Orang Kurdi di Turki

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Orang Kurdi di Turki
Jumlah populasi
14 juta[1][2] sampai 22.5 juta[3]
Daerah dengan populasi signifikan
Terutama di Anatolia Tenggara dan Timur,
Sejumlah besar populasi migran di Istanbul, İzmir, Adana, dan Mersin
Bahasa
Kurdi, Turki
Agama
Islam
Mayoritas Sunni, minoritas Alevi
Kelompok etnik terkait
Iran, Zaza

Orang Kurdi di Turki (bahasa Kurdi: Kurdên li Tirkiyeyê; Turki: Türkiye'deki Kürtler) adalah etnis minoritas terbesar di negara tersebut. Menurut beberapa perkiraan, komposisi mereka 15,7%[4]-25%[5] dan menurut pihak-pihak lain 10%-30%[6] dari populasi Turki. Tidak seperti bangsa Turki, orang Kurdi berbicara dalam salah satu bahasa Indo-Eropa. Orang-orang Kurdi tinggal di seluruh provinsi Turki, tetapi mereka utamanya terkonsentrasi di bagian timur dan tenggara negara tersebut, yaitu wilayah Bakur.

Wilayah Kurdistan Raya

Berbagai peristiwa pembunuhan massal, seperti pembantaian Dersim dan pembantaian Zilan, terjadi secara berkala sejak pendirian Republik Turki pada tahun 1923. Dalam suatu upaya untuk menyangkal keberadaan mereka, pemerintah Turki mengkategorikan orang Kurdi sebagai "Orang Turki Gunung" sampai tahun 1991;[7][8][9] perkataan "Kurdistan" dan "Kurdi" ("Kurds" atau "Kurdish") secara resmi dilarang pada saat itu oleh pemerintah Turki.[10] Setelah kudeta militer pada tahun 1980, bahasa Kurdi secara resmi dilarang dalam kehidupan bermasyarakat maupun privat.[11] Banyak orang yang berbicara, mempublikasikan, atau bernyanyi dalam bahasa Kurdi ditangkap dan dipenjarakan.[12] Sejak diangkatnya larangan tersebut pada tahun 1991, populasi Kurdi di Turki telah lama berusaha agar bahasa Kurdi dimasukkan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah umum dan juga sebagai mata pelajaran.

Sejak tahun 1970-an, Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia telah mengutuk Turki karena ribuan pelanggaran hak asasi manusia. Pertimbangan-pertimbangan tersebut terkait dengan berbagai kasus eksekusi warga sipil Kurdi, penyiksaan, pemindahan paksa, penghancuran desa, penangkapan sewenang-wenang, pembunuhan dan penghilangan wartawan Kurdi.

Sejak tahun 1980-an, gerakan-gerakan Kurdi berupa aktivitas politik secara damai untuk hak-hak sipil yang mendasar bagi orang Kurdi di Turki maupun pemberontakan bersenjata dan perang gerilya—seperti serangan-serangan militer yang utamanya ditujukan pada berbagai pangkalan militer Turki—pertama-tama menuntut adanya suatu negara Kurdi yang terpisah dan kemudian penentuan nasib sendiri bagi orang Kurdi.[13] Menurut sebuah jajak pendapat dari pihak Turki, 59% dari mereka yang mengidentifikasi diri sebagai orang Kurdi di Turki berpikir bahwa orang Kurdi di Turki tidak menginginkan suatu negara terpisah (sementara 71,3% dari mereka yang mengidentifikasi diri sebagai orang Turki berpikir bahwa orang Kurdi menginginkannya).[14]

Sepanjang konflik Turki–PKK, diberlakukan embargo makanan di berbagai kota dan desa Kurdi.[15][16] Terdapat banyak contoh di mana orang Kurdi diusir secara paksa dari desa-desa mereka oleh pasukan keamanan Turki.[17] Banyak desa dilaporkan telah dibakar atau dihancurkan.[17][18] Sepanjang tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an, ditetapkan pelarangan terhadap partai-partai politik yang mewakili kepentingan Kurdi.[10] Pada tahun 2013, suatu gencatan senjata secara efektif mengakhiri kekerasan tersebut sampai bulan Juni 2015, yang berlanjut dengan perseteruan baru antara PKK (bahasa Kurdi: Partiya Karkerên Kurdistan) dan pemerintah Turki karena keterlibatan Turki dalam Perang saudara Suriah. Terdapat laporan kekerasan secara luas terhadap warga biasa Kurdi, berbagai cabang dan kantor pusat Partai Demokrat Rakyat pro-Kurdi diserang oleh massa.[19]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Türkiye'de Kürt nüfusu nedir? (2)". Sabah. 23 April 2013. Diakses tanggal 26 July 2015. 
  2. ^ "The CIA World Factbook: Turkey (18% of a total population of 79.7 million gives a figure of about 14 million)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-20. Diakses tanggal 23 December 2014. 
  3. ^ "Over 22.5 million Kurds live in Turkey, new Turkish statistics reveal". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-11. Diakses tanggal 26 July 2015. 
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Milliyet
  5. ^ Sandra Mackey , “The reckoning: Iraq and the legacy of Saddam”, W.W. Norton and Company, 2002. Excerpt from pg 350: “As much as 25% of Turkey is Kurdish.”
  6. ^ [1] Diarsipkan 2013-11-10 di Wayback Machine.[2] Diarsipkan 2020-04-11 di Wayback Machine. UNICEF Children in the Population
  7. ^ Turkey - Linguistic and Ethnic Groups - U.S. Library of Congress
  8. ^ Bartkus, Viva Ona, The Dynamic of Secession, (Cambridge University Press, 1999), 90-91.
  9. ^ Çelik, Yasemin (1999). Contemporary Turkish foreign policy (edisi ke-1. publ.). Westport, Conn.: Praeger. hlm. 3. ISBN 9780275965907. 
  10. ^ a b Baser, Bahar (2015). Diasporas and Homeland Conflicts: A Comparative Perspective. Ashgate Publishing. hlm. 63. ISBN 1472425626. 
  11. ^ Toumani, Meline. Minority Rules, New York Times, 17 February 2008
  12. ^ Aslan, Senem (2014). Nation Building in Turkey and Morocco. Cambridge University Press. hlm. 134. ISBN 1107054605. 
  13. ^ "Kurdistan-Turkey". GlobalSecurity.org. 2007-03-22. Diakses tanggal 2007-03-28. 
  14. ^ "In your opinion, do the Kurds want to have a separate state?". Public Perception of the Kurdish Question (PDF). Turkey: Foundation for Political, Economic and Social Research (SETA) and Pollmark. 2009. hlm. 63. ISBN 978-605-4023-06-6. Diarsipkan dari versi asli (Poll report) tanggal 2011-10-02. Diakses tanggal 2016-02-14. 
  15. ^ Olson, Robert (1996). The Kurdish nationalist movement in the 1990s : its impact on Turkey and the Middle East. Lexington, Ky.: University Press of Kentucky. hlm. 16. ISBN 0813108969. 
  16. ^ Shaker, Nadeen. "After Being Banned for Almost a Century, Turkey's Kurds Are Clamoring to Learn Their Own Language". Muftah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-01. Diakses tanggal 2016-02-14. 
  17. ^ a b Gunes, Cengiz (2013). The Kurdish National Movement in Turkey: From Protest to Resistance. Routledge. hlm. 130. ISBN 1136587985. 
  18. ^ Ibrahim, Ferhad (2000). The Kurdisch conflict in Turkey : obstacles and chances for peace and democracy. Münster : New York, N.Y.: Lit ; St. Martin's press. hlm. 182. ISBN 3825847446. 
  19. ^ "'Lynching Campaign' Targets Kurds in Turkey, HDP Offices Attacked". Armenian Weekly. 9 September 2015. 

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]