Mikrotrauma

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Mikrotrauma adalah istilah umum yang diberikan untuk cedera kecil pada tubuh.[1]

Serat otot bisa jadi mengalami "robekan mikro" selama mikrotrauma

Mikrotrauma dapat berupa robekan mikro pada serat otot, pada selubung pembungkus otot, atau pada jaringan ikat. Robekan mikro ini juga dapat berupa tarikan pada tendon dan tulang (lihat hukum Wolff ). Tidak diketahui apakah ligamen dapat beradaptasi seperti ini. Mikrotrauma pada kulit (tekanan, benturan, gesekan) juga dapat menyebabkan semakin tebalnya kulit. Seperti terlihat dari kalus atau kapalan yang terbentuk karena berjalan tanpa alas kaki, atau kalus pada tangan yang dihasilkan dari panjat tebing atau latihan beban. Ini mungkin disebabkan oleh peningkatan penggandaan sel kulit pada bagian-bagian tubuh, di mana sel-sel cepat mengelupas atau mengalami tekanan atau gesekan.

Kebanyakan mikrotrauma mengakibatkan peradangan rendah, yang tidak dapat dilihat atau dirasakan. Cedera ini dapat timbul pada otot, ligamen, tulang punggung, dan cakram sendi, baik secara tunggal ataupun kombinasi. Mikrotrauma berulang yang tidak diberikan cukup waktu untuk pulih, dapat mengakibatkan perkembangan kondisi yang lebih serius.

Efek negatif[sunting | sunting sumber]

Nyeri punggung dapat berkembang secara bertahap sebagai akibat mikrotrauma yang disebabkan oleh aktivitas berulang seiring waktu. Karena kekambuhan yang lambat dan progresif dari cedera internal ini, kondisi ini sering diabaikan sampai gejalanya menjadi akut dan parah. Pengabaian ini sering mengakibatkan cedera yang melumpuhkan. Cedera punggung akut dapat timbul dari teknik pengangkatan tekanan yang dilakukan tanpa pemulihan yang memadai. Sementara cedera akut mungkin disebabkan oleh insiden tunggal yang jelas.

Efek positif[sunting | sunting sumber]

Setelah jaringan otot mengalami mikrotrauma dari stres (seperti mengangkat beban), sel otot ini dapat dibangun dan dipulihkan kembali. Jaringan otot yang terbentuk biasanya lebih besar dan kuat sebagai kompensasi untuk mengurangi kemungkinan cedera di masa depan. Pertumbuhan otot inilah yang menjadi tujuan olahraga angkat beban, seperti yang dilakukan oleh atlet binaraga.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Thomas, Clayton L., M.D., M.P.H. (1993). Taber's Cyclopedic Medical Dictionary, Edition 18. F.A. Davis. hlm. 1212. ISBN 0-8036-0194-8.