L'Art pour l'art
"L'Art pour l'art" ("seni demi seni" dalam bahasa Prancis) adalah slogan yang muncul di dunia Barat di abad ke-19. Maksudnya adalah, nilai seni pada hakekatnya tidak bersifat didaktik, moral atau berkegunaan.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Teorisasi "l'art pour l'art" pertama kali dibuat penulis asal Prancis Théophile Gautier (1811–1872). Perumusannya dapat dibaca dalam kata pengantar novel Mademoiselle de Maupin tahun 1834.
Gautier adalah yang pertama yang mengucapkannya sebagai slogan, tapi ada yang mengungkapkan wawasannya sebelum dia, misalnya dalam karya penulis asal Prancis juga Victor Cousin,[1] Benjamin Constant, dan penulis asal Amerika Serikat Edgar Allan Poe.
Pengaruh
[sunting | sunting sumber]Di Amerika Serikat
[sunting | sunting sumber]Gerakan Tonalisme mengkritik kebiasaan sejak abad ke-16 menuntut seni mengabdi ke pemerintah atau agama. Ini juga telah diterjemahkan ke bahasa latin "Ars Gratia Artis" sebagai moto untuk perusahaan produksi Metro-Goldwyn-Mayer.
Di Jerman
[sunting | sunting sumber]Penyair Stefan George adalah salah satu yang pertama menterjemahkan slogan ini ke "(Jerman) Die Kunst für die Kunst" dan menggunakannya sebagai pernyataan sastra dalam majalahnya Blätter für die Kunst tahun 1892. Dia terutama terpengaruh oleh Charles Baudelaire dan seniman Symbolisme Prancis yang dia temui di Paris di lingkungan penyair Stéphane Mallarmé.
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ "Art for art's sake" (dalam bahasa Inggris). 2015. Diakses tanggal 30 Maret 2015.