Leizu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Leizu (Hanzi: 嫘祖; Pinyin: Léi Zǔ), juga dikenal sebagai Xi Lingshi (Hanzi: 西陵氏, Wade–Giles Hsi Ling-shih), merupakan seorang Permaisuri legendaris Tiongkok dan istri Huang Di. Menurut tradisi, ia menemukan serikultur, dan menemukan alat tenun sutra pada abad ke-27 SM.

Mitos[sunting | sunting sumber]

Leizu menemukan Ngengat sutra saat minum teh di tengah hari, dan seekor kepompong jatuh ke dalam tehnya.

Menurut salah satu catatan, seekor kepompong ulat sutra jatuh ke dalam tehnya, dan panasnya membungkus sutra sampai meregangkan seluruh tamannya. Ketika sutra itu putus, ia melihat seekor kepompong kecil dan menyadari bahwa kepompong ini adalah sumber sutra. Versi lain mengatakan bahwa ia menemukan ulat sutra yang memakan daun murbei dan kepompong itu menyulam sutra. Ia mengumpulkan beberapa sutra, lalu duduk minum teh. Sambil menghirup cangkirnya, ia menjatuhkan kepompong ke air yang mengepul. Sebuah benang halus mulai memisahkan diri dari kepompong ulat sutra. Leizu menemukan bahwa ia dapat melepas benang lembut dan indah ini di jarinya.

Ia membujuk suaminya untuk memberinya sepatang pohon murbei, tempat ia dapat menjinakkan cacing yang membuat kepompong ini. Ia dikaitkan dengan penemuan reel sutera, yang menggabungkan filamen halus menjadi benang yang cukup kuat untuk ditenun. Ia juga berjasa dengan menciptakan alat tenun sutera pertama. Tidak diketahui berapa banyak, jika ada, dari kisah ini benar, namun sejarawan mengetahui bahwa Tiongkok merupakan negara peradaban pertama yang menggunakan sutera. Leizu berbagi penemuannya dengan orang lain, dan pengetahuannya tersebar luas di Tiongkok.

Ia menjadi objek pemujaan populer di Tiongkok modern, dengan gelar 'Ibunda Ulat Sutra' (Can Nainai).[1]

Leizu memiliki seorang putra bernama Changyi dengan Kaisar Huang Di, dan ia adalah ayahanda Kaisar Zhuanxu. Pamanda Zhuanxu dan ayahandanya, putra-putra Huang Di, dilewati dan Zhuanxu terpilih sebagai pewaris Huang Di.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Fan Lizhu, "The Cult of the Silkworm Mother as a Core of a Local Community Religion in a North China Village: Field Study in Zhiwuying, Baoding, Hebei," The China Quarterly No. 174 (Jun. 2003), 360.
  2. ^ Asiapac Editorial (2006). Great Chinese emperors: tales of wise and benevolent rule (edisi ke-revised). Asiapac Books Pte Ltd. hlm. 9. ISBN 9812294511. Diakses tanggal 2012-04-04. 

Bacaan selanjutnya[sunting | sunting sumber]

  • Kuhn, Dieter (1984). "Tracing a Chinese Legend: In Search of the Identity of the 'First Sericulturalist.'" T'oung Pao 70: 213–45.