Lompat ke isi

Kura-kura Byuku

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kura-kura Byuku
CITES Apendiks II (CITES)[2]
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Testudines
Subordo: Cryptodira
Superfamili: Testudinoidea
Famili: Geoemydidae
Genus: Orlitia
Gray, 1873
Spesies:
O. borneensis
Nama binomial
Orlitia borneensis
Gray, 1873
Sinonim[3]
  • Orlitia borneensis Gray, 1873
  • Clemmys (Heteroclemmys) gibbera Peters, 1874
  • Bellia borneensis Boulenger, 1889
  • Cistudo borneensis Boulenger, 1889
  • Hardella baileyi Bartlett, 1895
  • Brookeia baileyi Bartlett, 1896
  • Adelochelys crassa Baur, 1896
  • Liemys inornata Boulenger, 1897
  • Brookia baileyi Pritchard, 1967
  • Orlitia borneoensis Ewert, 1979 (ex errore)

Kura-kura Sungai Kalimantan atau Bajuku (Orlitia borneensis) adalah spesies kura-kura dalam famili Bataguridae. Spesies ini merupakan monotipe dalam genus Orlitia.[3] Kura-kura ini dapat ditemukan di Indonesia dan Malaysia. Bajuku sering keliru disebut sebagai Biuku atau Byuku, yang sebenarnya mengarah pada kura-kura tuntong sungai.

Spesies ini merupakan kura-kura air tawar terbesar di Asia Tenggara, dengan panjang maksimum mencapai 80 cm dan berat maksimum hingga 50 kg. Hewan ini hidup di danau besar, rawa, dan sungai yang alirannya lambat. Spesies yang sebagian besar bersifat piscivor (pemakan ikan) ini memiliki karapas berwarna cokelat tua atau hitam yang halus dan berbentuk oval, serta plastron berwarna cokelat kekuningan pucat hingga putih kusam. Kepalanya kuat dengan rahang yang kokoh dan moncong yang sedikit menonjol; kepala individu dewasa berwarna cokelat tua hingga hitam secara seragam, sedangkan individu muda memiliki pola gelap dengan garis pucat yang memanjang dari mulut hingga bagian belakang kepala.[4] Spesies ini sesekali memakan buah yang jatuh dan dapat pula mengonsumsi vertebrata lain yang tersedia. Spesies ini diekspor dalam jumlah besar dari Indonesia karena dagingnya yang sangat dihargai, dan meskipun langka, spesies ini tidak dilindungi di Malaysia.[5] Perusakan habitat untuk perkebunan kelapa sawit serta perburuan untuk perdagangan obat tradisional Tionghoa juga turut menyebabkan statusnya menjadi Kritis menurut IUCN.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. Horne, B.D.; Das, I.; Hamidy, A.; Kusrini, M.D.; Guntoro, J.; As-singkily, M. (2020). "Orlitia borneensis". 2020 e.T15509A724972. doi:10.2305/IUCN.UK.2020-2.RLTS.T15509A724972.en. ;
  2. "Appendices | CITES". cites.org. Diakses tanggal 2022-01-14.
  3. 1 2 Fritz Uwe; Peter Havaš (2007). "Checklist of Chelonians of the World". Vertebrate Zoology. 57 (2): 238. doi:10.3897/vz.57.e30895. ISSN 1864-5755. S2CID 87809001.
  4. 1 2 "Malaysian giant turtles". Bristol Zoo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-11-21.
  5. "Wildlife of RER: Malaysian Giant Turtle". RESTORASI EKOSISTEM RIAU (RER) - Ecological Restoration | Protect and Restore Ecosystems (dalam bahasa Inggris). 2019-01-30. Diakses tanggal 2020-11-21.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]