Panaikang, Sinjai Timur, Sinjai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Panaikang
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenSinjai
KecamatanSinjai Timur
Kode pos
92671
Kode Kemendagri73.07.03.2004
Luas4,72 km²
Jumlah penduduk1.945 jiwa (2010)
Kepadatan412 jiwa/km² (2010)


Panaikang adalah desa yang berada di kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Indonesia. Desa yang terletak 6 km dari ibu kota kabupaten ini berada pada ketinggian 0–500 m spl.

Wilayah administratif[sunting | sunting sumber]

Desa Panaikang adalah salah satu desa di Kecamatan Sinjai Timur. Luas Desa Panaikang adalah 4,72 km2. Wilayah Desa Panaikang sama dengan 6,57% dari seluruh wilayah Kecamatan Sinjai Timur.[1] Desa Panaikang merupakan salah satu desa di Kecamatan Sinjai Timur yang terletak di daerah pesisir.[2] Desa Panaikang terletak di ketinggian 500 mdpl.[3]

Bentang alam[sunting | sunting sumber]

Pantai Malenreng[sunting | sunting sumber]

Pantai Malenreng berada di Dusun Bangko, Desa Panaikang. Posisi Pantai Malenreng berhadapaan dengan pulau-pulau di Kecamatan Pulau Sembilan.[4]

Sungai Baringenge[sunting | sunting sumber]

Sungai Baringeng menerima curah hujan sebesar 3.000–3.500 mm. Tingkat kemiringan sungainya antara 0–2%. Bebatuan di dalam sungai Baringeng berjenis aluvium muda. Asalnya dari endapa laut dan sungai. Kecepatan aliran dari sungai Baringeng memberikan risiko banjir dalam skala sedang. Sekeliling sungai Baringeng merupakan lahan pertanian dengan jenis lahan kering maupun lahan basah. Selain itu terdapat hutan dan tambak.[5]

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2016, jumlah penduduk di Desa Panaikang sebanyak 1.847 orang. Lalu berkurang menjadi 846 orang pada tahun 2017. Jumlahnya kemudian meningkat pada tahun 2018, 2019, dan 2020 menjadi 1.875 orang, 1.889 orang, dan 1938 orang.[6]

Mata pencaharian[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar penduduk di Desa Panaikang bekerja sebagai nelayan.[7] Wilayah penangkapan ikan dari nelayan di Desa Panaikang mencapai Tanjung Pandan dan Pulau Bangka. Masa melaut dilakukan selama 1–6 bulan menggunakan perahu.[7] Sejak tahun 1955, nelayan di Desa Panaikang menggunakan alat tangkap ikan yang disebut payang. Perahu yang digunakan oleh nelayan juga dapat menampung hingga 12 orang.[8]

Pemanfaatan lahan[sunting | sunting sumber]

Lahan di Desa Panaikang dapat dibedakan menjadi lahan basah dan lahan kering. Lahan basah digunakan sebagai sawah. Luasnya pada tahun 2020 adalah 84 Ha. Sementara lahan kering meliputi perkebunan dan hutan rakyat. Lahan untuk perkebunan pada tahun 2020 seluas 314 Ha. Sedangkan lahan untuk hutan rakyat seluas 25 Ha. Lahan kering seluas 16 Ha digunakan untuk keperluan lain dan lahan seluas 33 Ha digunakan untuk keperluan selain pertanian.[9]

Tambak[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2021, luas lahan tambak di Desa Panaikang adalah 19,40 Ha.[10]

Komoditas[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2016, Desa Panaikang memproduksi padi sebanyak 455, 11 ton. Kemudian pada tahun 2017 dan 2018, jumlah produksinya meningkat menjadi 475,08 ton dan 515,01 ton. Namun pada tahun 2019 dan 2020, jumlah produksinya menurun menjadi 462,77 ton dan 374,79 ton.[11] Desa Panaikang juga memproduksi jagung sebanyak 95,20 ton pada tahun 2016. Jumlah produksinya meningkat menjadi 95,85 pada tahun 2017. Lalu pada tahun 2018 menurun menjadi 41,02 ton. Kemudian meningkat lagi menjadi 119,60 ton pada tahun 2019. Namun pada tahun 2020, jumlah produksinya berkurang menjadi 105,10 ton.[12]

Desa Panaikang juga memproduksi kacang tanah sebanyak 1,38 ton pada tahun 2016. Jumlah produksinya kemudian meningkat pada tahun 2017, 2018, dan 2019, sebesar 8,85 ton, 16,27 ton, dan 55,75 ton. Lalu pada tahun 2020, jumlah produksinya menurun menjadi 14,92 ton.[13]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Anshar, dkk. 2022, hlm. 119.
  2. ^ Halidah, Saprudin, dan Anwar, C. (2008). "Potensi dan Ragam Pemanfaatan Mangrove untuk Pengelolaannuya di Sinjai Timur, Sulawesi Selatan". Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. V (1): 68. 
  3. ^ Anshar, dkk. 2022, hlm. 121.
  4. ^ "Desa Wisata Panaikang Pantai Mallenreng". Jejaring Desa Wisata. 
  5. ^ Muhlis, dkk. (2020). Pemanfaatan Teknologi Geospasial untuk Mitigasi Bencana. Makassar: CV. Nas Media Pustaka. hlm. 107. ISBN 978-623-6941-37-9. 
  6. ^ Anshar, dkk. 2022, hlm. 122.
  7. ^ a b Sani, dkk. 2018, hlm. 88.
  8. ^ Sani, dkk. 2018, hlm. 89.
  9. ^ Anshar, dkk. 2022, hlm. 102.
  10. ^ "Perikanan Budidaya" (PDF). Dinas Perikanan Kabupaten Sinjai. Tabel 30. 
  11. ^ Anshar, dkk. 2022, hlm. 103.
  12. ^ Anshar, dkk. 2022, hlm. 103-104.
  13. ^ Anshar, dkk. 2022, hlm. 104.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]