Nasionalisme Queer

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nasionalisme Queer adalah sebuah fenomena yang terkait dengan gerakan pembebasan gay dan lesbian dan nasionalisme. Pendukung gagasan ini menganjurkan agar komunitas LGBT menjadi bangsa sendiri karena mereka memiliki budaya dan adat yang unik.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Akibat tersebarnya homofobia dalam berbagai kebudayaan, muncul rasa kekecewaan dan keinginan untuk memisahkan diri dari mayoritas heteroseksual yang dianggap bermusuhan.[1] Perasaan ini dituangkan lewat pendirian Queer Nation pada tahun 1990, sebuah organisasi radikal yang dikenal akan slogannya "Kami di sini, kami queer, terbiasalah."

Pada tahun 1969, aktivis gay Don Jackson dari California mengusulkan agar kaum gay mengambil alih Kabupaten Alpine sebuah proyek yang disebut Negara Stonewall.[2]

Upaya pertama untuk mengklaim wilayah tertentu dilakukan pada tahun 2004 oleh sekelompok aktivis gay Australia yang menyatakan pulau-pulau kecil di Cato sebagai bagian dari Kerajaan Gay dan Lesbian Laut Coral, dengan Dale Parker Anderson sebagai kaisar.

Pada tahun 2007, Garrett Graham menerbitkan rencana dan konstitusi negara gay yang terinspirasi dari "Der Judenstaat" karya Theodor Herzl.[3]

Analisis[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1996, Brian Walker menerbitkan hasil analisisnya terkait dengan nasionalisme queer.[4] Walker mengamati bahwa beberapa ciri pembentukan identitas budaya secara nasionalistik juga berlaku untuk pergerakan nasional LGBT. Walker mengklasifikasikan nasionalisme queer sebagai salah satu bentuk nasionalisme "baru" yang didasarkan pada budaya dan berbeda dari nasionalisme "lama" yang didasarkan pada kelompok etnis atau agama. Ia menyimpulkan bahwa komunitas dan lesbian memenuhi banyak kriteria untuk dianggap sebagai bangsa, karena:

  • Semua jenis nasionalisme dimulai sebagai pergerakan sosial, dan nasionalisme queer merupakan pergerakan sosial
  • Komunitas gay memiliki budayanya sendiri, dengan kelompok diskusi, toko buku, majalah, bar, kabaret, dan aktivitas-aktivitas budaya lainnya yang unik
  • Kelompok LGBT memiliki sejarah dan sastra yang sama

Walker menganggap teknologi komunikasi modern seperti Internet sebagai sarana untuk menyatukan komunitas LGBT sebagai bangsa non-teritorial.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Rankin, L. P.: 'Sexualities and national identities: Re-imagining queer nationalism' in: Journal of Canadian Studies, Summer 2000". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2017-07-24. 
  2. ^ [Donn Teal: 'The Gay Militants: How Gay Liberation began in America, 1969–1971'. (New York: Stein and Day, 1971). pp. 281–298.]
  3. ^ Graham, Garrett: The Gay State, New York/Bloomington 3rd edition 2010 (=Graham), hlm. 11
  4. ^ Walker, Brian: "Social Movements as Nationalisms" in: "Rethinking Nationalism" ISBN 0-919491-22-7.

Bacaan lanjut[sunting | sunting sumber]

  • Paola Bacchetta. “Queer Formations in (Hindu) Nationalism.” In Sexuality Studies, edited by Sanjay Srivasta, 121–140. Oxford, U.K.: Oxford University Press, 2013.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]