Latihan anaerobik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Latihan kekuatan termasuk dalam latihan anaerobik
Seorang model sedang memperagakan latihan beban

Latihan anaerobik adalah jenis latihan fisik yang memecah glukosa dalam tubuh tanpa menggunakan oksigen; anaerobik berarti “tanpa oksigen”.[1] Secara praktis, latihan anaerobik lebih intens, tetapi durasinya lebih pendek dibandingkan latihan aerobik.[2] Latihan ini dapat dilakukan oleh pemula yang baru memulai olahraga dalam 2-3 kali tiap seminggu dengan durasi waktu 5-10 menit.[3]

Aspek biokimia dari latihan anaerobik melibatkan proses yang disebut glikolisis, saat glukosa diubah menjadi adenosin trifosfat (ATP), yang merupakan sumber energi utama untuk reaksi-reaksi kimia di dalam sel.[4] Karbohidrat dipecah hanya secara parsial.[5] Produksi asam laktat sangat meningkat selama latihan anaerobik sehingga senyawa ini menumpuk dengan cepat. Dengan begitu, kelelahan otot akan timbul secara temporer. Latihan anaerobik dapat digunakan untuk membantu membangun daya tahan dan kekuatan otot.[6][7]

Contoh Latihan Anaerobik[sunting | sunting sumber]

Terdapat beberapa contoh latihan anaerobik, yaitu lompat tali, angkat beban, bersepeda, lari sprint, serta high intensity interval training (HIIT).[8] Selain itu, squat, crunches, push-up, dan pull-up juga merupakan contoh dari latihan anaerobik.[9][10]

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Terdapat beberapa manfaat dari latihan anaerobik, yaitu:

  1. Latihan fisik untuk pasien obesitas. Latihan anaerobik dapat bermanfaat untuk mengurangi jumlah massa tubuh, presentasi lemah tubuh, serta mengurangi lemak abdomen. Selain itu, latihan ini juga dapat meningkatkan kardiorespirasi tubuh.[11] Menurut Irianto (dalam Febrianta, 2015) daya kardiorespirasi adalah kapasitas fungsional dari organ paru-paru dan jantung menyuplai oksigen untuk kerja otot dalam kurun waktu lama.[12]
  2. Peningkatan kemampuan otot dalam bekerja.[13]
  3. Peningkatan kebugaran tubuh.[14]
  4. Meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang.[9]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Anaerobic: MedlinePlus Medical Encyclopedia". medlineplus.gov (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-30. 
  2. ^ Nutrition and enhanced sports performance : muscle building, endurance, and strength. Bagchi, Debasis,, Nair, Sreejayan,, Sen, Chandan K. Amsterdam. ISBN 978-0-12-396477-9. OCLC 854977747. 
  3. ^ Apituley, Tracy L. D.; Pangemanan, Damajanty H. C.; Sapulete, Ivonny M. (2021-03-15). "Pengaruh Olahraga Terhadap Coronavirus Disease 2019". Jurnal Biomedik : JBM. 13 (1): 111–117. doi:10.35790/jbm.13.1.2021.31752. ISSN 2597-999X. 
  4. ^ Cooper, Geoffrey M. (2000). "Metabolic Energy". The Cell: A Molecular Approach (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-2nd). 
  5. ^ Hermawan, Rahmat (2020). Fisiologi Olahraga (PDF). Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja. hlm. 10. 
  6. ^ Aouadi, R.; Khalifa, R.; Aouidet, A.; Ben Mansour, A.; Ben Rayana, M.; Mdini, F.; Bahri, S.; Stratton, G. (2011). "Aerobic training programs and glycemic control in diabetic children in relation to exercise frequency". The Journal of Sports Medicine and Physical Fitness. 51 (3): 393–400. PMID 21904277 – via Google Scholar. 
  7. ^ d'Hooge, R.; Hellinckx, T.; Van Laethem, C.; Stegen, S.; De Schepper, J.; Van Aken, S.; Dewolf, D.; Calders, P. (2011). "Influence of combined aerobic and resistance training on metabolic control, cardiovascular fitness and quality of life in adolescents with type 1 diabetes: a randomized controlled trial". Clinical Rehabilitation. 25 (4): 349–359. doi:10.1177/0269215510386254. hdl:1854/LU-1095166alt=Dapat diakses gratis. PMID 21112904. 
  8. ^ "Apa itu Olahraga Anaerobik? Ini Pengertian dan Manfaatnya". SehatQ. Diakses tanggal 2022-02-24. 
  9. ^ a b "Mengulik Apa Itu Olahraga Anaerobik Sekaligus Manfaatnya". Hello Sehat. 2021-04-16. Diakses tanggal 2022-02-24. 
  10. ^ "Orang dengan faktor risiko PTM disarankan melakukan latihan fisik aerobik atau anaerobik untuk meningkatkan imunitas. Apakah perbedaannya? Yuk, simak". Direktorat P2PTM. Diakses tanggal 2022-02-24. 
  11. ^ Oroh, Pricillia J.; Wungouw, Herlina I. S; Engka, Joice N.A. (2021). "Latihan Fisik Pada Pasien Obesitas". Jurnal Biomedik. 13 (1): 34–43. 
  12. ^ Febrianta, Yudha (2015). "Kebugaran Kardiorespirasi Pemain UKM Sepakbola Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2015". Dinamika Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar. 7 (2). doi:10.30595/dinamika.v7i2.928. ISSN 2655-870X. 
  13. ^ Setyaningrum, Dyah Ayu Woro (2020-12-29). "Pentingnya olahraga selama pandemi COVID-19". Jurnal Biomedika dan Kesehatan. 3 (4): 166–168. doi:10.18051/JBiomedKes.2020.v3.166-168. ISSN 2621-5470. 
  14. ^ "Apa saja manfaat latihan fisik aerobik dan anaerobik?". Direktorat P2PTM. Diakses tanggal 2022-02-24.