Pang Suma

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pang Suma adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang bergerilya di Kalimantan Barat. Pang Suma dikenal sebagai pejuang melawan penjajah Jepang. Hingga kini, tokoh pahlawan yang bernama Pangsuma, belum ada satu pun yang mengetahui di mana dan kapan ia lahir. Namun menurut penuturan cucu pengawal Pangsuma, Sera, atau lebih dikenal dengan Pang Ronda, menuturkan bahwa Pangsuma berasal dari dusun di Kecamatan Meliau bernama Nek Bindang. Pangsuma merupakan nama panggilan, dalam Bahasa Meliau merupakan penggabungan dua suku kata yakni Pang berarti bapak dan Suma adalah nama anaknya.

Pangsuma berjuang membebaskan Meliau dari penjajah Jepang, walaupun mati di tangan teman seperguruannya yang berkhianat karena bergabung bersama Jepang. Pang Ronda mengungkapkan cerita ini dari orang tua dan kakeknya, bahwa perjuangan Pangsuma memang benar-benar gigih.

"Pangsuma saat menginjak dewasa, sama dengan masyarakat lainnya berada di bawah kekuasaan Jepang yang mengharuskan para kaum laki-laki harus bekerja untuk Jepang (budak) membawa batang kayu berukuran besar dan pada saat itu banyak rakyat yang sering dipukul serta perlakuan lainnya yang tidak manusiawi bila tidak bekerja secara maksimal.

Latar belakang itulah, Pangsuma melawan ketidakadilan muncul dari hati dan mendapat dukungan dari rakyat. "Kita bekerja mati-matian untuk Jepang dan kita nanti mati juga untuk Jepang, daripada kita mati untuk mereka kenapa kita tidak membunuh Jepang," tutur Pang Ronda menirukan cerita kakeknya.

Rasa ingin membebaskan dari belenggu penjajah saat itu hanya dengan berbekal keberanian dan sebilah Sabur (sejenis mandau/parang panjang), Pangsuma berhasil membunuh pimpinan Jepang di tiga lokasi yakni Sekucing Balai Bekuak perbatasan Kabupaten Ketapang dan Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau, kedua di Desa Kunyil Kecamatan Meliau dan ketiga di pusat Kota Meliau sendiri yang merupakan basisnya Jepang.

Konon menurut cerita, seseorang dapat dikatakan jago atau pahlawan bila dapat membunuh musuh paling banyak serta membawa pulang kepalanya sebagai bukti. Karena di rasa Pangsuma merupakan satu sosok yang dapat membahayakan bagi Jepang, maka Jepang membayar teman seperguruan Pangsuma (pengkhianat) untuk membunuh Pangsuma, yakni ditembak dengan buntat kuali.

Pangsuma ditembak bersama adiknya, sang adik selamat namun Pangsuma meninggal dunia di bawah jembatan, yang saat ini berlokasi disebelah dermaga Meliau dan tidak jauh dari tempat itulah Pangsuma dimakamkan. Kini berdiri sebuah tugu yang diberi nama Tugu Pangsuma.