari Kawasan Wilis yang menggelar deklarasi di Kediri. Tahun 2018, Kawasan Hutan Kritis di Pegunungan Wilis mencapai 15.733 ha dan tersebar di 6 kabupaten, yakni Trenggalek, Tulungagung, Ponorogo, Madiun, Nganjuk, dan Kediri.[13]
Pada tahun 2021, Pelestari Kawasan Wilis melakukan aksi penanaman serentak di 5 Kabupaten yakni Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Madiun, Ponorogo. Aksi ini di beri nama Bakti Wilis, dalam memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia [14]
Aksi Tanm Wilis juga di lakukan di Ponorogo, tepatnya di kawasan tangkapan Air (Telaga Ngebel) Desa Gondowido, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo [15]
Pada 2022, Pelestari Kawasan Wilis berkolaborasi dengan Dinas Kehutanan Jawa Timur, CDK Wilayah Nganjuk menyelenggarakan kegiatan aksi tanam pohon bersama pada area sumber Mata air yang terletak di daerah Salam Judeg, Desa Blongko Kecamatan Ngetos tepatnya di sumber mata air Gumitir. [16]
Aksi tanam ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu ekspedisi Mata air Nganjuk dan berhasil memetakkan 320 mata air di Kabupaten Nganjuk, 51 Mata air diantaranya berada di Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Serta kegiatan aksi tanam pohon ini juga sudah berlangsung selama 3 tahun terakhir. [17]
Pelestari Kawasan Wilis ini juga berkonstribusi untuk melakukan aksi konservasi di berbagai wilayah kawasan hutan penyangga. [17] Dari data kajian Pelestari Kawasan Wilis [17] menunjukkan, sebagian besar mata air berada di kawasan hutan kritis sehingga mendesak untuk dilakukan upaya pemulihan secara zonasi spasial yang terdiri atas: titik lokasi mata air berada, daerah sekitar mata air, dan daerah tangkapan air (DTA) mata air (springshed).
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]Pelestari Kawasan Wilis menjadi salah satu anggota TKPSDA (Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air) yang di bentuk oleh Balai Besar Wilayah Sungai Brantas [18]
Pada tahun 2024, Pelestari Kawasan Wilis mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupa Penghargaan Juara 1 Wana Lestari Tingkat Provinsi untuk Kategori Kelompok Pecinta Alam. [19]
Penghargaan Teladan 1 Wana Lestari 2024 Tingkat Nasional untuk Kategori Kelompok Pecinta Alam yang diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya [20]
Daftar Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Martudji, Tudji (2024-07-27). "Pelestari Kawasan Wilis Menerima Penghargaan Juara 1 Wana Lestari dari Provinsi Jawa Timur". Info News.
- ^ Room, News (2023-11-10). "Perkawis Gelar Pelatihan Nutrisi Organik Dorong Pertanian Rendah Emisi". Pelestari Wilis.
- ^ newsroom (2021-03-03). "Peta : 45 Desa di dalam Sesar Patahan Geologi Selingkar Wilis". Pelestari Wilis.
- ^ Harjita, Muji (2020-3-1). "Tanam 1.000 Pohon, sebagai Tanda Deklarasi Perkawis". Bangsa Online.
- ^ a b c Nanang (2020-3-4). "Deklarasi PERKAWIS Kembalikan Marwah Gunung Wilis". Jawapes Media.
- ^ a b c Masyhari, Nanang (2020-3-1). "Kembalikan Marwah Sebagai Gunung Air, Perkawis Gagas Cagar Alam Kawasan Wilis". Berita Jatim.
- ^ Masyhari, Nanang (2020-3-2). "Usai Deklarasi, Perkawis Lepas Burung dan Benih Ikan". Berita Jatim.
- ^ News, Room. "Struktur Organisasi Pelestari Kawasan Wilis". Pelestari Wilis.
- ^ Kediri, LDNU (2020-10-17). "Perkawis Kediri: Ada Pengundulan Hutan Lindung". Madu TV.
- ^ Yanuar, Bobby (2020-10-18). "Penggundulan Hutan lindung di Kediri, Mencapai Puluhan Hektar". RRI.
- ^ a b siberindo, Redaksi (2020-10-18). "Hutan Lindung Gundul Ditemukan di Kawasan Air Terjun Ngleyangan". Siber Indonesia Network.
- ^ a b c d Firmansyah, Anis (2022-11-21). "Belasan Ribu Hektar Hutan Wilis di Kediri Rusak karena Alih Fungsi". Metara News.
- ^ Harjita, Muji (2020-12-28). "Kawasan Hutan Pegunungan Wilis dalam Kondisi Kritis, Perkawis Rencanakan Gelar Aksi Konservasi". Bangsa Online.
- ^ Masyhari, Nanang (2021-10-27). "HMPI 2021: Aksi Tanam Serentak di Kediri, Nganjuk, Madiun, Tulungagung dan Ponorogo". Berita Jatim.
- ^ Auliya, Ferda (2021-12-26). "Aksi Tanam Ribuan Pohon di Gondowido Jaga Ekosistem Alam Lingkar Wilis". Surya Nenggala.
- ^ Sartika, Septi (2022-11-14). "Kondisi Mata Air yang Kritis, Pelestari Kawasan Wilis Adakan Aksi Tanam Pohon di Kabupaten Nganjuk". Sejuk.id.
- ^ a b c newsroom (2022-11-25). "Aksi Tanam Mata Air Gumitir, Gunung Wilis". Ekspedisi Mata Air 2022.
- ^ author (2024-04-03). "Perkawis Terpilih Menjadi Anggota Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Brantas". Pelestari Wilis.
- ^ Newsroom (2024-07-26). "Pelestari Kawasan Wilis Raih Juara 1 Wana Lestari Tingkat Provinsi Jawa Timur". Pelestari Wilis.
- ^ hel, Indro (2024-08-15). "Usai Juarai Jawa Timur, Perkawis Nganjuk Raih Peringkat Satu Nasional". Harian Bhirawa.