PSIK Klaten

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PSIK Klaten
Nama lengkapPersatuan Sepak Bola Indonesia Klaten
JulukanHarimau Merapi
Nama singkatPSIK
StadionStadion Trikoyo
(Kapasitas: + 5.000)
PemilikAskab PSSI Klaten
ManajerIndonesia Sri Purwanto
PelatihIndonesia Sri Widadi
LigaLiga 3 Indonesia
Kelompok suporterAliansi Suporter Klaten (Alaska)
Kostum kandang
Kostum tandang
Stadion Trikoyo.

Persatuan Sepak Bola Indonesia Klaten atau disingkat menjadi PSIK Klaten adalah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah dan bermarkas di Stadion Trikoyo. Banyak yang mengungkapkan PSIK berdiri pada tanggal 10 Oktober 1946. Padahal klub ini sudah mengikuti kompetisi PSSI sejak sebelum Indonesia merdeka, tepatnya PSIK jadi anggota PSSI sejak tahun 1930an.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Dalam catatan koran Olahraga terbitan bulan Maret 1937, terdapat daftar tim-tim anggota baru PSSI. Salah satunya adalah PSIK Klaten yang diketahui salah satu pimpinan organisasinya adalah Soenardi. Bond lain yang juga baru bergabung dengan PSSI, antara lain adalah Ksatrya Sragen, Rens Bojonegoro, PSKS Kedoe Selatan, PESISS Salatiga, hingga PSIW Wonosobo.

Data lawas kembali dicari untuk melengkapi kepingan catatan sejarah tersebut. Salah satu media yang cukup aktif menulis berita tentang PSIK pada tahun 1930an adalah panjebar Semangat. Koran terbitan Solo ini memang beberapa kali mereportase berita soal PSIK yang bertanding. Baik di kompetisi resmi PSSI, maupun di laga uji coba.

Koran Panjebar Semangat terbitan 16 September 1939 membahas sebuah laga di Semarang. PSIK Klaten tercatat melawan tuan rumah PSIS Semarang, yang berakhir kemenangan PSIK dengan skor 3-2.

Sayang hasil bagus ini gagal terulang empat bulan kemudian. Masih di media yang sama, tim PSIK menjalani pertandingan persahabatan di Jogja. Saat melawan PSIM Yogyakarta di kandangnya, PSIK kalah telak 7-1, tepatnya di bulan Januari 1940 kala itu.

Dua sempel catatan ini memberi penjelasan bahwa di periode 1939/1940 tim PSIK sudah terbentuk, dan berani melakukan perjalanan pertandingan di luar kandang mereka di Klaten.

Jauh sebelum itu Panjebar Semangat juga membuat sebuah berita terkait PSIK, pada sebuah berita di bulan Agustus 1938. Dimana disana tertulis tim PSIK menjalani pertandingan kompetisi PSSI melawan PSM Madiun dengan hasil akhir kemenangan PSM 3-2.

Masih di koran yang sama yang diterbitan Juni 1940 dituliskan PSIK masuk di kompetisi PSSI musim 1940/1941 di Grup IV, bersama tim dari Solo (Persis), Semarang (PSIS) dan Salatiga. Yang akhirnya hasil akhirnya diperjelas diterbitan Agustus 1940, dimana disitu dijelaskan tim asal Klaten main dua kali setelah kalah dari Solo (4-1) dan Semarang (4-0).

Setelah melihat saksi data valid dan konkret dari koran Olahraga dan Panjebar Semangat, tentu hiipotesis bahwa PSIK sudah berdiri sejak tahun 1930an dan sudah rutin berkompetisi dan bertanding di lapangan hijau sudah terjawab dengan jelas.

Eks Pemain Piala Dunia pernah bergabung

Jika bicara soal kekuatan tim ini, dari sisi potensi pemainnya, mungkin bisa membaca buku karangan Arief Natakusumah, yang berjudul “Drama itu bernama Sepakbola”. Tepat di bab “Drama 16: Derby Ala Jawa” di halaman ke-82, terdapat sebuah tulisan menarik soal pemain bintang di tim PSIK.

Di zaman pendudukan Jepang, Persis masih sering tampil di Sriwedari menghadapi Jakarta, Surabaya atau Purwakarta. Di tim yang belakangan ini ada pemain top bernama Isaak Pattiwael yang dijuluki Macan Purwakarta. hebatnya dia salah satu anggota tim nasional Dutch Indies yang tampil pada Piala Dunia 1938 di Perancis. Saat melawat ke Solo, Persija diperkuat oleh Mahmul, kiper gemuk tapi lengket tangkapannya, lalu bek cekatan ruslan dan trio tangguh Sanger, Abidin dan Teck Eng serta kanan luar Iskandar. Lewat adil mereka, Persis terpaksa main dengan hasil seri 2-2. Mahmul, Ruslan, Abidin dan Pattiwael pada zaman revolusi hijrah ke Klaten. Namun mereka tidak bergabung dengan Persis, melainkan ke PSIK Klaten lantaran ditawari bekerja di pabrik sepatu Gayamprit. Bolah jadi kepindahan ini seperti sebuah kisah transfer pemain tempo doeloe. Sebelum hijrah ke Klaten, Mahmul, Ruslan dan Abidin adalah Anggota tim Sepakbola Bata Jakarta. Saat itu perusahaan sepatu milik Belanda ini boyongan sambil membawa peralatan pabrik ke Jawa Tengah

Lini masa[sunting | sunting sumber]