Opini publik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Opini publik atau pendapat umum adalah pendapat kelompok masyarakat atau sintesis dari pendapat dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan. Agregat dari sikap dan kepercayaan ini biasanya dianut oleh populasi orang dewasa.[1]

Pemilihan opini publik didasarkan kepada jumlah mayoritas yang efektif, dan bukan pada jumlah mayoritas secara keseluruhan. Opini publik menggunakan subjek berupa permasalahan baru yang mengandung pernyataan yang bersifat kontroversial. Sifat dari pernyataannya adalah memiliki suatu hal yang bertentangan, dan menjadi reaksi pertama atau sebuah gagasan baru.[2]

Pendekatan prinsip terhadap kajian opini publik dapat dibagi menjadi 4 kategori:

  1. pengukuran kuantitatif terhadap distribusi opini[3][butuh rujukan]
  2. penelitian terhadap hubungan internal antara opini individu yang membentuk opini publik pada suatu permasalahan[butuh rujukan]
  3. deskripsi tentang atau analisis terhadap peran publik dari opini publik[butuh rujukan][4]
  4. kajian baik terhadap media komunikasi yang memunculkan gagasan yang menjadi dasar opini maupun terhadap penggunaan media oleh pelaku propaganda dan manipulasi.[butuh rujukan]

Menurut Dan Nimmo, opini personal terdiri atas kegiatan verbal dan non verbal yang menyajikan citra dan interpretasi individual tentang objek tertentu, biasanya dalam bentuk isu yang diperdebatkan orang.[5]

Pernyataan dari suatu ppini dapat dilakukan secara aktif maupun secara pasif. Selain itu, opini juga dapat diungkapkan melalui perkataan yang jelas maupun kiasan, serta dapat memiliki konotasi maupun persepsi pribadi.[6] Opini dapat pula dinyatakan melalui perilaku, bahasa tubuh, raut muka, simbol-simbol tertulis, pakaian yang dikenakan, dan oleh tanda-tanda lain yang tak terbilang jumlahnya, melalui referensi, nilai-nilai, pandangan, sikap, dan kesetiaan.[7]

Opini publik itu identik dengan pengertian kebebasan, keterbukaan dalam mengungkapkan ide-ide, pendapat, keinginan, keluhan, kritik yang membangun, dan kebebasan di dalam penulisan.[8] Dengan kata lain, opini publik itu merupakan efek dari kebebasan dalam mengungkapkan ide-ide dan pendapat.[9]

Cara Mengetahui Adanya Opini Publik[sunting | sunting sumber]

Tahun 1965 sewaktu pembrontakan GESTAPU/PKI ada pertentangan antara PKI dan pendukung Pancasila yang kemudian menjadi Orde Baru. Pertentangan terjadi setelah mendengar bahwa ada pembunuhan terhadap para Jendral oleh PKI.[butuh rujukan] Pembrontakan PKI (GESTAPU/PKI) berlangsung di mana-mana, akan tetapi langsung dapat ditumpas.[butuh rujukan] Hal tersebut juga kita dengar dari surat kabar, radio, televisi dan film, rapat-rapat, pidato-pidato, di forum ceramah dan di mana saja.[butuh rujukan] Gejala tersebut disebut public opinion atau opini publik.[10]

Untuk memahami opini seseorang dan publik tidaklah mudah. Menurut R.P. Abelson, hal ini berkaitan dengan:

  1. Kepercayaan mengenai sesuatu (belief)[11]
  2. Apa yang sebenarnya dirasakan atau menjadi sikapnya (attitude)[11]
  3. Persepsi. Suatu pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi serta menafsirkan pesan dan persepsi merupakan pemberian makna pada stimuli inderawi.[12]

Peran Media Massa Sebagai Pembentuk Opini[sunting | sunting sumber]

Konon media pers saat ini pun telah bermetamorfosis menjadi satu kekuatan besar. Sebuah kekuatan yang harus diperhitungkan dalam sebuah negara yang menganut Sistem Demokrasi. Kekuasaan dalam membentuk dan mempengaruhi opini publik membuat pers kini berdampingan dengan kekuasaan lain yaitu Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.[Opini Publik versus Kepemimpinan] Diarsipkan 2017-03-21 di Wayback Machine.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Priyatna, Haris (2017). Kamus Sosiologi: Deskriptif dan Mudah Dipahami. Bandung: Nuansa Cendekia. hlm. 118. ISBN 978-602-7768-41-3. 
  2. ^ Wahid, Umaimah (2016). Nurbaya, Nunuk Siti, ed. Komunikasi Politik: Teori, Konsep, dan Aplikasi pada Era Media Baru (PDF). Bandung: Simbiosa Rekatama Media. hlm. 45. ISBN 978-602-7973-39-8. 
  3. ^ "Detail Materi [ Public dan Opini Publik dalam PR ] - UNIKOM Kuliah Online :: E-Learning UNIKOM". kuliahonline.unikom.ac.id. Diakses tanggal 2023-01-31. 
  4. ^ "Opini Publik". ppid-ku. Diakses tanggal 2023-01-31. 
  5. ^ Ahmad Sehu, “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Opini Khalayak Tentang Citra Masjid (Survey Opini Masyarakat Tentang Masjid Raya Aal Ittihaad)”, ( Tesis Universitas Indonesia, Jakarta,2003).
  6. ^ Suryana, Cecep (2019). Komunikasi Politik: Teori Dan Praktik (PDF). Bandung: CV. Mimbar Pustaka. hlm. 68. ISBN 978-979-98266-4-0. 
  7. ^ Moore,H. Frazier,Ph.d.Humas: Membangun Citra dengan Komunikasi.PT Remaja RosdaKarya Bandung: 2005 hal 51-52
  8. ^ Rumanti, Maria Assumpta (2005). Evelina, Lidia, ed. Dasar-Dasar Public Relations: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Grasindo. hlm. 80. 
  9. ^ SR. Maria Assumpta Rumati OSF, Dasar-Dasar Public Relations:Teori dan Praktik. Yogyakarta. 2001. hal 55.
  10. ^ Sunarjo.Djoenaesih.S. Opini Publik, Cetakan Pertama. Penerbit Liberty Offset Yogyakarta. Yogyakarta.1997. hal 25
  11. ^ a b Ruslan, Rosady (2005). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. hlm. 66. ISBN 979-421-688-7. 
  12. ^ Rosady Ruslan, Manajemen Humas Dan Komunikasi: Konsep Dan Aplikasi, Edisi Revisi, Rajawali Press. Jakarta. 2001. hal 52.
  • (Indonesia) Djoenasih S. Sunarjo, Opini Publik
  • (Indonesia) Helena Olii, Opini Publik
  • (Indonesia) Eriyanto, Teknik Sampling Analisis, Analisis Opini Publik