Masjid Al-Alam Cilincing

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Masjid al-Alam Cilincing)

Masjid al-Alam Cilincing adalah salah satu masjid kuno yang terletak di daerah Cilincing Lama RT 005 RW 05 Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Kotamadia Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta.[1] Masjid ini dibangun sekitar abad 17 oleh Sultan Fatahillah. Tahun 1972, Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta melakukan pemugaran dengan mengganti dinding bata setinggi I00 cm. Bagian atas bangunan masjid ini masih dipertahankan keasliannya, yaitu berupa dinding bambu. Pelataran parkir dibuat pada sisi selatan dan barat. Pada tahun 1989, pemugaran dilakukan kembali oleh Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. Serambi timur dan utara diperluas, tempat wudhu dan WC juga dibuat.

Bangunan[sunting | sunting sumber]

Bangunan Masjid al-Alam Cilincing dibatasi pagar tembok di sisi barat, selatan dan timur. Pintu gerbang utama terletak di sisi barat daya. Pada kiri kanan gerbang masing-masing satu buah tiang ·setinggi kurang lebih 2,50 m terbuat dari tembok berbentuk empat persegi, makin ke atas makin kecil. Bagian atas masjid ini terdapat hiasan berbentuk kubah bercat hijau. Di bagian bawah tiang ini terdapat tulisan kaligrafi, sebelah kiri berbunyi "Laillaha illallah" dan di sebelah kanan berbunyi "Muhammadarrasulullah". Masjid ini menghadap ke arab timur, pintu masuk ada lima buah, terletak masing-masing dua buah di sisi selatan, utara dan satu di sisi timur yang merupakan pintu utama berukuran 140 x 250 cm dengan dua buah daun pintu.

Ruang utama masjid ini berbentuk bujur sangkar, berukuran 10 x 10 m. Berlantai ubin berwama merah hati, dinding terdiri atas dua bagian yaitu bagian bawah dan atas. Bagian bawah terbuat dari tembok tingginya 100 cm dilapisi keramik berwama putih. Dinding bagian atas terbuat dari bambu yang dipecah kemudian dijejerkan sehingga membentuk dinding, yang terdiri atas dua lapis. Masing-masing dinding terdapat dua buah jendela dengan satu daun jendela berukuran 70 x 130 cm. Pada bagian atas jendela terdapat lubang angin.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ MASJID KUNO INDONESIA. JAKARTA: DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. 1999. hlm. 121–122.