Monyet Gorontalo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Monyet Gorontalo[1]
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
M. nigrescens
Nama binomial
Macaca nigrescens
(Temminck, 1849)
Gorontalo Macaque range

Monyet Gorontalo atau Monyet Dumoga (Macaca nigrescens) adalah spesies primata dari keluarga Cercopithecidae. Monyet Dumoga merupakan hewan endemik dari Pulau Sulawesi, dengan penyebaran di Gorontalo, Indonesia.[1]

Ciri fisik[sunting | sunting sumber]

Nama ilmiah untuk monyet dumoga adalah Macaca nigrescens.[3] Fisiknya ditandai denga ciri rambut berwarna hitam yang tidak begitu legam dengan warna pirang kemerahan.[4] Monyet dumoga masuk dalam famili Cercopithecidae dalam ordo Primata.[5]

Habitat[sunting | sunting sumber]

Monyet dumoga merupakan salah satu satwa endemik sulawesi.[6] Habitatnya di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.[7] Tempat tinggalnya ditemukan hingga di ketinggian 1.400 mdpl.[8] di Di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, monyet dumoga berbagi kawasan hutan dengan yaki. Batas-batas habitatnya ditandai dengan jelas.[9] Persebaran habitat Monyet dumoga sampai ke Gunung Padang dan batasnya hingga di bagian Timur Sungai Ongkag Dumoga di semenanjung bagian utara Pulau Sulawesi.[10] Sungai Ongkag Dumoga mnejadi pembatas yang jelas bagi habitat Monyet dumoga dengan habitat yaki.[11]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Groves, C.P. (2005). Wilson, D.E.; Reeder, D.M., ed. Mammal Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference (edisi ke-3). Baltimore: Johns Hopkins University Press. hlm. 163. ISBN 0-801-88221-4. OCLC 62265494. 
  2. ^ Sugardjito, J. & Richardson, M. (2008). "Macaca nigrescens". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 January 2009. 
  3. ^ Hidayat, Herman, ed. (2011). Politik Ekologi: Pengelolaan Taman Nasional Era OTDA. Jakarta: LIPI Press dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 250. ISBN 978-979-461-792-2. 
  4. ^ Solihin, dkk. 2019, hlm. 62.
  5. ^ Kai, Ais (2020). Bentang Alami dari Utara Indonesia. Manado: Yayasan Benua Manado. hlm. 52. ISBN 978-623-94579-4-5. 
  6. ^ Kawuwung, Femmy Roosje (2010). "Potensi Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Permasalahan dan Konservasi pada Tingkat Pengembangan dan Pengawasan". El-Hayah. 1 (2): 16. 
  7. ^ Soeparno, Lia (2020). Taman Nasional Sulawesi: 9 Pesona di Pulau Celebs. Jakarta: Penerbit Bhuana Ilmu Populer. hlm. 12. ISBN 978-623-04-0122-0. 
  8. ^ Mustari, Abdul Haris (2020). Kurniawan, Iwan, ed. Manual Identifikasi dan Bio-Ekologi Spesies Kunci di Sulawesi (PDF). Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 78. ISBN 978-623-256-169-4. 
  9. ^ Solihin, dkk. 2019, hlm. 24.
  10. ^ Nailufar, Balqis (2015). Manajemen Lanskap untuk Penanggulangan Konflik dengan Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Sulawesi Utara (PDF). Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. hlm. 5. 
  11. ^ Supriatna, Jatna (2021). Otobiografi Jatna Supriatna: Jejak Selusur Seorang Petualang, Pendidik, dan Wiraswasta Perikehidupan Alam. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 150. ISBN 978-623-321-099-7. 

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]