Lugh

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lukisan karya H. R. Millar tahun 1905 yang mengilustrasikan kekuatan dari tombak sihir Dewa Lugh.

Lugus, sering disebut sebagai Lugh atau Lug (dalam Bahasa Celtic: "Lynx," yang artinya "Yang Bersinar") menurut mitos celtic adalah dewa utama bagi Bangsa Celtic kuno, raja penguasa Tuatha Dé Danann. Dalam beberapa catatan oleh Julius Caesar, ia disandingkan dengan Mercury, dewa utama dalam mitologi Romawi karena memiliki kesamaan yang serupa. Ia juga dijuluki sebagai pejuang karena kemampuan bertarungnya di medan perang serta memiliki keahlian dalam membuat segala keterampilan pandai besi. Dalam peperangan Lugh dilengkapi dengan senjata tombak petir Assal atau Assail - seperti julukan pada namanya "Lugh Lama-fada" atau "Lug Lámfota" (dalam Bahasa Inggris: Lugh the Long Arm), yang merujuk pada tombak petir-panjang miliknya yang tidak bisa dilawan oleh musuh manapun dan ahli dalam menggunakannya. Ia mempunyai dua tempat tinggal yang berada di Tara di County Meath dan di Moytura, di County Sligo. Bangsa Celtic kuno memperingati setiap tanggal 1 Agustus yang disebut dengan Lughnasa, yang diyakini mereka sebagai hari suci untuk Dewa Laugh. Kultusnya tersebar luas di seluruh Celtic kuno dan namanya hingga saat ini sering digunakan sebagai nama suatu tempat atau lokasi di berbagai wilayah di Eropa dan Britania Raya seperti Lyon, Laon, Leiden, dan Carlisle (sebelumnya Luguvallium, dalam Bahasa Inggris adalah "Strong in the God Lugus").[1] Di sebagian tempat yang tidak pernah diduduki Bangsa Romawi seperti di Isle of Man dan Irlandia, ia diberi nama Sam Ildanach yang memiliki arti terampil menguasai berbagai seni dan kemampuan sekaligus.[2][3][4] Di Wales, Lugh dikenal dengan nama Lleu Llaw Gyffes ("Lleu of the Dexterous Hand").[5][1]

Karakteristik[sunting | sunting sumber]

Bangsa Celtic memiliki banyak dewa dan dewi, dan pada setiap suku mereka memiliki dewa pelindungnya sendiri. Terkadang eksistensi dewa dewi tersebut berkaitan dengan lokasi atau kejadian tertentu. Lugh adalah dewa yang dikenal oleh semua suku. Ia dihormati hampir oleh semua bangsa Celtic.[2]

Atribut[sunting | sunting sumber]

Lugh digambarkan sangat ahli dalam menggunakan beragam senjata tempur meskipun ia bukan termasuk golongan dewa-dewa perang. Dalam peperangan ia dilengkapi dengan tombak ajaib, yang dapat terus membunuh musuhnya sesaat setelah dilemparkan oleh pemiliknya. Menurut mitos Irlandia, dalam pertempuran tombak tersebut dapat menyemburkan api dan melesat ke depan merobek barisan musuh. Tombak Lugh, Gae Assail, atau The Slaughter, diyakini sebagai senjata yang paling kebal dan ia memiliki kendali penuh untuk memanggil kembali tombak tersebut ke genggamannya setelah mencapai sasarannya.[6] Lugh juga memiliki senjata lain berupa ketapel, yang ia gunakan ketika membunuh Balor.[7] Di beberapa bagian di Irlandia, ketika badai petir datang, penduduk setempat mengatakan bahwa Lugh dan Balor sedang berkelahi-sehingga mereka memberikan julukan pada Lugh sebagai dewa badai. Lugh juga memiliki hubungan dekat dengan Manannán mac Lir, dewa laut.[8] Kuda perangnya, Aonbharr atau Enbharr adalah hasil penempaan Manannán yang memungkinkannya dapat melewati daratan dan lautan. Selain itu, Lugh juga menjadi pemilik pedang "the answerer" setelah kematian Manannán.[9][10][11]

Mitologi[sunting | sunting sumber]

Kelahiran[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan catatan-catatan pada Kitab Invasi mengenai sejarah awal Irlandia, Lugh merupakan putra dari Eithne dan Cian (anak dari seorang tabib Diancecht).[12] Eithne adalah seorang putri cantik, anak Balor of the Evil Eye dari Fomorians, ras menyeramkan yang menjadi musuh bagi Tuatha de Danann (ras keturunan Dewi Danu).[13] Ada yang mengatakan Eithne adalah dewi perawan yang dijuluki Aranrhod (Roda Perak). Ia bertemu dengan Cian dari Tuatha de Danann hingga mereka memiliki seorang anak bernama Lugh, pada catatan lain disebutkan bahwa Eithne melahirkan anak kembar tiga. Pada permulaannya, Balor, kakek Lugh diramalkan akan dikalahkan dan dibunuh oleh cucunya sendiri pada suatu masa. Untuk menghindari ramalan tersebut, Balor mengunci putrinya, Eithne di sebuah menara tinggi sehingga ia tidak akan pernah berkesempatan bertemu dengan pria dan memiliki seorang anak.[14] Tetapi keserakahan Balor sendiri menyebabkan kejatuhannya, karena dia mencuri seekor sapi ajaib, Glas Ghaibhleann, yang merupakan milik seorang pandai besi dan dirawat oleh seorang pria bernama Cian. Diancam dengan kematian oleh pemilik Glas kecuali dia mengambil kembali sapinya, Cian menemukan jalannya ke wilayah Balor dan, menemukan menara tempat Eithne dipenjara, menyamar sebagai seorang wanita untuk mendapatkan akses kepadanya.[15] Saat itulah Eithne pertama kali melihat Cian, yang dikenalinya dari mimpi-mimpinya. Ketika Lugh lahir, Balor memerintah untuk segera membunuhnya. Ia Kemudian dibawa ke lautan dan dilemparkan ke tengah-tengah ombak yang membuat mereka mengira Lugh telah mati. Namun wanita Druid bernama Birog, seorang penyihir yang mempertemukan Eithne dengan Cian sebelumnya, dengan kekuatan sihir lainnya ia berhasil menyelamatkan bayi Lugh dan membawa lugh dari tengah laut menuju tempat ayahnya. Lugh Kemudian diasuh oleh putri Taillte dari Raja Highland, dan dari Echad the Rough. Disana ia tumbuh dewasa dan diajarkan beberapa teknik bertarung terutama dalam menggunakan pedang tunggal. Ia sangat cepat menguasai kemampuan penggunaan pedang dengan jangkauan yang begitu lama dan akurat sehingga ia mendaparkan nama Lugh the Long Arms.[5] Dalam suatu kisah ia memimpin Tuatha de Denann dalam peperangan dan berhasil membunuh kakeknya, Balor, pimpinan Fomorians saat itu.[10][16]

Perjalanan ke Aula Tara[sunting | sunting sumber]

Saat masih muda, ketika Raja Nuadhu telah kembali ke singgasananya, Lugh pergi ke Bukit Tara, kedudukan Raja Tertinggi Irlandia, dan tiba di pintu benteng Raja. Dia meminta penjaga pintu untuk memberi tahu Raja bahwa dia ingin bergabung dengan keluarganya. Penjaga Pintu memberi tahu Lugh bahwa tidak ada yang bisa bergabung dengan keluarga Raja tanpa keahlian khusus. Lugh membela dirinya dengan bahwa ia merupakan orang yang terampil dalam seni, puisi, kedokteran, diri, pandai besi, pemain harpa, pembawa cangkir dan Anglo, serta berbagai bakat lainnya. Penjaga Pintu kemudian menjawab bahwa mereka sudah memiliki orang-orang yang memiliki setiap keterampilan yang telah ia sebutkan. Maka Lugh segera membalasanya dengan mengatakan bahwa ia adalah seseorang yang ahli dalam semua bidang yang telah disebutkan secara sekaligus. Ucapan Lugh tersebut didengar oleh raja dan Nuada tertarik untuk mengujinya. Mula-mula Nuada mengirimkan pemain catur terbaiknya, tetapi Lugh dengan mudah mampu mengalahkannya. Begitu masuk ke Istana, Lugh dihadapkan dengan sang juara Ogama.Ia terlihat sedang kesusahan membawa batu besar yang membutuhkan 80 ekor lembu untuk menariknya. Namun Lugh membantun mengangkat batu besar tersebut dengan mudahnya. Kemudian Lugh diuji dengan sebuah alat musik, tetapi Lugh tampak mahir memainkannya. Ia mengeluarkan beberapa alunan yang merdu yang membuat raja dan penghuni Istana semakin terpesona.[5][17] Berkatat bakatnya juga ia mendapatkan posisi status tertinggi dalam istana raja sebagai Kepala Ollam oleh Nuada yang membuat reputasinya semakin membaik dan atribut yang setara dengan raja, seperti mendapatkan banyak pengawal pribadi.[18]

Perang Melawan Raksasa[sunting | sunting sumber]

wilayah Celtic dahalu merupakan dataran luas yang tidak berpenghuni, tidak memiliki pohon dan hamparan rumput. Terdapat beberapa ras yang tinggal dan berkuasa disana selama beberapa ratus tahun. Mereka adalah ras raksasa dari dunia bawah, bangsa Fomorian, Firbolgs, dan ras para dewa dari atas awan, Tuatha De Danann. Dalam suatu kisah, terjadi perselisihan antara De Danann dan bangsa Fomori. Raja Bres, penguasa Fomori saat itu memerintah dengan kejam dan menindas kaum Danann. Nuada, pemimpin De Danaan, yang sempat mengalami cidera setelah bertarung melawan Firbolgs, hendak merebut kembali kekuasaannya terhadap Fomori, sehingga terjadilah peperangan antara bangsa Fomori dan Tuatha De Danann.[19]

Raja Bres mengumpulkan semua kekuatannya, termasuk meminta bantuan kepada raksasa Balor - penguasa Fomori lainnya yang paling jahat dengan kekuatan pandangan matanya yang dapat menjatuhkan siapapun yang melihatnya. Di usianya yang sudah tua, mata Balor menjadi terkulai dan penutup matanya harus diangkat oleh beberapa orang dengan tali dan katrol. Meski begitu, mata Balor tetap menjadi senjata yang menyeramkan. Kemudian di lain pihak, Tuatha De Danann yang sebelumnya kebingungan mendengar Fomori akan menggunakan kekuatan mata Balor, sidatangi oleh orang asing yang mengaku memiliki segala keahlian dan menguasainya dengan sangat mahir. Ia mengaku dirinya sebagai Lugh, cucu dari Balor yang menanti ramalan kematian kakeknya. Ia bersedia untuk membantu Danaan melawan Fomori. Namun, sebelum memimpin ke medan perang, ia meminta agar pasukannya dilengkapi dengan beberapa perbekalan sihir.[20]

Hingga bertemulah raksasa dan dewa di Tower of Plains — mereka perang selama berhari-hari. Pertempuran tersebut terlihat imbang, keduanya kehilangan banyak pasukan dan senjata, tetapi berkat kekuatan sihir, pasukan Danann terlihat seperti tidak pernah berkurang. Hal ini membuat Fomori semakin marah. Mereka menyerbu Danaan dengan teriakan nyaring, membuat semua senjata musuh hancur. Kemudian Fomori mengeluarkan Balor, untuk menghabisi sisa-sisa musuh mereka. Balor mengalahkan banyak Danaan, termasuk Nuada, hingga ia bertemu dengan Lugh. Begitu kelopak matanya yang besar masih terangkat sebagiannya, Lugh mengambil katapel dan melemparkan batu besar yang langsung terarah ke mata Balor. Peluru tersebut bersarang jauh di dalam kepalanya dan membuat Balor terbunuh seketika. Dengan kematian Balor, Danaan dengan cepat mengalahkan Fomori. Lugh, yang telah memimpin mereka menuju kemenangan mereka, diangkat menjadi raja di akhir pertempuran.[21]

Kematian[sunting | sunting sumber]

Kisah Lugh berakhir dengan tragedi pembunuhan antara kerabat keluarga atas balas dendam ayah dan anak. Lugh mengetahui bahwa kerabatnya, Cermait sedang selingkuh dengan istrinya. Mendengar hal tersebut, sebagai balasannya Lugh segera membunuhnya. Putra Cermait yang mengalami kesedihan atas kematian ayahnya membuat rencana untuk menenggelamkan Lugh di danau yang sekarang disebut Loch Lugborta. Akhirnya Lugh mati ditangan tiga anak dewa Cermait.[6] Setelah kematian Lugh, orang-orang Irlandia kuno mempercayai kelahiran Cu Chulainn, pahlawan Ulster sebagai reinkarnasi dari Lugh dan akan mendapatkan kekuatan yang sama seperti ayahnya.[22][16]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "Lugus | Celtic deity". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-23. 
  2. ^ a b B. A., History; Facebook, Facebook; Twitter, Twitter. "The Legend of Lugh, the Celtic Craftsman God". Learn Religions (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-23. 
  3. ^ Freeman 2017, hlm. 2-3.
  4. ^ Bernard 2003, hlm. 7.
  5. ^ a b c Monaghan 2004, hlm. 297.
  6. ^ a b Matson 2010, hlm. 76.
  7. ^ Freeman 2017, hlm. 24.
  8. ^ Kneale, Alastair (2020-08-04). "Celtic God Lugh and Gaelic Festival of Lughnasadh". Transceltic - Home of the Celtic nations (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-26. 
  9. ^ Matson 2010, hlm. 80.
  10. ^ a b "Lugh". Mythopedia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-24. 
  11. ^ Kneale, Alastair (2019-01-12). "Magnificent Horse of the Celtic Gods - 'Enbarr of the Flowing Mane'". Transceltic - Home of the Celtic nations (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-26. 
  12. ^ Rutherford 2015, hlm. 52.
  13. ^ Monaghan 2004, hlm. 457.
  14. ^ Monaghan 2004, hlm. 32.
  15. ^ Monaghan 2004, hlm. 89.
  16. ^ a b Winters, Riley. "Lugh of the Long-Arm: The Martial and Sovereign Reach of Lugh Lama-fada". www.ancient-origins.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-24. 
  17. ^ Bernard 2003, hlm. 20-21.
  18. ^ "Lugh". Bard Mythologies (dalam bahasa Inggris). 2014-06-05. Diakses tanggal 2020-08-24. 
  19. ^ Bernard 2003, hlm. 18.
  20. ^ Bernard 2003, hlm. 21.
  21. ^ Bernard 2003, hlm. 22.
  22. ^ Matson 2010, hlm. 35.

Daftar Pustaka[sunting | sunting sumber]